Motivasi berprestasi 1. Pengertian Motivasi berprestasi
9 Dari kematangan fisik dan psikis maka timbul berbagai macam tugas
perkembangan pada remaja yaitu mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita
menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara positif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier
ekonomi, mempersiapkan perkawinan dari keluarga, memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi Hurlock,
1996. Kemandirian tidak hanya bertumpu pada satu bagian yaitu kemandirian belajar saja tapi juga bertumpu pada pribadi. Ciri kepribadian yang mempengaruhi tingkat
kemandirian seseorang antara lain kecerdasan, motivasi minat, emosi Soetjiningsih, dalam Yulianti, 2004. Dan tuntutan kebudayaan seperti misalnya laki
– laki dituntut lebih mandiri daripada wanita.
Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf 2005 yang menyebutkan bahwa tingkat kemandirian remaja dipengaruhi oleh faktor fisik, tingkat intelegensi, suasana keluarga,
teman sebaya dan kebudayaan.
2.2. Motivasi berprestasi 2.2.1. Pengertian Motivasi berprestasi
Dalam proses pembelajaran, motivasi memegang peranan penting dan menentukan dalam pencapaian tujuan belajar atau hasil belajar yang maksimal. Di
sekolah – sekolah banyak sekali ditemukan siswa – siswa yang malas belajar,
membaca, meninggalkan jam pembelajaran, dan sebagainya. Apabila hal ini terus
10 menerus berlanjut maka akan berdampak pada penurunan efektivitas belajar siswa.
Agar tidak terjadi hal – hal yang seperti itu maka hendaklah diupayakan agar selalu dan
senantiasa meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Purwanto 1990 mengartikan motivasi adalah sebagai usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan itu. Seiring dengan pendapat
Purwanto, Susilo Wartoyo, 1994 dalam Syahrani, 2002 motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan.
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu dan disamping itu motivasi juga merupakan keinginan, hasrat dan
tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu French dalam Pramuningsih 2003. Selaras dengan pendapat French, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia juga mengartikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Sedang yang berkaitan dengan berprestasi adalah motivasi berprestasi. Motivasi
berprestasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar Suryabrata, 1987. Sedangkan bahwa orang yang mempunyai motif prestasi yang kuat
disebut sebagai orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi. Pramuningsih 2003 merumuskan motivasi belajar adalah harapan untuk
mendapatkan kepuasan dalam menyelesaikan tugas yang sulit dan menantang. Dengan demikian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi merupakan saran bagi individu
11 dalam pencapaian kepuasan baginya. Apabila berbicara dalam hubungannya dengan
pencapaian prestasi belajar maka motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk berperilaku tertentu dalam menyelesaikan tugas dengan suatu baku mutu yang
evaluasinya dapat evaluasi Bigge and Hunt, dalam Pramuningsih 2003. Selanjutnya McClelland, dalam Puji Nitis, 2004 mengartikan motivasi
berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu menjadi lebih baik atau lebih efisien daripada sebelumnya. Bahkan dalam proses belajar mengajar, seseorang yang
bermotivasi tinggi cenderung menjadi pintar sewaktu mereka dewasa. McClelland dalam Pramuningsih, 2003 menuturkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran motivasi sangat penting karena motivasi dapat berfungsi sebagai : 2.
Energizer, yakni motor penggerak yang mendorong siswa untuk berbuat sesuatu, misalnya : perbuatan belajar.
3. Directedness, yakni menentukan arah perbuatan ke tujuan yang ingin dicapai.
4. Patterning, yakni menyelesaikan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan,
yang serasi guna mencapai tujuan.
Selanjutnya McClelland, 1987 mengemukakan bahwa motivasi dapat didasarkan pada 3 tiga jenis kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan berprestasi atau need for achievement n-ach
2. Kebutuhan akan afiliasi atau need for affiliation n-aff
3. Kebutuhan akan kekuasaan atau need for power n-pow
Asnawi, dalam Pramuningsih, 2003 mengemukakan bahwa manifestasi dari motivasi berprestasi akan terlihat pada ciri perilaku yaitu :
1. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan perbuatannya.
2. Mencari umpan balik tentang perbuatannya.
3. Memilih resiko yang moderat atau sedang dalam perbuatannya.
12 Sehingga motivasi berbalajar dapat dimengerti sebagai daya pendorong sukses
atau menghindari kegagalan dalam situasi kompetitif yang didasarkan pada ukuran keunggulan dibandingi mutu sendiri maupun orang lain.