Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

(1)

PERBANDINGAN KADAR TROMBOSIT PADA

IBU HAMIL NORMAL, PENDERITA PRE-EKLAMSIA

DAN EKLAMSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

H. ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

DEWI PERTIWI MAHA

070100176

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PERBANDINGAN KADAR TROMBOSIT PADA

IBU HAMIL NORMAL, PENDERITA PRE-EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

DEWI PERTIWI MAHA NIM: 070100176

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Nama : Dewi Pertiwi Maha

NIM : 070100176

Pembimbing Penguji

dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D. Prof. dr. Haris Hasan, Sp.PD, Sp.JP(K) NIP. 195508071985032001 NIP. 195604051983031004

dr. Tina Christina L. Tobing, Sp.A(K)

NIP. 196109101987122001

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab tersering morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, dengan Case Fatality Rate sebesar 2,35% yang merupakan penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2005. Salah satu gejala dari pre-eklamsia dan eklamsia adalah trombositopenia. Namun normalnya, selama kehamilan kadar trombosit dalam darah juga menurun.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan

cross-sectional. Jumlah sampel yang diperoleh dari rekam medis di RSUP H. Adam

Malik Medan selama bulan Desember 2009 hingga Oktober 2010 berjumlah 27 orang ibu hamil. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik ANOVA menggunakan program SPSS.

Dari analisis statistik diperoleh nilai signifikansi p = 0,573 (CI 90%). Dari hasil penelitian (p > 0,1) didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.


(5)

ABSTRACT

Pre-eclampsia and eclampsia are the most common cause of morbidity and mortality of mother and fetus, with Case Fatality Rate is 2,35%, which is the biggest cause of maternal death in Indonesia on year 2005. One of the clinical symptom of pre-eclampsia and eclampsia is thrombocytopenia. But on the normal pregnancy, thrombocyte level on the blood is also decreased.

The purpose of this study is to compare the thrombocyte level of normal pregnancy, pre-eclampsia and eclampsia.

This study is an analytic study with cross-sectional approach. The number of sample that found from medical record on H. Adam Malik General Central Hospital, Medan since December 2009 until October 2010 are 27 pregnant women. The data is analyzed with ANOVA by using SPSS program.

From the statistical analyze, we got significance value p = 0,573 (CI 90%). With p > 0,1, the conclusion of this study is, there is no significant difference with the thrombocyte level of normal pregnancy, pre-eclampsia and eclampsia.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt., karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan”. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca.

Dengan selesainya penyusunan karya tulis ilmiah ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH.

2. Yang terhormat dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama penyusunan proposal hingga penyusunan laporan hasil karya tulis ilmiah ini.

3. Yang terhormat Prof. dr. Haris Hasan, Sp.PD, Sp.JP(K) dan dr. Tina Christina L. Tobing, Sp.A(K) sebagai Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II dalam Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah yang akan berlangsung.

4. Yang terhormat dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes. dan dr. Tina Christina L. Tobing, Sp.A(K) sebagai Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II dalam Seminar Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan kritik dan saran bagi proposal karya tulis ilmiah ini.


(7)

5. Yang terhormat Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin dan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.

6. Yang tercinta kedua orang tua penulis M. Sani Maha dan Maharani Sagala serta saudara-saudara saya, Pebranta Demis Maha, Mahardika Saputra Maha dan Rahmat Dunihirat Maha yang selalu mendukung penulis selama penelitian hingga penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Kepada sahabat-sahabat penulis, Deza Anggraini, Eva Rahmadani, Eva Sonatalia, Mia Endang Sopiana, Nur Akmal Hayati, Ofia Vincentia, dan Sondang Napitupulu, yang bersama-sama saling mendukung dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada teman satu kelompok, Dennis Sibarani dan Eka Sriwahyuni yang juga telah saling mendukung dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Desember 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Trombosit ... 4

2.2. Perubahan Fisiologis dari Aspek Kadar Trombosit pada Kehamilan ... 5

2.3. Pre-eklamsia dan Eklamsia ... 5

2.3.1. Definisi ... 5

2.3.2. Etiologi ... 5

2.3.3. Gejala Klinis dan Klasifikasi ... 7

2.3.4. Diagnosis ... 8

2.3.5. Penatalaksanaan ... 9

2.3.6. Komplikasi ... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 12

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 12

3.2. Definisi Operasional ... 12


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 14

4.1. Rancangan Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 15

4.5. Metode Analisis Data ... 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 16

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 16

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 16

5.2.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 17

5.2.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status Gravida ... 18

5.2.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Sistolik ... 19

5.2.4. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Diastolik ... 20

5.2.5. Karakteristik Responden berdasarkan Derajat Proteinuria ... 21

5.2.6. Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Pre-eklamsia dan Eklamsia ... 22

5.3. Hasil Analisis Data ... 23

5.4. Pembahasan ... 23

5.4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 23

5.4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status Gravida ... 23

5.4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ... 24

5.4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Derajat Proteinuria ... 24

5.4.5. Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Pre-eklamsia dan Eklamsia ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 27

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Diagnosa 17 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Usia 17

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Usia menurut Diagnosis 17 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Status Gravida 18 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Status Gravida menurut Diagnosis 18 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Tekanan Darah Sistolik 19 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Tekanan Darah Sistolik menurut Diagnosis 20 5.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Tekanan Darah Diastolik 20 5.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Tekanan Darah Diastolik menurut Diagnosis 21 5.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Derajat Proteinuria 21 5.11 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan Derajat Proteinuria menurut Diagnosis 22 5.12 Distribusi Frekuensi Kadar Trombosit Responden 22 5.13 Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal,


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Ethical Clearance Lampiran 4 Data Induk


(13)

ABSTRAK

Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab tersering morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, dengan Case Fatality Rate sebesar 2,35% yang merupakan penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2005. Salah satu gejala dari pre-eklamsia dan eklamsia adalah trombositopenia. Namun normalnya, selama kehamilan kadar trombosit dalam darah juga menurun.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan

cross-sectional. Jumlah sampel yang diperoleh dari rekam medis di RSUP H. Adam

Malik Medan selama bulan Desember 2009 hingga Oktober 2010 berjumlah 27 orang ibu hamil. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik ANOVA menggunakan program SPSS.

Dari analisis statistik diperoleh nilai signifikansi p = 0,573 (CI 90%). Dari hasil penelitian (p > 0,1) didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.


