104
3. Wawancara dengan Partisipan Tiga P3
Wawancara dengan P3 dilakukan 3 kali, setiap pertemuan dilakukan di rumah P3, dan membahas hal yang berbeda, tetapi
berkaitan dengan topik wawancara. Pertemuan pertama pada tanggal 20 Juli 2013, pukul 15.30
sampai dengan 15.50 WIB, di rumah P3. Saat datang berkunjung, P3 sedang mandi, peneliti menunggu beberapa
waktu, duduk di ruang tamu rumah P3. Setelah selesai mandi, peneliti dan P3 bercakap-cakap, membicarakan mengenai hal-
hal umum di sekitar lingkungan. Peneliti menyampaikan permohonan menjadi partisipan, menjelaskan topik dan tujuan
wawancara, menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara, seperti penggunaan tape recorder , kerahasiaan
nama, penggunaan hasil wawancara hanya untuk kepentingan penelitian, melakukan kontrak waktu dengan partisipan, dan lain-
lain. Pada pertemuan pertama peneliti juga menanyakan data demografi atau identitas umum P3.
Pertemuan yang kedua, pada 26 Juli 2013, pukul 16.15 sampai dengan 16.45 WIB, di rumah P3. Saat peneliti datang P3 sedang
menimang-nimang cucu pertamanya yang berusia belum genap satu bulan. Pertemuan berlangsung dengan santai, dimulai
dengan bercakap-cakap, menciptakan suasana nyaman antara peneliti dan P3, dilanjutkan dengan bercerita mengenai
pengalaman penggunaan KB, pengalaman menstruasi, serta pengalaman mengenai kehidupan setelah menopause, termasuk
wawancara sesuai dengan panduan wawancara. Selama pertemuan, beberapa kali anak kedua P3 datang dan
mendengarkan proses wawancara, tetapi tidak mengganggu dan menghambat proses wawancara.
105 Pertemuan ketiga, pada 20 Agustus 2013, pukul 15.35 sampai
dengan 16.00, dilakukan di rumah P3. Saat peneliti datang, P3 baru saja selesai memandikan cucunya. Pertemuan berlangsung
dengan santai dan tidak lama, tidak ada orang lain yang datang selama proses wawancara. Peneliti melakukan wawancara
sesuai panduan wawancara dengan pertanyaan klarifikasi untuk memvalidasi jawaban partisipan yang sudah diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Pada proses pertemuan ini P3 menerima hasil penelitian atau data sebelumnya serta tidak
menambah atau meralat jawaban. Berikut adalah transkip wawancara sesuai dengan daftar
pertanyaan pada pedoman wawancara. P
: “Selamat sore bu, terima kasih karena ibu sudah meluangkan waktunya bercakap-cakap sebentar dengan saya.
Saya Widi, mahasiswa S1 Keperawatan di UKSW. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir saya.
Kemarin saya sudah ijin pada bu Bekel kepala dusun, dan saya sudah diijinkan untuk melakukan wawancara dengan beberapa
wanita yang menurut saya memenuhi persyaratan dalam penelitian saya.”
P3 : “Oiya mbak, monggo. Sudah skripsi ya mbak? Cepet ya
sudah skripsi.. .”
P : “Iya bu. Skripsi saya ini kan tentang perubahan seksual
wanita menopause, dan kebetulan ibu adalah salah satu wanita yang memenuhi kriteria yang saya cari di dusun ini,
jadi saya mohon kesediaan ibu untuk saya wawancara, bagaimana, bu? Identitas ibu, dan hasil wawancaranya nanti
tidak akan disebarluaskan, hanya untuk kepentingan skripsi saja. Saya juga mohon maaf bila nanti saya menanyakan
hal-hal yang agak pribadi, namanya juga tentang perubahan
106 seksual pastinya tentang hal yang agak saru. Proses
wawancaranya tidak lama bu, hanya sekitar 20 sampai 30 menit. Ibu bersedia?”
P3 : “bersedia, mbak. Saya akan coba jawab sebisa saya.” P3
memberikan senyuman pada peneliti
P : “Ibu sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi? Tentang kesehatan alat kelamin, seperti KB, menstruasi, kesehatan pasangan suami istri?”
P3 : “Ehmmm…. Belum mbak, paling kalau dapat info itu dari
temen, sama-sama lagi ngomongin terus ya.. saling kasih
info. ” P3 sambil sesekali memandang ke luar rumah
P : “Menurut ibu, penyuluhan kesehatan kelamin bagi pria
ataupun wanita perlu ga sih? ”
P3 : “Ya perlu.” P3 menjawab singkat
P : “Kalau tentang menopause, ibu pernah mendengar kata
menopause? Apa itu menopause?”
P3 : ”saya pernah denger mbak, tapi ya Cuma pernah denger,
kalau, apa itu menopause ga ngerti. .” P3 kembali tersenyum
kepada peneliti P
: “Menopause itu seperti yang dialami ibu saat ini. Masa- masa berhenti haid, dan untuk seterusnya tidak akan
mengalami haid. Ini terjadi pada usia 40an seperti ibu, bu.”
