Akor Seventh dan Superimposed Thirds Simbol Akor

Teori Musik 2 Page 17 Triad Mayor dan minor dikatakan sebagai triad konsonan, karena disusun oleh interval terts mayor dan minor, dan kuint murni. Sedangkan triad diminished dan augmented dikatakan triad disonan, karena disusun oleh interval kuint diminished dan augmented, dan interval terts yang sama. Triad terdiri dari Root dasar, Third terts, dan Fifth kuint. Gambar 21. Triad Triad dalam posisi dasar, jika root tonika dari triad tersebut sebagai bass, atau nada terendah. Triad dapat dibalik dengan menempatkan nada terendah menjadi satu oktaf lebih tinggi. Pembalikan pertama dari suatu triad akor, jika third nada ketiga dari tonika sebagai bass, atau nada terendah. Pembalikan kedua suatu triad akor, dimana fifth nada kelima dari tonika sebagai bass, atau nada terendah. Gambar 22. Inverse Triads

C. Akor Seventh dan Superimposed Thirds

Musik kontrapung pada awalnya menggunakan triad-triad konsonan sebagai dasar untuk materi harmoni. Sonoritas ini dihasilkan oleh nada-nada non-harmonik disonan. Setelah tahun 1600, beberapa non-harmonik digunakan sebagai passing tones dan suspens, yang mendahului sebelum bergabung sebagai anggota dari suatu akor. Teori Musik 2 Page 18 Gambar 23. Suspensi – Passing tones Ada beberapa type yang berbeda pada akor seventh, tergantung pada nada keberapa yang menjadi nada alas dasar dari akor. Ada kemungkinan terdapat nama dengan kualitas ganda double, yang pertama menandakan kualitas dari terts, dan kedua menandakan kualitas dari seventh. Jika ada dua nama yang sama, maka cukup digunakan satu. Gambar 24. Seventh Chords Pada abad ke-19, komponis melanjutkan dengan menambahkan ke atas nada- nada dengan superimposed thirds; hal ini menghasilkan akor sembilan ninth chord, dan pada akhir periode romantic, akor sebelas dan tiga belas: eleventh chord dan thirteenth chord. Seperti halnya dengan akor seventh, maka pada akor eleventh dan thirteenth juga terdapat beberapa type. Tidak ada system yang ditentukan secara universal untuk memberi symbol pada akor-akor tersebut, tetapi akor-akor tersebut lebih sering digunakan pada tingkat V, II, dan I. Sangat dimungkinkan untuk menambahkan tanda aksidental pada nada-nada yang menjadi anggota akor, seperti contoh berikut: Teori Musik 2 Page 19 Gambar 25. 9 th Chords, 11 th Chords, 13 th Chords Apabila akor-akor besar ini digunakan untuk piano atau musik orchestra, maka hal ini mungkin untuk memasukkan seluruh unsur-unsur dalam akor tersebut. Akan tetapi apabila digunakan untuk suara manusia SATB, maka ada beberapa nada yang kurang penting harus dihilangkan. Pada akor-akor besar ini biasanya digunakan pada posisi dasar, sangat kurang digunakan pada posisi balikan. Untuk empat suara, biasanya dituliskan seperti berikut: Gambar 26.