(14)

ABSTRACT

Pre-eclampsia and eclampsia are the most common cause of morbidity and mortality of mother and fetus, with Case Fatality Rate is 2,35%, which is the biggest cause of maternal death in Indonesia on year 2005. One of the clinical symptom of pre-eclampsia and eclampsia is thrombocytopenia. But on the normal pregnancy, thrombocyte level on the blood is also decreased.

The purpose of this study is to compare the thrombocyte level of normal pregnancy, pre-eclampsia and eclampsia.

This study is an analytic study with cross-sectional approach. The number of sample that found from medical record on H. Adam Malik General Central Hospital, Medan since December 2009 until October 2010 are 27 pregnant women. The data is analyzed with ANOVA by using SPSS program.

From the statistical analyze, we got significance value p = 0,573 (CI 90%). With p > 0,1, the conclusion of this study is, there is no significant difference with the thrombocyte level of normal pregnancy, pre-eclampsia and eclampsia.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan kematian maternal terjadi lebih dari 500.000 kasus per tahun di seluruh dunia, yang terjadi akibat proses reproduksi. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia (Tanjung, 2004).

Angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, dengan angka kematian bayi (AKB) sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2007). Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia dengan angka kejadiannya berkisar antara 0,51% - 38,4% menurut WHO. Di negara maju, angka kejadian pre-eklamsia berkisar 6% - 7%. Di negara berkembang, angka kematian ibu karena pre-eklamsia masih tinggi. Menurut Hasan (1992) dalam Tanjung (2004), penyebab angka kematian ibu dan anak yang tinggi pada kasus pre-eklamsia dan eklamsia di negara-negara berkembang adalah karena pemeriksaan antenatal dan upaya pencegahan yang kurang, serta terlambat mendapat penanganan yang tepat.

Menurut Depkes RI, pada tahun 2005 kasus pre-eklamsia dan eklamsia memiliki persentase kasus sebesar 4,91% dari seluruh kasus obstetri di rumah sakit di Indonesia, dengan Case Fatality Rate sebesar 2,35% yang merupakan penyebab kematian ibu terbesar.

Pre-eklamsia ialah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (Wibowo dan Rachimhadhi, 2006). Sedangkan eklamsia adalah pre-eklamsia yang terkomplikasi dengan kejang tonik-klonik umum (Leveno et al., 2003). Etiologi dan patofisiologi dari pre-eklamsia dan pre-eklamsia masih belum dapat dijelaskan secara pasti, namun terdapat beberapa hipotesis yang mencoba menerangkan hal tersebut, salah satunya adalah


(16)

teori tentang disfungsi endotel. Disfungsi endotel ini akan menyebabkan aktivasi koagulasi, sehingga dapat terjadi trombositopenia konsumtif (Asali dkk, 1964 dalam Tanjung, 2004). Sedangkan pada ibu hamil normal, dikatakan trombosit juga menurun kadarnya secara progresif selama kehamilan (Hanretty, 2003). Karena itu, adalah menarik untuk membandingkan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia melalui penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu pertanyaan, yaitu bagaimanakah perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membandingkan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik ibu hamil normal, ibu hamil penderita pre-eklamsia dan pre-eklamsia berdasarkan usia ibu, status gravida, tekanan darah, dan derajat proteinuria.

2. Mengetahui kadar trombosit pada ibu dengan kehamilan normal, pre-eklamsia dan pre-eklamsia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pre-eklamsia bagi peneliti maupun pembaca dalam hasil penelitian nantinya.

2. Dapat dijadikan sebagai sumber untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan pre-eklamsia.


(17)

3. Dapat memberikan kontribusi positif sebagai bahan penyuluhan dalam upaya peningkatan pelayanan kebidanan dalam mengatasi pre-eklamsia.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Trombosit

Darah manusia terdiri atas unsur-unsur padat berupa eritrosit, leukosit dan trombosit, yang tersuspensi dalam media cair yang disebut plasma. Plasma itu sendiri terdiri dari air, elektrolit, metabolit, nutrien, protein, dan hormon. Plasma manusia mempunyai kadar total protein sekitar 7,0 – 7,5 g/dL, yang membentuk bagian utama unsur padat dalam plasma (Rand dan Murray, 2003).

Trombosit dihasilkan dari sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Megakariosit berasal dari megakarioblas yang merupakan hasil diferensiasi dari sel induk hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi dua kali lipat. Pada berbagai stadium dalam perkembangannya, sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan. Tiap megakariosit dapat menghasilkan kurang-lebih 4000 trombosit. Rentang waktu sejak diferensiasi sel induk hemopoietik sampai produksi trombosit berkisar selama 10 hari.

Pengatur utama produksi trombosit adalah trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombopoietin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi dari megakariosit.

Jumlah trombosit normal adalah sekitar 250.000/mm3 (atau sekitar 250x109/L) dengan kisaran antara 150.000 hingga 400.000/mm3. Lama hidup trombosit yang normal adalah sekitar 7 – 10 hari.

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis normal jika terjadi cedera pada vaskular. Jika tidak ada trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan dari pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsi trombosit tersebut (Hoffbrand dkk., 2002).


(19)

2.2. Perubahan Fisiologis dari Aspek Kadar Trombosit pada Kehamilan Kehamilan adalah suatu rangkaian kejadian yang baru terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma, dan ovum tersebut kemudian berkembang hingga menjadi janin yang aterm. Masa kehamilan dimulai sejak konsepsi hingga kelahiran. Hamil normal berlangsung selama kurang-lebih 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Guyton, 2007).

Normalnya pada kehamilan, kerja dari sumsum tulang meningkat (Guyton, 2006), sehingga jumlah sel-sel yang dihasilkan oleh sumsum tulang meningkat, seperti sel darah merah dan trombosit (Anwar, 2004). Namun selain itu juga terjadi peningkatan volume darah, hingga dapat mencapai 30% di atas normal (Guyton, 2006). Hal ini mengakibatkan pengenceran darah, sehingga terlihat kadar dari komponen-komponen darah, termasuk trombosit, menurun dalam pemeriksaan.

2.3. Pre-eklamsia dan Eklamsia 2.3.1. Definisi

Menurut Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (1993) dalam Tanjung (2004), pre-eklamsia adalah suatu sindrom yang terdiri dari proteinuria dan hipertensi dengan atau tanpa edema, yang dijumpai pada ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu. Ibu hamil tersebut belum pernah menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya (Mochtar, 1998). Sedangkan eklamsia adalah pre-eklamsia ditambah dengan adanya kejang tonik-klonik umum yang menyerang ibu hamil tersebut (Leveno et al., 2003)

2.3.2. Etiologi

Etiologi dari pre-eklamsia dan eklamsia masih belum jelas hingga sekarang. Banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ahli, namun masih belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan.


