Teori Musik 2 Page 33
1. Kemungkinan variasi pada awal phrase: a. Accented-beginning on a strong beat:
Gambar 51.
b. Unaccented anacrusis-beginning on a weak beat:
Gambar 52.
2. Kemungkinan variasi pada akhir phrase: a. Accented-ending on a strong beat:
Gambar 53.
b. Unaccented-ending on a weak beat:
Gambar 54.
D. Melodic Cadences. Awal musik monophonic vokal digunakan bagian akhir dimana
perjalanan melodi berakhir pada point of rest bagian istirahat, biasanya alur melodi dari nada-nada atas. Dari sinilah dikembangkan pola-pola bagian akhir, disebut kadens
cadences, Latin: cadere; to fall. Bentuk modern dari kadens biasanya tergantung dari harmoninya.
Teori Musik 2 Page 34
E. The Final Cadence. Biasanya tanpa kecuali, akhir dari phrase melodi menuju ke
nada tonika sebagai final point of rest, disebut dengan kadens perfect authentic atau full cadence. Nada terakhir dari melodi tersebut dapat didekati dengan empat cara: dengan
melangkah dari atas, melangkah dari bawah, dengan melompat dari kuint ke bawah, ataupun melompat kuart ke atas.
Berikut ini contoh akhir phrase dari empat buah hymns: 1. “A Mighty Fortress Is Our God” by Luther
2. “Now Thank We All Our God” by Crueger
3. “It Came upon the Midnight Clear” by Willis
4. “Bring a Touch, Jeannette, Isabella” – French Carol
Gambar 55.
Apabila nada akhir dari melodi merupakan anggota dari akor tonika selain tonika, maka disebut kadens autentik tak sempurna imperfect authentic cadence. Akhir phrase dari
lagu “The First Noel” berakhir pada nada terts dari akor tonika.
Gambar 56.
Teori Musik 2 Page 35
Lebih banyak dijumpai lagu-lagu dengan melodi yang berakhir pada ketuk kuat. Apabila terdapat melodi yang berakhir pada ketuk lemah, maka dapat digunakan feminine
ending untuk mengakhiri phrase. Contoh lagu dengan melodi yang berakhir pada ketuk lemah terdapat pada lagu German “O Tannenbaum”
Gambar 57.
F. Interior Cadence. Kadens yang terjadi oleh karena arah melodi yang tidak seperti
sebuah akhir phrase. Phrase interior, terlihat pada tingkat yang berbeda dari akhir phrase, tergantung pada komponis.
Tujuan dari kadens interior adalah untuk menghasilkan istirahat sementara pada akhir dari phrase musikal. Berikut ini kemungkinan urutan suatu kadens interior:
1. Perfect authentic full cadence in the tonic key 2. Same – in a key other than the tonic
3. Imperfect authentic cadence in the tonic key 4. Same – in a key other than the tonic
5. Deceptive cadence in the tonic key 6. Same – in a key other than the tonic
7. Half cadence in the tonic key 8. Same – in a key other than the tonic
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada kadens-kadens authentic sempurna, authentic tidak sempurna, dan deceptive, nada-nada melodi dapat berakhir pada not
dari akor tonik, yaitu nada-nada tingkat 1, 3, 5, atau 8; sedangkah untuk kadens setengah, nada-nada melodi merupakan nada-nada dari akor dominan atau
subdominant, yaitu nada-nada tingkat 5, 7, 2, 4, atau 6.