Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Prilaku Konsumen, Faktor yang Mendorong Keputusan Membeli

4. Menyelamatkan ketegantungan umat Islam terhadap non syariah konvensional

2.4. Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Tabel 2.1. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah NO ITEM BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH 1. Bunga Berbasis bunga Berbasis revenueprofit loss sharing 2. Resiko Anti risk Risk sharing 3. Operasional Beroperasi dengan Pendekatan sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor riil Beroperasi dengan pendekatan sektor riil 4. Produk Produk tunggal kredit Multi produk jual beli, bagi hasil, jasa 5. Pendapatan Pendapatan yang diterima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan 6. Negative Spread Mengenal negative Spread Tidak Mengenal negative spread 7. Dasar Hukum Bank Indonesia dan pemerintah Al-quran, sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia dan pemerintah 8. Falsafah Berdasarkan atas bunga riba Tidak berdasarkan bunga riba, spekulasi maisir dan ketidak jelasan gharar 9. Operasional -Dana masyarakat dana pihak ketigaDPK berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo -Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan, aspek halal tidak menjadi pertimbangan agama -Dana masyarakat dana pihak ke tigaDPK berupa titipan wadiah dan investasi mudharabah yang baru akan mendapatkan hasil jika ‘diusahakan’terlebih dahulu -Penyaluran dana financing Pada usaha yang halal dan menguntungkan 10. Aspek sosial Tidak diketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi Sumber : Rodoni dan Hamid 2008.

2.5. Prilaku Konsumen, Faktor yang Mendorong Keputusan Membeli

Bervariasinya jumlah penawaran memberikan dorongan kepada konsumen untuk menentukan sikap dalam menentukan keputusan membeli yang sesuai dengan keinginannya. Pengalaman dan pengaruh dari orang lain akan sangat mempengaruhi masyarakat di dalam prilakunya. Adapun maksud dari prilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang di beli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk dan jasa. Lamb, Hair dan Mcdaniel, 2001. Prilaku yang dimaksud sebagai prilaku konsumen akhir. Konsumen akhir ialah baik individu maupun rumah tangga yang berinteraksi dinamis antara afeksi dan kognisi, prilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan pertukaran dalam hidup mereka, dengan membeli produk atau jasa untuk konsumsi personal. Kotler, 1999 dan Stiadi, 2003. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan unsur-unsur prilaku konsumen adalah sebagai berikut : 1. Prilaku konsumen menyoroti prilaku individu. 2. Prilaku konsumen menyakut proses keputusan memakai dan menghabiskan produknya. 3. Mengetahui prilaku konsumen meliputi prilaku yang dapat diamati kapan, dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana barang yang telah dibeli dikonsumsi, juga termasuk variable-variabel yang tidak dapat diamati 11. Organisasi Tidak memiliki dewan pengawas syariah DPS Harus memiliki dewan pengawas syariah 12. Uang Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran seperti nilai-nilai yang diinginkan konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi dan bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam- macam. Konsumen yang termotivasi siap untuk bertindak dalam hal melakukan pembelian. Tindakan tersebut dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi dan setiap individu menerima, mengatur dan menginterpretasiakan informasi dengan cara masing-masing. Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapat keyakinan dan sikap yang kemudian mempengaruhi prilaku pembelian. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian ognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecendrungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap obyek dan gagasan. Setiap orang mempunyai sikap terhadap sesuatu seperti agama, kebutuhan dan sebagainya.

2.6. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli