The Final Cadence. Biasanya tanpa kecuali, akhir dari phrase melodi menuju ke Interior Cadence. Kadens yang terjadi oleh karena arah melodi yang tidak seperti

Teori Musik 2 Page 35 Lebih banyak dijumpai lagu-lagu dengan melodi yang berakhir pada ketuk kuat. Apabila terdapat melodi yang berakhir pada ketuk lemah, maka dapat digunakan feminine ending untuk mengakhiri phrase. Contoh lagu dengan melodi yang berakhir pada ketuk lemah terdapat pada lagu German “O Tannenbaum” Gambar 57.

F. Interior Cadence. Kadens yang terjadi oleh karena arah melodi yang tidak seperti

sebuah akhir phrase. Phrase interior, terlihat pada tingkat yang berbeda dari akhir phrase, tergantung pada komponis. Tujuan dari kadens interior adalah untuk menghasilkan istirahat sementara pada akhir dari phrase musikal. Berikut ini kemungkinan urutan suatu kadens interior: 1. Perfect authentic full cadence in the tonic key 2. Same – in a key other than the tonic 3. Imperfect authentic cadence in the tonic key 4. Same – in a key other than the tonic 5. Deceptive cadence in the tonic key 6. Same – in a key other than the tonic 7. Half cadence in the tonic key 8. Same – in a key other than the tonic Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada kadens-kadens authentic sempurna, authentic tidak sempurna, dan deceptive, nada-nada melodi dapat berakhir pada not dari akor tonik, yaitu nada-nada tingkat 1, 3, 5, atau 8; sedangkah untuk kadens setengah, nada-nada melodi merupakan nada-nada dari akor dominan atau subdominant, yaitu nada-nada tingkat 5, 7, 2, 4, atau 6. Teori Musik 2 Page 36 Berikut ini beberapa ilustrasi dari formals point yang akan didiskusikan. Cobalah kerjakan dengan mengikuti skema rhythmic-metric di bawah ini untuk satu periode. Phrase pertama digunakan untuk satu kadens interior dari table di atas, dan phrase kedua sebagai kadens final. Gambar 58. Awal melodi dan akhir melodi dapat dituliskan dalam beberapa kemungkinan, seperti berikut: Teori Musik 2 Page 37 Gambar 59. G. Extensions and Irregularities. Phrase regular dengan empat birama merupakan hal biasa untuk banyak melodi, baik untuk vokal maupun instrumental. Tetapi kadangkala, untuk menghindari monoton, phrase yang lebih pendek atau yang lebih panjang juga dapat digunakan. Latihan dengan phrase lima atau enam birama yang dapat merupakan pengulangan, atau sekuens, dari figure atau bagian dari phrase. Contoh: Gambar 60. Teori Musik 2 Page 38 Seperti pada extention di atas, phrase juga dapat dikembangkan pada akhir kalimat dengan sebuah codetta kecil yang menunjukkan kadens akhir. Gambar 61. Sebaliknya phrase regular dapat juga dipendekkan dengan menghilangkan motif atau bagian phrase. Gambar 62. Teori Musik 2 Page 39 PENDALAMAN MATERI A. 1. Susun phrase tunggal empat birama dalam tangganada mayor, berakhir dengan kadens authentic sempurna. 2. Susun phrase tunggal empat birama dalam tangganada minor, berakhir dengan kadens authentic sempurna. B. Susun phrase konsekuen yang sesuai dengan phrase anteseden yang diberikan: 1.. 2. C. 1. Dalam tangganada mayor, susun sebuah periode dari dua phrase related four-measure, phrase pertama berakhir dengan kadens authentic tak sempurna, phrase kedua dengan kadens final 2. Dalam tangganada minor, susun sebuah periode dari dua phrase related four-measure, phrase pertama berakhir dengan kadens setengah, phrase kedua dengan kadens final. D. Menggunakan periode-periode pada C1 dan C2 di atas: 1. Dalam periode pertama, kembangkan salah satu phrase dengan sekuens atau repetisi dari motif atau bagian phrase 2. Dalam periode kedua, ringkaslah salah satu phrase dengan menghilangkan atau memendekkan motif atau bagian phrase E. Susun periode ganda, panjang 16 birama, tangganada dan pola kadens dapat dipilih bebas. Teori Musik 2 Page 40

BAB IV TEKSTUR VOKAL 4 SUARA SATB

Instruksi awal pada komposisi musik, kontrapung secara alami telah digunakan dengan pasti. Pada periode Barok, dengan pergantian kombinasi harmoni vertikal, para musisi mulai mempelajari progresi harmoni dimana beberapa bagian, atau baris, dibawa ke depan secara terus menerus. Kemungkinan harmoni awal dipelajari dengan konsentrasi merealisasikan bagian continuo pada instrumen keyboard. Ini menunjukkan improvisasi atau menulis kembali pada tekstur keyboard dari bagian figure bass disebut juga thorough bass . Hal ini menjadi jelas bahwa progresi dari tiap baris individual, atau suara, dalam musik tidak dapat dengan mudah diikuti dalam akor dengan banyak suara dari part clavir. Sehingga, sedikitnya sejak abad XVIII, format tradisional untuk belajar harmoni menggunakan tekstur empat suara dari kuartet vokal, menggunakan part sopran, alto, tenor, dan bass. Pada awalnya ditulis dalam posisi terbuka open score, yaitu, masing-masing suara pada garis paranada terpisah, dan biasanya, dalam empat tanda kunci yang berbeda. Saat ini ada kesepakatan, ditulis dengan tekstur empat suara SATB pada dua garis paranada, menggunakan tanda kunci treble dan bass. Hal ini akan menjadi lebih mudah dalam membaca progresi harmoni dalam akor dan masing-masing suara individu. Akhirnya, pada waktu mempelajari musik instrumental, akan terlihat bagaimana prinsip harmoni empat suara yang diaplikasikan pada keyboard atau dalam bentuk ansambel.

A. Range Suara

Range suara manusia secara individual kecil, mendekati satu setengah oktaf. Range suara sopran, alto, tenor dan bass dituliskan seperti berikut, dengan suara sopran dan alto ditulis menggunakan tanda kunci treble, tenor dan bass menggunakan tanda kunci bass. Untuk suara sopran dan tenor ditulis dengan tangkai ke atas, suara alto dan bass ditulis dengan tangkai ke bawah, seperti berikut: Gambar 63. Range SATB Teori Musik 2 Page 41

B. Pen-double-an

Oleh karena harmoni pada dasarnya hanya terdiri dari 3 nada, maka untuk menuliskan empat suara, harus ada satu nada yang didobel, bisa dengan nada yang sama dari anggota pada harmoni tersebut, yaitu root, third, atau fifth akan dituliskan lebih dari satu suara, baik pada oktaf yang sama atau oktaf yang berbeda. Gambar 64. Pen-double-an Pada berbagai kesempatan, biasanya untuk alasan kontrapungtal, beberapa nada pada akor dapat didobel. Ada beberapa teori berbeda dalam memahami tentang pendobelan tersebut; buku teks harmoni biasanya memberikan kepada mahasiswa hukum-hulum sebagai berikut: 1. Akor Mayor dalam posisi dasar: pendobelan secara berturut pada root, fifth, third 2. Akor minor dalam posisi dasar: pendobelan secara berturut pada root, third, fifth Beberapa buku lain mengatakan bahwa nada yang terbaik untuk didobel adalah nada-nada pokok I, IV, V, baik pada akor minor maupun mayor. Hal ini pada prinsipnya sama dengan alasan hukum di atas. Gambar 65.