Pandangan Keyakinan Tentang Bunga

dan mencakup segala aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.

2.13. Pandangan Keyakinan Tentang Bunga

Semenjak dahulu sistem bunga dalam suatu transaksi sudah menjadi polemik di kalangan filosif Yunani dan Romawi. Menuru Plato dan Aristoteles dalam Zulkifli 2003 “bunga merupakan alat eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin. Bahkan sistem bunga menjadi penyebab perpecahan dalam masyarakat dan fungsi uang adala sebagai alat tukar bukan sebagai alat mengahsilkan tambahan melalui bunga. Demikian pula di kalangan Yahudi melarang implementasi sistem bunga. Mereka mengecam keras sistem tersebut dalam transaksi apapun, seperti termua dalam kitab-kitab Yahudi. Kitab Eksodus keluaran pasal 22 ayat 25 dikatakan jika engkau meminjam uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantara kamu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.Zulkifli, 2002. Agama Kristen juga berpandangan bahwa menetapkan bunga adalah sebagai tindakan kriminal. Mereka menyatakan dalam kitabnya Lukas pasal 6 ayat 34-35 “Dan, jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdoasa, supaya mereka menerimakembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuat baik kepada mereka dan pimjamkanlah dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang yang jahat”.Mutasowifin, 2003 : 10. Agama Islam berpandangan bahwa menetapkan bunga adalah riba yang berlipat ganda sebagaimana yang dibahas dalam Al-quran banyak membahas tetang riaba, firman Allah Swt. “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan QS : Ali-imron 130, dalam surah lain yaitu surah Ar-rum ayat 39 Allah Swt. berfirman “Dan sesuatu riba tambahan yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang- orang yang melipat gandakan pahalanya”.Antonio: 2001. 2.14. Lokasi Teori lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial. Lokasi dilihat dengan luas sebagai produk perbedaan biaya spatial dengan variasi dari tempat ke tempat pada penjualan potensial yang pada dasarnya diabaikan. Seorang ahli teori lokasi August Losch mengemukakan pendapatnya tentang keterkaitan lokasi dengan kegiatan ekonomi, dimana dia berusaha memperlihatkan bagaimana aktivitas ekonomi harus disusun dalam suatu ruangan agar mencapai suatu kesimbangan kondisi perekonomian antara industri, produsen, dan konsumen yang ada. Untuk mencapai kesimbangan, ekonomi ruangan Losch memiliki syarat sebagai berikut: 1. Lokasi dari setaip orang haruslah mendapat keuntungan sedapat mungkin, terutama dalam kaitannya dengan profit untuk produsen dan juga perolehan bagi konsumen. 2. Lokasi produksi haruslah banyak sehingga keseluruhan ruangan akan ditemapati. 3. Dalam aktivitas yang terbuka bagi setiap orang sehingga tidak ada profit dari industri-industri yang baru. 4. Bidang pasokan, produksi, dan penjualan haruslah sekecil mungkin, karena hanya ada sejumlah industri yang akan dapat bertahan untuk mencapai nilai maksimumnya. 5. Pada berbagai batasan luas pasar konsumen akan dapat diberikan terhadap mana aka menghasilkan lokasi yang akan mendapat suplai. Kondisi ini haruslah diisi jika order spatial dari ekonomi adalah untuk mendapatkan suatu pengertian dan permanensi yang lain. Losch menguraikan kondisi kesetimbangan dalam lima persmaan, dari mana akan membentuk ekonomi ruangan yang dapat dikerjakan Sirojuzilam: 2006: 60.

2.15. Studi Terdahulu