P3 tampak mengangguk-anggukkan kepala “ Dulu sebelum ibu mengalami seperti ini, pernahkah
berpikir kalau nantinya akan mengalami menopause? Apa yang ibu pikirkan tentang wanita
yang sudah berhenti haid?” P3
: “ya ga terpikirkan, dan malah ga kepikir kapan bakal berhenti haid. Jadi kalo dulu kalo kepikiran tentang wanita
yang berhenti haid itu ya nenek-nenek. ” wajah P3 seperti
bingung, kesulitan untuk mencba menjelaskan jawabannya
107 P
: “Nah, sekarang ibu sudah mengalaminya sendiri, menurut ibu apa itu wanita yang sudah berhenti haid?”
P3 : “Wanita yang sudah berhenti haid itu wanita yang memang
sudah waktunya berhenti haid, 50an kaya saya.”
tiba-tiba anak kedua P3 datang, menjabat tangan peneliti, duduk di sebelah kiri P3, mendengarkan proses wawancara
P : “Dulu waktu ibu masih haid, haidnya teratur?”
P3 : “Dulu saya pake KB susuk implant mbak, haid ya ga
teratur, tapi haid.. la harusnya tahun 2009 itu uda dilepas,
tapi saya belum lepas, tahun 2010 kan belum saya lepas, saya mulai ga pernah haid sampai sekarang, tahun 2010 itu
saya lepasnya .”
P : “Bagaimana perbedaannya dulu waktu ibu masih haid dan
sekarang setelah benar- benar berhenti?”
P3 : “Kalo saya sih nyaman sekarang, dulu pas menstruasi
pegel-pegel terus, tiap bulan mules, sekarang uda ga pernah haid ya malah uda ga pernah mules-mules, jadi
bebas .” P3 tersenyum dan sesekali memegang tangan
anak keduanya P
: “Bagaimana ibu memandang diri ibu, menilai diri ibu setelah menopause ini bu?”
P3 : “Buat saya sih ga apa-apa mbak, malah seneng. Soalnya
lebih nyaman, lebih bebas, ga gampang capek karena merasakan efeknya haid. Jadi isa ngapa-ngapain
” P3 menjawab
sambil meregangkan
tangannya, mengekspresikan jawabannya
P : “Bagaimana dengan keluarga, apakah tahu dengan kondisi
ibu, kalau sudah berhenti menstruasi? Ada perubahan apa
108 dari mereka dengan perubahan ibu yang sekarang sudah
menopause?” P3 :
“tau mbak, mereka mau menerima, tapi juga ga gimana- gimana, kaya biasanya aja kok, ya non.. menunjuk dan
memegang lengan tangan kanan anaknya ”
P : “Ibu masih sering mengungkapkan rasa sayang antara ibu
dan suami? Seperti masih mesra, atau gimana bu?”
P3 : “Masih mbak, masih sering gojeg-gojeg bergurau di
kamar berdua, bercanda di depan TV. Masih mesra terus kok mbak
.” P
: “Maaf ni bu, adakah perbedaan seringnya berhubungan dengan suami sekarang dan dulu bu
?” P3
: “Ya pasti mbak, uda makin tua, ya uda ga kaya dulu, uda berkurang
.” P3 menjawab dengan tertawa kecil tanpa suara
P : “Menurut ibu, karena ibu sekarang ibu sudah menopause,
apa tujuan ibu dan suami berhubungan?” P3
: “Yang pasti ya kewajiban mbak, kalo ga campur ya gimana, namanya pasangan suami-istri
.” P
: “Adakah perubahan yang mungkin menurut ibu itu jadi kendala ketika melakukan hubungan dengan suami
setelah menopause?” P3
: “Ga ada tu mbak, iya mbak, ga ada perubahan.” sambil melihat ke dinding, seperti sedang mengingat-ingat
109 P
: “Pernahkah ibu membicarakan dengan suami tentang hubungan seksua
l yang diinginkan dengan suami?” P3
: “Ga pernah membicarakan mbak, jalani gini aja. Bapak juga ga pernah ngeluh kok mbak, masih seperti biasa
.” P3 tersenyum malu kepada peneliti
P : “Apakah ibu menganggap ibu tidak bisa memberikan
kepuasan seksual pada suami seperti dulu lagi?”
P3 : “Kadang-kadang sih mbak, tapi cuma kaya selintas aja,
kadang-kadang .”
P : “Adakah usaha ibu untuk meningkatkan gairah seksual ibu
saat ini?” P3
: “Ga pernah mbak.” P
: “baik, sekarang.. apa harapan ibu, bagi hubungan ibu dan suami setelah ibu berhenti menstruasi ini?”
P3 : “Ya semoga sehat terus mbak, masih bisa mesra terus
sampai tua .” P3 kembali memberikan senyuman pada
jawaban yang diucapkan P
: “Baik, bu. Sementara ini dulu pertanyaan-pertanyaan dari saya, terima kasih atas waktunya, tapi saya masih mohon
waktunya lagi, bila nanti saya masih membutuhkan ibu kembali ya.. Maaf, kalau tadi saya nanya yang agak
pribadi. Terima kasih sekali lagi ya bu .”
P3 : “iya mbak, sama-sama. Iya saya siap mbak, di rumah
terus, momong cucu. Hehe ”
110
4. Wawancara dengan Partisipan Empat P4