(20)

a. penyebab kejadian pre-eklamsia meningkat pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa;

b. penyebab kejadian pre-eklamsia bertambah sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan, yang umumnya terjadi pada triwulan III; c. penyebab terjadinya perbaikan dari gejala-gejala penyakit jika terjadi

kematian janin dalam kandungan;

d. penyebab kejadian pre-eklamsia menjadi lebih rendah pada kehamilan selanjutnya; dan

e. penyebab munculnya hipertensi, proteinuria, edema, dan konvulsi sampai koma pada keadaan eklamsia.

Dari hal-hal tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pre-eklamsia (Mochtar, 1998).

Leeman dan Fontaine (2008) menyebutkan beberapa teori tentang patogenesis pre-eklamsia, yaitu

a. implantasi plasenta yang abnormal (defek pada trofoblas dan arteriol spiralis);

b. faktor angiogenik (meningkatnya sFlt-1 atau soluble fms-like tyrosine kinase 1, menurunnya kadar placental growth factor);

c. maladaptasi kardiovaskular dan vasokonstriksi; d. predisposisi genetik (maternal, paternal, trombofilia);

e. intoleransi imunologis antara fetoplasental dan jaringan maternal; f. aktivasi trombosit; dan

g. kerusakan atau disfungsi endotel vaskular.

Meskipun penyebabnya masih belum jelas, namun terdapat predisposisi pada beberapa kelompok, yaitu:

a. pasien primigravida,

b. pasien dengan risiko yang meningkat sesuai usia,

c. terdapat riwayat keluarga dengan pre-eklamsia atau hipertensi,

d. pasien dengan riwayat hipertensi sebelumnya, khususnya pada penyakit ginjal atau kelainan jaringan ikat,


(21)

f. kehamilan dengan diabetes, g. mola hidatidiformis, dan h. sensitisasi rhesus yang berat. (Hanretty, 2003)

2.3.3. Gejala Klinis dan Klasifikasi

Sesuai dengan definisinya, maka gejala utama dari pre-eklamsia adalah hipertensi, proteinuria, dan edema yang muncul pada kehamilan trimester II atau pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Namun terdapat tanda dan gejala lain, yang sesuai dengan kelainan-kelainan organ yang terjadi karena pre-eklamsia, seperti oliguria atau anuria, trombositopenia, kejang (pada eklamsia), peningkatan kadar asam urat, dan gangguan visus (Tanjung, 2004).

Gejala-gejala utama dari pre-eklamsia, yang juga merupakan kriteria dari klasifikasi pre-eklamsia ringan adalah sebagai berikut.

a. Hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat di atas tekanan darah normal. Hipertensi dapat ditegakkan jika terdapat kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasa ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, atau terdapat kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasa ditemukan atau mencapai 90 mmHg atau lebih. Pengukuran tekanan darah tersebut minimal dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu enam jam dalam keadaan istirahat.

b. Edema adalah terdapatnya sejumlah besar cairan yang abnormal pada ruang interstisial pada tubuh. Edema biasanya dapat dinilai dari kenaikan berat badan, yaitu bila terjadi kenaikan berat badan sebanyak satu kilogram per minggu, serta adanya pembengkakan pada daerah kaki, jari tangan, dan wajah.

c. Proteinuria adalah terdapatnya protein di dalam urin, yang dalam keadaan normal seharusnya tidak ditemukan. Proteinuria dapat ditegakkan jika ditemukan protein dengan konsentrasi lebih dari 0,3


(22)

g/liter dalam urin 24 jam, ataupun didapatkan hasil 1+ atau 2+ pada pemeriksaan kualitatif terhadap urin kateter atau midstream yang diambil minimal dua kali dengan selang waktu enam jam.

Sedangkan kriteria untuk klasifikasi pre-eklamsia berat adalah sebagai berikut.

a. Ditemukan tekanan sistolik yang mencapai 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik yang mencapai 100 mmHg atau lebih.

b. Ditemukan proteinuria 5 g atau lebih dalam urin 24 jam, ataupun dengan pemeriksaan kualitatif didapatkan hasil 3+ atau 4+.

c. Oliguria, produksi urin sekitar 400 mL atau kurang dalam 24 jam.

d. Mengalami keluhan serebral, gangguan penglihatan, atau nyeri di daerah epigastrium.

e. Edema paru atau sianosis.

Untuk gejala klinis eklamsia, sama dengan pre-eklamsia, kemudian diikuti dengan serangan kejang.

2.3.4. Diagnosis

Diagnosis pre-eklamsia secara dini seharusnya diutamakan agar angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anaknya diharapkan menurun. Meskipun kejadian pre-eklamsia sulit dicegah, namun keadaan pre-eklamsia berat dan eklamsia biasanya dapat dicegah dengan diagnosis dini pada penyakit dan penanganan yang tepat.

Secara umum, diagnosis pre-eklamsia didasarkan pada ditemukannya dua dari tiga tanda utama pre-eklamsia, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria, namun jika terdapat satu tanda yang muncul, seharusnya dapat menimbulkan kewaspadaan, karena tiap tanda dapat merupakan bahaya, meskipun ditemukan tersendiri.

Untuk mendiagnosis eklamsia umumnya tidak terlalu sulit. Dengan adanya gejala dan tanda dari pre-eklamsia, yang diikuti dengan serangan kejang, maka sudah bisa ditegakkan diagnosis eklamsia. Namun kejang


(23)

pada eklamsia harus dibedakan dengan kejang akibat lain, seperti epilepsi (Wibowo dan Rachimhadhi, 2006).

2.3.5. Penatalaksanaan

Tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap kehamilan dengan penyulit pre-eklamsia adalah sebagai berikut (Leveno, 2003).

a. Terminasi kehamilan dengan kemungkinan trauma yang terkecil untuk ibu dan janin yang dikandungnya.

b. Lahirnya bayi yang nantinya dapat berkembang dengan baik. c. Pemulihan kesehatan ibu yang sempurna.

Pada beberapa kasus tertentu, khususnya untuk wanita dengan usia kehamilan yang cukup, ketiga tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik dengan melakukan induksi kelahiran.

