4 Komunikasi antar anggota
interpersonal skill
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi yang efektif seperti
bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak semua siswa
memiliki keahlian mendengarkan dan berbicara. Masih banyak orang yang kurang sensitif dan kurang bijaksana dalam
mengemukakan pendapat mereka Lie, 2008: 34. Penekanan pada aspek moral, yaitu sopan santun dalam berkomunikasi dan
menghargai pendapat orang lain, sangat penting dalam unsur ini. 5
Evaluasi proses kelompok
group processing
Guru perlu
menjadwalkan waktu
khusus untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Waktu evaluasi ini tidak perlu dilakukan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa dilakukan selang beberapa waktu setelah
beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif Lie, 2008: 35.
d. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif
Muhammad Jauhar 2011: 54 menyatakan ada enam tahapan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar. 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan perpindahan secara efektif dan efisien.
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya. 6
Memberikan penghargaan Guru mencari data untuk menghargai, baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.
e. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Pentingnya model pembelajaran kooperatif diterapkan dalam situasi pembelajaran di kelas karena model ini memiliki keunggulan
sebagai berikut Johnson and Johnson sebagaimana yang dikutip oleh Nurhadi, dkk., 2004: 63-64 :
1 Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
2 Mengembangkan kegembiraan belajar sejati.
3 Mengembangkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan. 4
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5 Meningkatnya keterampilan metakognitif.
6 Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan
egosentris. 7
Mementingkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. 8
Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian atau keterasingan.
9 Menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan
terintegrasi. 10
Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
11 Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan.
12 Mencegah terjadinya kenakalan di masa remaja.
13 Menimbulkan perilaku rasional di masa remaja.
14 Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan
15 Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
Johnson and Johnson dalam Nurhadi, dkk. 2004: 63-64 juga menyebutkan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif ,yaitu
: 1
Faktor Internal a
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu proses pembelajaran kooperatif memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. b
Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
c Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas. Dengan demikian, banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan.
d Saat diskusi di kelas, terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. 2
Faktor Eksternal Faktor eksternal erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah, yaitu
pada kurikulum. Selain itu, pelaksanaan tes yang terpusat, seperti UN sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan
untuk keberhasilan perolehan UN. Lie 2008: 28-29 menambahkan bahwa banyak pengajar guru
masih enggan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan berbagai alasan. Alasan utamanya adalah adanya kekhawatiran bahwa
akan terjadi kekacauan di kelas dam siswa tidak belajar jika mereka
ditempatkan dalam kelompok. Selanjutnya, kekurangan dari pihak guru adalah banyak dari guru hanya membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok dan membagi tugas utuk diselesaikan tanpa ada pedoman mengenai pembagian tugas.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe