2.5.1.2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan
kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula Winarno, 1992. Di Indonesia penggunaan pemanis buatan, baik jenis maupun jumlah batas
maksimum konsumsi pemanis buatan dalam satu hari yang aman bagi kesehatan atau dikenal dengan “Acceptable Daily Intake ADI” diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 208Men.KesPerIV1985, ADI dinyatakan dalam mgkg berat badan. Pemanis buatan yang diizinkan dan batas
maksimum konsumsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 Syah, 2005.
2.5.2. Tujuan Penggunaan Pemanis Buatan
Menurut Cahyadi 2006, pemanis buatan ditambahkan ke dalam bahan makanan mempunyai beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut:
1. Sebagai makanan bagi penderita diabetes mellitus kencing manis karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah.
2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan. 3. Menghindari kerusakan gigi.
4. Pada industri makanan dan minuman, industri rokok pemanis buatan digunakan
dengan tujuan untuk menekan biaya produksi.
Tabel 1. Pemanis Buatan Yang Diizinkan dan Batas Maksimum Konsumsinya
No Pemanis Buatan
ADI mgkg berat badan
1. Aspartam
50 2.
Siklamat 11
3. Sakarin
5
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Penggunaan Pemanis Buatan Dalam Bahan Makanan
Di Indonesia penggunaan pemanis buatan, baik jenis maupun jumlah yang digunakan dalam bahan makanan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 208Men.KesPerIV1985, penggunaan pemanis buatan berdasarkan jenis bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2
Cahyadi, 2006.
2.5.4. Keamanan Pemanis Buatan Terhadap Kesehatan Manusia
Beberapa penelitian mengenai keamanan pemanis buatan terhadap kesehatan masih menunjukkan hasil yang tidak konvensional. Meskipun pemanis
buatan dinyatakan aman untuk dikonsumsi, tetapi bila penggunaanya tidak sesuai aturan maka akan menimbulkan efek yang merugikan. Beberapa efek
penggunaannya perlu kita kenal mengingat beberapa jenis bahan tambahan makanan aman dikonsumsi dalam jumlah sedikit, dan akan membahayakan
kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan Yuliarti, 2007.
Tabel 2. Penggunaan Pemanis Buatan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
No Pemanis Buatan Jenis Bahan Makanan
Batas Maksimum Penggunaan mgkg
1. Aspartam
- -
2. Sakarin
1. Minuman ringan
2. Permen karet
3. Permen
4. Saus
5. Es krim
6. Jem dan jeli
300 natrium sakarin 50 natrium sakarin
100 natrium sakarin 300 natrium sakarin
200 natrium sakarin 200 natrium sakarin
4. Siklamat
1. Minuman ringan
2. Permen karet
3. Permen
4. Saus
5. Es krim
6. Jem dan jeli
1000 asam siklamat 500 asam siklamat
1000 asam siklamat 3000 asam siklamat
2000 asam siklamat 1000 asam siklamat
hanya dalam bentuk sediaan
Universitas Sumatera Utara
2.6. Sakarin 2.6.1. Struktur Kimia dan Sifat-sifat Sakarin
Gambar 2. Struktur molekul sakarin
Nama kimia : benzoat sulfimida atau orto-sulfobenzamida
Rumus empiris : C
7
H
5
NO
3
S Berat molekul
: 183,18 g mol
-1
Pemerian : sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, larutan encer sangat manis dengan rasa manis yang tajam dan meninggalkan rasa pahit
Kelarutan : sakarin sukar larut dalam etanol. Agak sukar larut dalam air,
eter, dan kloroform. Larut dalam air mendidih. Mudah larut dalam larutan ammonia encer, alkali hidroksida, dan alkali
karbonat Ditjen POM, 1995. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa
manis kira-kira 250 sampai 700 kali lipat sukrosa. Pada tahun 1900 sakarin menjadi umum digunakan sebagai pemanis pada makanan dan minuman. Sakarin
biasanya digunakan dalam bentuk garam natrium yang sangat larut dalam air yaitu 0,67 gram per mililiter air pada suhu kamar. Natrium sakarin dibuat secara sintetis
pertama kali oleh Ira Remsen dan Constantine Fahlberg dari Universitas John Hopkins pada tahun 1879. Natrium sakarin merupakan hasil sintetis dari toluen
Hughes, 1987.
Universitas Sumatera Utara