Penatalaksanaan untuk pre-eklamsia dibagi berdasarkan berat ringannya pre-eklamsia (Mochtar, 1998). Untuk pre-eklamsia ringan, penanganan yang diberikan hanya bersifat simtomatis, dan penderita dapat dirawat inap atau rawat jalan dengan frekuensi pemeriksaan yang lebih sering.

Penanganan pada penderita pre-eklamsia ringan adalah dengan istirahat di tempat tidur, pemberian makanan dengan kadar garam yang rendah, dan dapat dilakukan pemberian obat-obatan seperti valium dan fenobarbital, agar penderita menjadi tenang. Namun bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap, dan dilakukan pemantauan pada keadaan janin, kadar estriol urin, ultrasonografi dan sebagainya. Jika keadaan telah memungkinkan, maka dapat dilakukan induksi kelahiran pada usia kehamilan di atas 37 minggu.

Untuk penanganan pada pre-eklamsia berat, dapat dibagi sebagai berikut.

a. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

1. Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda kematangan paru-paru, maka yang dilakukan adalah menyuntikkan sulfas magnesikus dengan dosis 8 g intramuskuler, diikuti dengan injeksi tambahan 4 g


(24)

intramuskuler tiap empat jam (jika tidak ada kontraindikasi). Jika terdapat perbaikan, maka pemberian sulfas magnesikus dapat dilanjutkan selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan. Kemudian ibu dirawat, dan keadaannya terus dipantau. Namun jika tidak ada perbaikan, maka dapat dilakukan terminasi kehamilan tergantung keadaan.

2. Jika pada pemeriksaan sudah terdapat tanda-tanda kematangan paru-paru janin, maka penanganan sama ddengan pada kasus kehamilan di atas 37 minggu.

b. Usia kehamilan di atas 37 minggu

1. Penderita disuruh rawat inap, istirahat mutlak, diberikan makanan dengan kadar garam rendah dan tinggi protein, diberikan injeksi intramuskuler sulfas magnesikus 8 g yang dapat diulang dengan dosis 4 g tiap 4 jam, infus dekstrosa 5% dan ringer laktat.

2. Lakukan pemberian obat anti hipertensi.

3. Diuretika hanya diberikan jika ada edema umum, edema paru, dan gagal jantung kongestif.

4. Setelah pemberian sulfas magnesikus yang kedua, segera lakukan induksi kelahiran. Pada saat kelahiran, ibu dilarang mengedan, sehingga kala II dipersingkat dengan ekstraksi vakum dan forsep. 5. Pemberian sulfas magnesikus dilanjutkan dengan dosis 4 g tiap 4

jam dalam 24 jam postpartum, jika tidak ada kontraindikasi. 6. Jika ada indikasi obstetrik, lakukan seksio sesarea.

Tujuan utama pengobatan eklamsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu sudah stabil dan memungkinkan untuk melakukan persalinan.

2.3.6. Komplikasi

Komplikasi untuk pre-eklamsia adalah jatuh pada keadaan eklamsia, yang kemudian dapat menyebabkan komplikasi terberat, yaitu kematian ibu dan


(25)

janin. Komplikasi yang biasa terjadi pada pre-eklamsia berat dan eklamsia adalah

a. solusio plasenta;

b. hipofibrinogenemia, biasanya ditemukan pada pre-eklamsia berat sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen berkala sangat dianjurkan;

c. hemolisis, dengan gejala klinik ikterus;

d. perdarahan otak, yang menjadi penyebab utama kematian maternal pada kasus eklamsia;

e. kelainan pada mata; f. edema paru-paru;

g. nekrosis hati akibat vasospasmus arteriol umum;

h. sindroma HELLP, yang terdiri dari haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet;

i. kelainan ginjal berupa endoteliosis glomerulus, dapat terjadi anuria sampai gagal ginjal;

j. komplikasi lain seperti lidah tergigit, trauma, dan fraktur akibat jatuh karena kejang, serta disseminated intravascular coagulation; dan


(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

* Yang diteliti

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian di atas, maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini.

2. Kadar trombosit

Definisi : Jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah

Cara Ukur : Pemeriksaan kadar trombosit di laboratorium dengan menggunakan metode electrical impedance.

Alat Ukur : Data rekam medis Volume Darah ↑

Eklamsia* Hamil Normal*

Pre-eklamsia* Kadar Trombosit*

Disfungsi Endotel Koagulopati Konsumtif


(27)

Hasil : Kadar trombosit dalam satuan 103/mm3 Skala Pengukuran : Numerik

3. Ibu hamil normal

Definisi : Ibu hamil dengan tekanan darah yang normal dan tidak menderita penyulit kehamilan apapun

Cara Ukur : Pemeriksaan selama kehamilan Alat Ukur : Data rekam medis

Hasil : Diagnosis ibu hamil normal Skala Pengukuran : Nominal

4. Ibu hamil dengan pre-eklamsia

Definisi : Ibu hamil yang dalam masa kehamilannya mengalami tanda-tanda berupa hipertensi, proteinuria, dan edema Cara Ukur : Pemeriksaan selama kehamilan

Alat Ukur : Data rekam medis

Hasil : Diagnosis ibu hamil dengan pre-eklamsia Skala Pengukuran : Nominal

5. Ibu hamil dengan eklamsia

Definisi : Ibu hamil dengan gejala seperti pada pre-eklamsia, ditambah dengan serangan kejang.

Cara Ukur : Pemeriksaan selama kehamilan Alat Ukur : Data rekam medis

Hasil : Diagnosis ibu hamil dengan eklamsia Skala Pengukuran : Nominal

3.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan eklamsia.


(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik yang menilai perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil pre-eklamsia dan eklamsia dengan ibu hamil normal. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross-sectional

study, dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar

trombosit yang tercatat dalam rekam medis.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rujukan di Medan, serta mudah dijangkau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang menderita pre-eklamsia dan pre-eklamsia serta ibu hamil normal yang dirawat di Ruang Rawat Inap Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan Desember 2009 hingga Oktober 2010.

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan total sampling, yaitu seluruh populasi yang ditemukan digunakan sebagai sampel pada penelitian ini. Dari penelitian ini didapatkan jumlah sampel sebesar 27 orang, dengan rincian 14 orang ibu hamil normal, kasus pre-eklamsia sebanyak 7 orang, dan kasus eklamsia sebanyak 6 orang.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan diagnosis pre-eklamsia, eklamsia dan ibu hamil normal, usia kehamilan di atas 20 minggu, serta kehamilan tunggal.