D. Simbol Akor

Pada awal abad ke-19, teori-teori German mulai menggunakan angka romawi sebagai symbol harmoni fungsional, yaitu tonalitas konvensional, fungsi dari akor tonika atau dominan yang diberi symbol dengan I atau V. Ada dua system penulisan, pertama, menggunakan angka romawi besar, untuk seluruh tingkatan akor, dalam tangganada mayor maupun minor. Gambar 27. Akor-akor dalam Tangganada Mayor Teori Musik 2 Page 20 Gambar 28. Akor-akor dalam Tangganada minor Sistem penulisan yang lain, yaitu untuk masing-masing kualitas yang berbeda menggunakan symbol yang berbeda. Seperti berikut: akor mayor angka romawi besar, akor minor angka romawi kecil, akor diminished angka romawi kecil dengan lingkaran kecil di atas, akor augmented angka romawi besar dengan tanda + di atas Gambar 29. Simbol Akor Gambar 30. Simbol Akor Sistem penulisan yang terakhir ini tidak dianjurkan walaupun masih ada beberapa buku-buku teori yang menggunakannya. Jika akor-akor masih dalam akor sederhana, system penulisan ini masih mampu. Akan tetapi apabila digunakan untuk akor-akor yang menggunakan tanda-tanda kromatik alterasi, seperti pada akor seventh dan ninth, maka system ini sudah tidak mampu lagi. Jika tangganada yang digunakan akan dituliskan dalam hubungannya sebagai tonika, maka tangganada tersebut dituliskan pada awal. Tangganada mayor dituliskan dengan huruf besar dan tangganada minor dituliskan dengan huruf kecil, tanpa menuliskan kembali ‘mayor’ ataupun ‘minor’. Teori Musik 2 Page 21 C = Tangganada C mayor c = Tangganada C minor B = Tangganada Bes mayor f = Tangganada fis minor Tambahan angka ‘7’ pada kanan atas dari angka romawi menunjukkan diatonik interval dari akor diatonik. Simbolisasi ini berlaku juga untuk akor ninth, eleventh, dan thirteenth. Gambar 31. Akor Seventh dalam Tangganada Mayor Gambar 32. Akor Seventh dalam Tangganada minor Alterasi dari third, fifth, atau seventh pada akor posisi dasar, ditulis: Gambar 33.   Teori Musik 2 Page 22 Jika alas dasar dari posisi dasar diberi alterasi, maka ditulis dengan memberikan tanda aksidental alterasi sebelum angka romawi. Gambar 34. Jika akor dalam posisi pembalikan pertama 1st invertion, figure yang sama digunakan untuk figure bass yang ditambahkan pada angka romawi. Lihat notasi di bawah ini, jika alas dasar dari akor diberi alterasi, tetapi akor dalam posisi pembalikan, tanda aksidental tidak diletakkan sebelum angka romawi, seperti pada posisi dasar, melainkan dituliskan di depan figure bass. Gambar 35. Teori Musik 2 Page 23 Apabila nada bas dari akor pembalikan diberi alterasi dengan tanda aksidental, maka ditulis: Gambar 36. Jika terdapat modulasi, maka akor yang sama pivot chord, diberikan analisis ganda, baik sebagai tangganada lama maupun tangganada baru, dan dituliskan sebagai berikut: Gambar 37. Figure Bass Teori Musik 2 Page 24 Contoh lain dari karya J.S. Bach: Chorale no. 139 “Warum sollt’ ich mich den gramen” Gambar 38. Figure Bass Pada pivot chord [A], diberikan dua analisis, karena akor II dan VI, keduanya berfungsi dalam tangganada masing-masing. Pada chromatic modulation [B], tidak terdapat akor yang sama, karena akor pertama masing-masing berfungsi sebagai akor V dalam tangganada C, sedangkan akor kedua adalah akor V dengan menaikkan nada leadingtone dalam tangganada a minor. Akor pertama tidak dapat disebut sebagai akor VII natural dari tangganada a minor, tetapi hal ini tidak berarti berlaku pada tangganada minor. Juga, pada direct modulation [C] simbolisasi ganda dari akor pertama dihilangkan pada awal dari phrase dalam tangganada baru dari G mayor. Akor pertama pada [C] dapat disebut V natural dalam a minor, tetapi sekali lagi, ini lebih bersifat teoritis dibanding dengan kekuatan fungsional. Teori Musik 2 Page 25 Simbol Akor dalam Musik Populer dan Jazz Lagu popular dan aransemen musik Jazz biasanya menggunakan notasi staff dengan memberikan simbol-simbol akor yang diletakkan di atas melodi. Biasanya ditulis untuk part gitar ataupun piano, atau berupa sheet-music untuk vocal dan piano. Walaupun terdapat perbedaan pada masing-masing percetakan, akan tetapi simbolisasi akor akan tidak bermasalah. Nama-nama dengan huruf menunjukkan akor mayor pada posisi dasar, tidak tergantung pada tangganada yang digunakan. Gambar 39. Akor minor, augmented, dan diminished ditulis dengan nama huruf dari akor dasar root ditambah dengan singkatan abbreviation:  M, mi, atau min : akor minor  + atau aug : akor augmented  dim : akor diminished seventh akor diminished tidak digunakan Gambar 40. Biasanya harmoni Jazz secara konsisten terdiri dari empat suara, yaitu, akor triad ditambah dengan interval ke-enam dari akor tersebut. Mayor enam ditambahkan baik pada akor mayor maupun minor, dan simbolisasi ditulis dengan menambahkan angka 6 bukan figure dari pembalikan pertama atau 1 st invertion. Gambar 41. Teori Musik 2 Page 26 Penambahan angka ‘7’ menunjukkan akor seventh minor pada seluruh akor . Gambar 42. Penambahan major seventh hanya untuk akor mayor, seperti berikut: Gambar 43. Tanda alterasi dari fifth pada akor seventh ditulis dengan tanda ‘+’ untuk lebih dan ‘-‘, atau mol untuk kurang. Gambar 44. Akor-akor ninth baik sebagai tonika maupun dominan, dengan alterasi sebagai berikut: Gambar 45. Kadang-kadang eleventh atau thirteenth ditambahkan pada akor-akor dominan seventh, dan dituliskan dengan figure seperti di bawah ini. Suara lain yang ditambahkan, yang tidak berasal dari superimposed thirds, dituliskan sebagai tambahan nada.  Teori Musik 2 Page 27 Contoh: Gambar 46. Biasanya, nada bas untuk akor-akor jazz adalah alas dari akor; jika akor tersebut dalam posisi balikan, ditulis dengan menambahkan pada simbol akor nada bas tersebut. Akor pembalikan dapat juga dituliskan dengan menggunakan tanda ‘slash’ untuk menunjukkan nada bass sesudah tanda ‘slash’ seperti symbol akor di bawah notasi. C 7 E Fm 6 A ฀ D 9 A Gambar 47. Teori Musik 2 Page 28 PENDALAMAN MATERI Berikan tanda ‘X’ pada jawaban yang benar: 1. Nada-nada di atas adalah bagian dari pasangan tangganada: a. B Mayor dan A Mayor b. A Mayor dan cis minor harmonis c. D Mayor dan fis minor natural d. E Mayor dan fis minor harmonis 2. Akor di atas adalah salah satu contoh dari a. Triad Mayor b. Triad minor c. Triad Augmented d. Triad diminished Teori Musik 2 Page 29 3. Analisis yang benar dari akor di atas adalah: a. b. c. d. 4. Interval di atas adalah: a. M6 b. A6 c. d7 d. A7 5. Apa nama kadens dan non-harmonic tone di atas? a. Imperfect authentic cadence dengan appoggiatura b. Perfect authentic cadence dengan escape tone c. Plagal cadence dengan passing tone d. Deceptive cadence dengan neighbouring tone Teori Musik 2 Page 30

