5.3. Hasil Analisis Data Tabel
5.13. Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia
Kelompok Kadar Trombosit 10
3
mm
-3
p Mean SD
Hamil Normal 268,62
68,275 0,573
Pre-eklamsia 275,33
42,084 Eklamsia
312,00 132,972
Dari hasil analisis perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil, penderita pre- eklamsia dan eklamsia dengan menggunakan uji ANOVA, dengan CI Confidence
Interval 90 diperoleh p value nilai signifikansi adalah 0,573 p 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna terhadap kadar
trombosit pada ketiga kelompok tersebut.
5.4. Pembahasan 5.4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan usia, sesuai dengan tabel 5.3, didapat pada sampel ibu hamil dengan pre-eklamsia pada usia antara 21
hingga 34 tahun adalah 4 orang 57,1 serta di atas 35 tahun berjumlah 3 orang 42,9, dan pada ibu hamil dengan eklamsia terdapat masing-masing 3 orang
50 pada usia di bawah 20 tahun dan usia antara 21 hingga 34 tahun. Hal ini dapat dikatakan cukup sesuai dengan teori salah satu faktor risiko terjadinya pre-
eklamsia, yaitu ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun Wagner, 2004.
5.4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status Gravida
Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan status gravida yang dapat dilihat pada tabel 5.5, terlihat bahwa pada sampel pre-eklamsia, 3 orang
42,9 merupakan primigravida dan 4 orang 57,1 non-primigravida.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan keseluruhan sampel eklamsia yang berjumlah 4 orang termasuk dalam primigravida. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Artikasari 2009 yang meneliti tentang hubungan antara primigravida dengan kejadian pre-eklamsia eklamsia di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan hubungan yang bermakna antara primigravida dengan kejadian pre-eklamsia eklamsia, dengan nilai signifikansi p = 0,045 CI
95, serta primigravida memiliki risiko 1,458 kali lebih besar dari non- primigravida. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Walker dan
Dekker 1997 dalam Tanjung 2004 bahwa kejadian pre-eklamsia lebih sering dijumpai pada primigravida, yang dijelaskan dengan dugaan bahwa terdapat
respon imunologis yang abnormal dari ibu ketika ibu pertama kali terpapar dengan antigen janin.
5.4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.7 dan 5.9, didapatkan bahwa pada sampel pre-eklamsia terdapat 1 orang 14,3 memiliki tekanan sistolik antara 140
hingga 150 mmHg dan 6 orang 85,7 dengan tekanan sistolik di atas 160 mmHg, serta 2 orang 28,6 memiliki tekanan diastolik antara 90 hingga 100
mmHg dan 5 orang 71,4 dengan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg. Sedangkan pada sampel eklamsia, 1 orang 20 memiliki tekanan sistolik di
antara 110 hingga 130 mmHg, dan masing-masing 2 orang 40 dengan tekanan sistolik antara 140 hingga 150 mmHg dan di atas 160 mmHg. Untuk tekanan
diastoliknya, terdapat masing-masing 2 orang 40 dengan tekanan diastolik di bawah 80 mmHg dan di antara 90 hingga 100 mmHg, serta 1 orang 20
memiliki tekanan diastolik di atas 110 mmHg. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria utama diagnosa untuk pre-eklamsia dan eklamsia, yaitu tekanan darah
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, ataupun tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih pada kehamilan di atas 20 minggu Wagner, 2004.
Universitas Sumatera Utara
5.4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Derajat Proteinuria