(29)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan perdarahan (seperti plasenta previa, solusio plasenta ataupun perdarahan yang lain), ibu hamil dengan penyulit kehamilan selain pre-eklamsia, dan ibu hamil dengan risiko tinggi lainnya (seperti diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit hati, infeksi, dan lain-lain).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu rekam medis pasien ibu hamil normal, pre-eklamsia dan eklamsia yang menjalani rawat inap di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik. Data ini diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik, dengan mencocokkan data yang ada di buku rawatan Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan.

4.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS dan dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA untuk melihat perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil normal, pre-eklamsia dan eklamsia. 


(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di RSUP H. Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau nomor 17, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes /SK/IX/1991 RSUP H. Adam Malik juga sebagai pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Penelitian ini dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Populasi yang didapat dari buku rawatan Ruang Rawat Inap Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan sejak bulan Desember 2009 hingga Oktober 2010 berjumlah 74 pasien, 31 pasien di antaranya adalah ibu hamil dengan pre-eklamsia dan eklamsia. Namun data yang didapat dari Sub Bagian Rekam Medis (dengan mencocokkan dengan data yang didapat dari buku rawatan) hanya berjumlah 31 rekam medis. Dari 31 rekam medis tersebut, 17 rekam medis di antaranya adalah rekam medis dari ibu hamil dengan pre-eklamsia dan eklamsia. Kemudian dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan jumlah sampel yang digunakan adalah 27 rekam medis, 14 rekam medis dari pasien ibu hamil normal dan sisanya dari pasien ibu hamil dengan pre-eklamsia dan pre-eklamsia.


(31)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Diagnosis

Diagnosis N Persentase

Hamil Normal 14 51,9%

Pre-eklamsia 7 25,9% Eklamsia 6 22,2%

Total 27 100%

5.2.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Usia (tahun) N Persentase

<20 5 18,5%

21 – 34 17 63%

>35 5 18,5%

Total 27 100%

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui sebaran kelompok usia di bawah 20 tahun sebanyak 5 orang (18,5%), usia 21 – 34 tahun sebanyak 17 orang (63%), dan usia di atas 35 tahun sebanyak 5 orang (18,5%). Jika dibagi menurut diagnosis, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia menurut diagnosis

Usia (tahun) Normal Pre-eklamsia Eklamsia

N Persentase N Persentase N Persentase <20 2 14,3% 0 0% 3 50% 21 – 34 10 71,4% 4 57,1% 3 50%

>35 2 14,3% 3 42,9% 0 0%


(32)

Dilihat dari tabel 5.3, sampel ibu hamil dengan pre-eklamsia terbanyak berusia di antara 21 hingga 34 tahun, dengan jumlah 4 orang (57,1% dari total sampel ibu hamil dengan pre-eklamsia), sedangkan sampel ibu hamil dengan eklamsia memiliki sebaran yang sama dalam usia di bawah 20 tahun dan usia antara 21 hingga 34 tahun, yaitu masing-masing 3 orang (50%).

5.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Status Gravida

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status gravida

Status Gravida N Persentase

Primigravida 17 63% Non-primigravida 7 25,9%

Tidak ada data 3 11,1%

Total 27 100%

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa kebanyakan sampel memiliki status gravida primigravida, dengan jumlah 17 orang (63%), sedangkan 7 orang memiliki status gravida non-primigravida (25,9%). Namun terdapat 3 sampel yang tidak memiliki data tentang status gravida dalam rekam medisnya. Untuk distribusi frekuensi berdasarkan status gravida menurut diagnosis, dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status gravida menurut diagnosis

Status Gravida Normal Pre-eklamsia Eklamsia

N Persentase N Persentase N Persentase Primigravida 10 76,9% 3 42,9% 4 100% Non-primigravida 3 23,1% 4 57,1% 0 0%


(33)

Dapat dilihat dari tabel 5.5 di atas bahwa pada sampel pre-eklamsia, 3 orang (42,9%) merupakan primigravida dan 4 orang (57,1%) merupakan non-primigravida. Sedangkan semua sampel eklamsia, yang berjumlah 4 orang, termasuk dalam primigravida.

5.2.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Tabel 5.6. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tekanan

darah sistolik

TD Sistolik (mmHg) N Persentase

<100 1 3,7%

110 – 130 11 40,7% 140 – 150 6 22,2%

>160 8 29,6%

Tidak ada data 1 3,7%

Total 27 100%

Dari tabel 5.6 dijumpai 1 orang (3,7%) yang memiliki tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg. 11 orang (40,7%) di antara 110 hingga 130 mmHg, 6 orang (22,2%) di antara 140 hingga 150, dan 8 orang (29,6%) di atas 160 mmHg. Dari sampel yang ada, terdapat satu rekam medis yang tidak menyajikan data tekanan darah sistolik. Untuk distribusi frekuensi tekanan darah sistolik responden menurut diagnosis, dapat dilihat pada tabel 5.7.


(34)

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sistolik menurut diagnosis

TD Sistolik (mmHg)

Normal Pre-eklamsia Eklamsia

N Persentase N Persentase N Persentase <100 1 7,1% 0 0% 0 0% 110 – 130 10 71,4% 0 0% 1 20%

140 – 150 3 21,4% 1 14,3% 2 40%

>160 0 0% 6 85,7% 2 40%

Total 14 100% 7 100% 5 100%

5.2.4. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Diastolik Tabel 5.8. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tekanan

darah diastolik

TD Diastolik (mmHg) N Persentase

<80 13 48,1%

90 – 100 7 25,9%

>110 6 22,2%

Tidak ada data 1 3,7%

Total 27 100%

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, terlihat bahwa 13 orang (48,1%) memiliki tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg, 7 orang (25,9%) di antara 90 hingga 100 mmHg, dan 6 orang (22,2%) di atas 110 mmHg. Terdapat satu rekam medis yang tidak menyajikan data tentang tekanan darah diastolik pasien. Untuk distribusi frekuensi tekanan darah diastolik responden menurut diagnosis, dapat dilihat pada tabel 5.9.