BAB III MENULIS MELODI

Melodi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian nada yang disusun; yaitu melodi sebagai satu kesatuan rasa, termasuk konsep-konsep baik tinggi-rendah nada pitch, maupun ritme rhythm yang diaplikasikan dalam satu garis tunggal atau suara. Prinsip dari bentuk melodi dapat dipelajari dari melodi-melodi pada vokal. Melodi vokal, menurut Jones 1974: 101, memiliki tiga karakteristik, yang paling tidak dimiliki oleh suara manusia, yaitu range, gerakan motion, dan disusun dalam bagian-bagian pendek. Selain itu, melodi vokal juga harus memperhatikan teks, kata- kata dan ide-ide yang akan menentukan juga bentuk melodi. Bentuk-bentuk melodi disebut juga strophic forms, karena dibuat bagian per bagian seperti syair, atau baris dalam puisi.

A. Bentuk Strophic Kecil. Dalam menyusun bagian-bagian kalimat musik, dapat

dianalogkan dengan menyusun sebuah kalimat bahasa. Ada beberapa istilah dalam menyusun sebuah kalimat melodi. 1. Motif figure : ide melodi yang terkecil, terdiri dari beberapa nada dan ritme 2. Bagian Phrase : Bagian dari phrase yang dikembangkan dari motif 3. Phrase : Suatu ide musik yang sudah lengkap tetapi belum selesai, yang diakhiri dengan sebuah kadens biasanya terdiri dari 4 birama atau bisa juga 2 birama 4. Periode : Gabungan dua buah phrase, yang diakhiri dengan kadens yang kuat, dianalogkan dengan sebuah kalimat bahasa biasanya terdiri dari 16 birama 5. Double Period : Gabungan tiga atau lebih phrase. Contoh lagu yang mempunyai bentuk kecil banyak dijumpai pada lagu-lagu daerah, lagu anak-anak, hymns, dll. Sebagai contoh, lagu “Yankee Doodle” memiliki sebuah periode, terdiri dari dua phrase sederhana, yang masing-masing dapat dibagi kedalam bagian phrase. Teori Musik 2 Page 31 Gambar 48. Waltz in A flat dari Brahms, merupakan contoh bentuk satu periode dari literature instrumental. Gambar 49.