(35)

Tabel 5.9. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah diastolik menurut diagnosis

TD Diastolik (mmHg)

Normal Pre-eklamsia Eklamsia N Persentase N Persentase N Persentase

<80 11 78,6% 0 0% 2 40% 90 – 100 3 21,4% 2 28,6% 2 40%

>110 0 0% 5 71,4% 1 20%

Total 14 100% 7 100% 5 100%

5.2.5. Karakteristik Responden berdasarkan Derajat Proteinuria

Tabel 5.10. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan derajat proteinuria

Proteinuria N Persentase

Negatif 2 7,4%

Ringan 6 22,2%

Berat 4 14,8%

Tidak ada data 15 55,6%

Total 27 100%

Dari tabel 5.10 di atas, dijumpai 2 orang (7,4%) memiliki hasil pemeriksaan proteinuria negatif, 6 orang (22,2%) proteinuria ringan, dan 4 orang (14,8%) proteinuria berat. Dari semua sampel, terdapat 15 rekam medis yang tidak mencantumkan hasil pemeriksaan protein urin. Untuk distribusi frekuensi derajat proteinuria responden menurut diagnosis, dapat dilihat pada tabel 5.11.


(36)

Tabel 5.11. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan derajat proteinuria menurut diagnosis

Proteinuria Pre-eklamsia Eklamsia

N Persentase N Persentase Negatif 1 14,3% 1 20% Ringan 3 42,9% 3 60% Berat 3 42,9% 1 20%

Total 7 100% 5 100%

5.2.6. Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia

Tabel 5.12. Distribusi frekuensi kadar trombosit responden Kadar Trombosit

(103 mm-3) N Frekuensi

<150 1 3,7%

151 – 400 22 81,5%

>401 2 7,4%

Tidak ada data 2 7,4%

Total 27 100%

Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki kadar trombosit normal (151.103 – 400.103 mm-3), yaitu berjumlah 22 orang (81,5%). 1 orang (3,7%) mengalami trombositopenia (<150.103 mm-3) dan 2 orang (7,4%) mengalami trombositosis (>401.103 mm-3). Terdapat 2 rekam medis yang tidak mencantumkan hasil pemeriksaan kadar trombosit.


(37)

5.3. Hasil Analisis Data

Tabel 5.13. Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia

Kelompok

Kadar Trombosit (103mm-3)

p

Mean SD Hamil Normal 268,62 68,275

0,573 Pre-eklamsia 275,33 42,084

Eklamsia 312,00 132,972

Dari hasil analisis perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil, penderita pre-eklamsia dan pre-eklamsia dengan menggunakan uji ANOVA, dengan CI (Confidence Interval) 90% diperoleh p value/ nilai signifikansi adalah 0,573 (p > 0,1). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna terhadap kadar trombosit pada ketiga kelompok tersebut.

5.4. Pembahasan

5.4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan usia, sesuai dengan tabel 5.3, didapat pada sampel ibu hamil dengan pre-eklamsia pada usia antara 21 hingga 34 tahun adalah 4 orang (57,1%) serta di atas 35 tahun berjumlah 3 orang (42,9%), dan pada ibu hamil dengan eklamsia terdapat masing-masing 3 orang (50%) pada usia di bawah 20 tahun dan usia antara 21 hingga 34 tahun. Hal ini dapat dikatakan cukup sesuai dengan teori salah satu faktor risiko terjadinya pre-eklamsia, yaitu ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun (Wagner, 2004).

5.4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Status Gravida

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan status gravida yang dapat dilihat pada tabel 5.5, terlihat bahwa pada sampel pre-eklamsia, 3 orang (42,9%) merupakan primigravida dan 4 orang (57,1%) non-primigravida.


(38)

Sedangkan keseluruhan sampel eklamsia yang berjumlah 4 orang termasuk dalam primigravida. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Artikasari (2009) yang meneliti tentang hubungan antara primigravida dengan kejadian pre-eklamsia/ eklamsia di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hubungan yang bermakna antara primigravida dengan kejadian pre-eklamsia/ eklamsia, dengan nilai signifikansi p = 0,045 (CI 95%), serta primigravida memiliki risiko 1,458 kali lebih besar dari non-primigravida. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Walker dan Dekker (1997) dalam Tanjung (2004) bahwa kejadian pre-eklamsia lebih sering dijumpai pada primigravida, yang dijelaskan dengan dugaan bahwa terdapat respon imunologis yang abnormal dari ibu ketika ibu pertama kali terpapar dengan antigen janin.

5.4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.7 dan 5.9, didapatkan bahwa pada sampel pre-eklamsia terdapat 1 orang (14,3%) memiliki tekanan sistolik antara 140 hingga 150 mmHg dan 6 orang (85,7%) dengan tekanan sistolik di atas 160 mmHg, serta 2 orang (28,6%) memiliki tekanan diastolik antara 90 hingga 100 mmHg dan 5 orang (71,4%) dengan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg. Sedangkan pada sampel eklamsia, 1 orang (20%) memiliki tekanan sistolik di antara 110 hingga 130 mmHg, dan masing-masing 2 orang (40%) dengan tekanan sistolik antara 140 hingga 150 mmHg dan di atas 160 mmHg. Untuk tekanan diastoliknya, terdapat masing-masing 2 orang (40%) dengan tekanan diastolik di bawah 80 mmHg dan di antara 90 hingga 100 mmHg, serta 1 orang (20%) memiliki tekanan diastolik di atas 110 mmHg. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria utama diagnosa untuk pre-eklamsia dan eklamsia, yaitu tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, ataupun tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih pada kehamilan di atas 20 minggu (Wagner, 2004).


(39)

5.4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Derajat Proteinuria

Dapat dilihat dari tabel 5.11 bahwa pada sampel pre-eklamsia, terdapat 1 orang (14,3%) yang tidak terdapat protein dalam urinnya, 3 orang (42,9%) menderita proteinuria ringan (hasil pemeriksaan kualitatif +1 atau +2), dan 3 orang (42,9%) menderita proteinuria berat (hasil pemeriksaan kualitatif +3 atau +4). Pada sampel eklamsia, terdapat 1 orang (20%) yang tidak terdapat protein dalam urinnya, 3 orang (60%) mengalami proteinuria ringan, dan 1 orang (20%) mengalami proteinuria berat. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria utama diagnosa untuk pre-eklamsia dan eklamsia, yaitu terdapatnya 0,3 g atau lebih protein dalam urin 24 jam atau dengan pemeriksaan kualitatif sebanding dengan +1 atau lebih.

Namun dapat terlihat sedikit penyimpangan, bahwa adanya sampel pre-eklamsia maupun pre-eklamsia yang tidak terdapat protein dalam urinnya. Hal ini merupakan sesuatu yang janggal, karena proteinuria adalah salah satu dari kriteria utama untuk mendiagnosis adanya pre-eklamsia, dan membedakannya dari hipertensi gestasional (Hladunewich, 2007). Menurut asumsi peneliti, hal ini mungkin saja terjadi apabila pasien telah ditatalaksana sebelum dilakukan pemeriksaan protein dalam urin, terutama pasien gawat darurat yang perlu diberikan penatalaksanaan sesegera mungkin, seperti pada kasus eklamsia, ataupun terjadi kesalahan pada saat pemeriksaan protein urin, sehingga protein dalam urin tersebut tidak terdeteksi.

5.4.5. Perbandingan Kadar Trombosit pada Ibu Hamil Normal, Penderita Pre-eklamsia dan Eklamsia

Analisis perbandingan kadar trombosit pada ibu hamil normal, penderita pre-eklamsia dan pre-eklamsia menggunakan uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar trombosit pada ibu hamil yang normal, dengan pre-eklamsia, maupun dengan eklamsia dengan CI 90% (p = 0,573 > 0,1). Hal ini dapat dikatakan bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu manifestasi klinis dari pre-eklamsia, terutama pada pre-eklamsia berat, adalah trombositopenia sebagai akibat dari proses koagulopati konsumtif karena disfungsi endotel yang mendasari hipotesis patogenesis dari pre-eklamsia


(40)

(Tanjung, 2004). Hasil ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bonnar, McNicol dan Douglas (1971) bahwa terdapat penurunan kadar trombosit yang signifikan pada pasien pre-eklamsia berat dibandingkan dengan kontrol, yaitu ibu hamil tanpa komplikasi. Penurunan kadar trombosit ini, dalam kasus yang sudah berat, akan mengarah pada kejadian disseminated

intarvascular coagulation atau DIC. Hal ini, ditambah dengan kerusakan hati

yang terjadi akan mengakibatkan komplikasi berupa HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets) syndrome (Hanretty, 2003), dengan angka kejadian sebesar 5% dari kasus pre-eklamsia (Tanjung, 2004).


(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar trombosit pada ibu hamil normal, pre-eklamsia dan eklamsia, yang disimpulkan dari hasil analisis statistik uji ANOVA dengan CI 90%.

2. Sebaran kelompok usia ibu hamil dengan pre-eklamsia terbanyak pada usia 21 – 34 tahun, yaitu 57,1%, sedangkan sebaran kelompok usia ibu hamil dengan eklamsia sebanyak 50% masing-masing pada usia di bawah 20 tahun dan 21 – 34 tahun.

3. Paritas ibu hamil dengan pre-eklamsia ialah primigravida sebesar 42,9% dan non-primigravida sebesar 57,1%, sedangkan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia, seluruhnya (100%) termasuk primigravida.

4. Tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan derajat proteinuria pada ibu hamil dengan pre-eklamsia dan eklamsia sesuai dengan kriteria diagnosa untuk pre-eklamsia dan eklamsia.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilaksanakan dalam menyelesaikan penelitian ini, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang turut berperan serta dalam penelitian ini. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan, khususnya yang bertanggung jawab dalam kelengkapan rekam medis, seperti dokter dan paramedis, untuk mencantumkan identitas pasien, semua hasil pemeriksaan beserta interpretasinya, tindakan yang telah dilakukan, dan diagnosis pasien secara lengkap dan jelas, serta mengisi rekam medis dengan rapi sehingga


(42)

pembaca dapat memahami isi rekam medis tersebut dengan baik, benar dan tepat.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan, khususnya bagian Obstetri dan Ginekologi, dan juga sarana kesehatan lainnya dalam mengambil langkah-langkah untuk menurunkan angka kejadian pre-eklamsia dan eklamsia pada ibu hamil.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya, khususnya dalam cakupan variabel, jumlah sampel, lokasi penelitian, dan lain-lain, serta diusahakan untuk menggunakan data primer, sehingga dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan kesehatan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Bahri T. 2004. Wanita, Kehamilan, dan Penyakit Jantung. Universitas Sumatera Utara. Tersedia pada:

http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri11.pdf. [Diakses 25 November 2010].

Artikasari, K. 2009. Hubungan antara Primigravida dengan Angka Kejadian Preeklamsia/Eklamsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode 1 Januari

– 31 Desember 2008. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tersedia pada:

http://etd.eprints.ums.ac.id/4063/2/J500060022.pdf. [Diakses 25 November

2010].

Bonnar, J., McNicol, G.P., Douglas, A.S. 1971. Coagulation and Fibrinolytic Systems in Pre-eclampsia and Eclampsia. British Medical Journal 2: 12-16. Available from:

http://www.bmj.com/content/2/5752/12.full.pdf+html?sid=a17f929c-9e63-482d-9feb-b6c269c8e1bb. [Accessed 22 November 2010].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tersedia pada:

http://www.depkes.go.id/downloads/profil/Profil%20Kesehatan%20Indonesi

a%202005.pdf. [Diakses 17 Maret 2010].

Duley, L., 2003. Pre-eclampsia and the Hypertensive Disorders of Pregnancy.

British Medical Bulletin 67: 161-176. Available from:

http://bmb.oxfordjournals.org/cgi/content/full/67/1/161. [Accessed 07 March


(44)

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Pregnancy and Lactation. In: Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 11th ed. USA: Elsevier, 1035-1036.

Hanretty, K. P., 2003. Hypertension in Pregnancy, In: Hanretty, K. P. 2003. Obstetrics Illustrated. 6th ed. USA: Elsevier, 114-121.

Hladunewich, M., Karumanchi, S. A., Lafayette, R., 2007. Pathophysiology of the Clinical Manifestations of Preeclampsia. Clin J Am Soc Nephrol 2: 543-549. Available from: http://cjasn.asnjournals.org/cgi/content/full/2/3/543. [Accessed 07 March 2010].

Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., dan Moss, P.A.H. 2002. Trombosit, Pembekuan Darah, dan Hemostasis. Dalam: Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., dan Moss, P.A.H. 2002. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta: EGC, 221-225.

Leeman, L. and Fontaine, P., 2008. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Am

Fam Physician 78 (1): 93-100. Available from:

http://www.aafp.org/afp/2008/0701/p93.html. [Accessed 17 March 2010].

Leveno, K. J. et al., 2003. Maternal Adaptations to Pregnancy. In: Leveno, K. J. et al., 2003. Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 18-27.

Leveno, K. J. et al., 2003. Gestational Hypertension and Preeclampsia. In: Leveno, K. J. et al., 2003. Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 339-347.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.


(45)

Rand, M. L. dan Murray, R. K., 2003. Protein Plasma, Imunoglobulin, dan Pembekuan Darah. Dalam: Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC, 702-725.

Tanjung, M. H., 2004. Preeklampsia: Studi tentang Hubungannya dengan Faktor Fibrinolisis Ibu dan Gas Darah Tali Pusat. Edisi 1. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Wagner, L.K. 2004. Diagnosis and Management of Preeclampsia. Am Fam Physician 70 (12): 2317-2324.

Wibowo, B. dan Rachimhadhi, T., 2006. Pre-eklampsia dan Eklampsia. Dalam: Winkjosastro, H. (ed). 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 281-300.


(46)

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Pertiwi Maha

Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 14 Januari 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 230 Padang Bulan – Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Timun Mas 1994 – 1995

2. SDN Sudimara 3 Ciledug 1995 – 2001

3. SMPN 3 Tangerang 2001 – 2004

4. SMA Negeri 90 Jakarta 2004 – 2007

Riwayat Organisasi : Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB)


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar trombosit pada ibu hamil normal, pre-eklamsia dan eklamsia, yang disimpulkan dari hasil analisis statistik uji ANOVA dengan CI 90%.

2. Sebaran kelompok usia ibu hamil dengan pre-eklamsia terbanyak pada usia 21 – 34 tahun, yaitu 57,1%, sedangkan sebaran kelompok usia ibu hamil dengan eklamsia sebanyak 50% masing-masing pada usia di bawah 20 tahun dan 21 – 34 tahun.

3. Paritas ibu hamil dengan pre-eklamsia ialah primigravida sebesar 42,9% dan non-primigravida sebesar 57,1%, sedangkan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia, seluruhnya (100%) termasuk primigravida.

4. Tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan derajat proteinuria pada ibu hamil dengan pre-eklamsia dan eklamsia sesuai dengan kriteria diagnosa untuk pre-eklamsia dan eklamsia.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilaksanakan dalam menyelesaikan penelitian ini, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang turut berperan serta dalam penelitian ini. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan, khususnya yang bertanggung jawab dalam kelengkapan rekam medis, seperti dokter dan paramedis, untuk mencantumkan identitas pasien, semua hasil pemeriksaan


(2)

pembaca dapat memahami isi rekam medis tersebut dengan baik, benar dan tepat.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan, khususnya bagian Obstetri dan Ginekologi, dan juga sarana kesehatan lainnya dalam mengambil langkah-langkah untuk menurunkan angka kejadian pre-eklamsia dan eklamsia pada ibu hamil.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya, khususnya dalam cakupan variabel, jumlah sampel, lokasi penelitian, dan lain-lain, serta diusahakan untuk menggunakan data primer, sehingga dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan kesehatan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Bahri T. 2004. Wanita, Kehamilan, dan Penyakit Jantung. Universitas Sumatera Utara. Tersedia pada: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri11.pdf. [Diakses 25 November 2010].

Artikasari, K. 2009. Hubungan antara Primigravida dengan Angka Kejadian Preeklamsia/Eklamsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode 1 Januari – 31 Desember 2008. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tersedia pada: http://etd.eprints.ums.ac.id/4063/2/J500060022.pdf. [Diakses 25 November 2010].

Bonnar, J., McNicol, G.P., Douglas, A.S. 1971. Coagulation and Fibrinolytic Systems in Pre-eclampsia and Eclampsia. British Medical Journal 2: 12-16. Available from:

http://www.bmj.com/content/2/5752/12.full.pdf+html?sid=a17f929c-9e63-482d-9feb-b6c269c8e1bb. [Accessed 22 November 2010].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/downloads/profil/Profil%20Kesehatan%20Indonesi a%202005.pdf. [Diakses 17 Maret 2010].

Duley, L., 2003. Pre-eclampsia and the Hypertensive Disorders of Pregnancy. British Medical Bulletin 67: 161-176. Available from: http://bmb.oxfordjournals.org/cgi/content/full/67/1/161. [Accessed 07 March 2010].


(4)

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Pregnancy and Lactation. In: Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 11th ed. USA: Elsevier, 1035-1036.

Hanretty, K. P., 2003. Hypertension in Pregnancy, In: Hanretty, K. P. 2003. Obstetrics Illustrated. 6th ed. USA: Elsevier, 114-121.

Hladunewich, M., Karumanchi, S. A., Lafayette, R., 2007. Pathophysiology of the Clinical Manifestations of Preeclampsia. Clin J Am Soc Nephrol 2: 543-549. Available from: http://cjasn.asnjournals.org/cgi/content/full/2/3/543. [Accessed 07 March 2010].

Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., dan Moss, P.A.H. 2002. Trombosit, Pembekuan Darah, dan Hemostasis. Dalam: Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., dan Moss, P.A.H. 2002. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta: EGC, 221-225.

Leeman, L. and Fontaine, P., 2008. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Am Fam Physician 78 (1): 93-100. Available from: http://www.aafp.org/afp/2008/0701/p93.html. [Accessed 17 March 2010].

Leveno, K. J. et al., 2003. Maternal Adaptations to Pregnancy. In: Leveno, K. J. et al., 2003. Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 18-27.

Leveno, K. J. et al., 2003. Gestational Hypertension and Preeclampsia. In: Leveno, K. J. et al., 2003. Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 339-347.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.


(5)

Rand, M. L. dan Murray, R. K., 2003. Protein Plasma, Imunoglobulin, dan Pembekuan Darah. Dalam: Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., Rodwell, V. W. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC, 702-725.

Tanjung, M. H., 2004. Preeklampsia: Studi tentang Hubungannya dengan Faktor Fibrinolisis Ibu dan Gas Darah Tali Pusat. Edisi 1. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Wagner, L.K. 2004. Diagnosis and Management of Preeclampsia. Am Fam Physician 70 (12): 2317-2324.

Wibowo, B. dan Rachimhadhi, T., 2006. Pre-eklampsia dan Eklampsia. Dalam: Winkjosastro, H. (ed). 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 281-300.


(6)

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Pertiwi Maha

Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 14 Januari 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 230 Padang Bulan – Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Timun Mas 1994 – 1995

2. SDN Sudimara 3 Ciledug 1995 – 2001

3. SMPN 3 Tangerang 2001 – 2004

4. SMA Negeri 90 Jakarta 2004 – 2007

Riwayat Organisasi : Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB)