90
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
Keterangan : P
: Peneliti Px
: Partisipan
1. Wawancara dengan Partisipan Pertama P1
Pertemuan pertama pada tanggal 20 Juli 2013, pukul 14.00 WIB sampai dengan 14.20 WIB, di rumah partisipan pertama P1.
Saat peneliti P berkunjung, P1 sedang beraktivitas di dapur, sedangkan suaminya sedang bercakap-cakap dengan tetangga
di luar rumah. P1 mengenakan celana pendek hitam, dan kaos oblong berwarna putih. Pertemuan berlangsung santai, dan P1
tampak antusias. Pertemuan dilakukan di ruang tamu, peneliti menyampaikan permohonan menjadi partisipan, menjelaskan
topik dan tujuan wawancara, menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara, seperti penggunaan tape recorder,
kerahasiaan nama, penggunaan hasil wawancara hanya untuk kepentingan penelitian, melakukan kontrak waktu dengan
partisipan, dan sebagainya. P1 menerima dan bersedia menjadi partisipan dalam penelitian. Dalam pertemuan pertama, peneliti
juga menanyakan data demografi atau identitas umum P1. Pertemuan yang kedua, pada 26 Juli 2013, pukul 15.00 WIB
sampai dengan 15.35 WIB, di rumah P1, dimulai dengan membicarakan hal-hal umum di sekitar lingkungan, hal ini untuk
menciptakan suasana nyaman. Selanjutnya bercerita mengenai
91 pengalaman penggunaan KB, pengalaman menstruasi, serta
pengalaman mengenai kehidupan setelah menopause, termasuk melakukan proses wawancara sesuai dengan panduan
wawancara. Dalam proses wawancara, P1 tampak santai dan menjawab
dengan lancar pada setiap pertanyaan, serta memberikan senyuman pada setiap selesai menjawab pertanyaan. Proses
wawancara berlangsung antara peneliti dengan P1 saja, tetapi beberapa kali tetangga datang untuk suatu kepentingan,
sehingga wawancara terhenti. Pertemuan ketiga, pada 20 Agustus 2013, pukul 15.15 WIB
sampai dengan 15.25 WIB. Saat peneliti datang, P1 sedang bersantai di teras rumahnya. Pertemuan dilakukan di teras
rumah P1. Proses wawancara berlangsung tidak lama, tidak ada orang lain yang datang selama proses wawancara. Peneliti
melakukan wawancara sesuai panduan wawancara dengan pertanyaan klarifikasi untuk memvalidasi jawaban partisipan
yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pada proses pertemuan ini P1 menerima hasil penelitian atau data
sebelumnya serta tidak menambah atau meralat jawaban. Berikut adalah transkip wawancara sesuai dengan daftar
pertanyaan pada pedoman wawancara. P
: “Selamat sore bu, terima kasih karena ibu sudah meluangkan waktunya bercakap-cakap sebentar dengan saya.
Saya Widi, mahasiswa S1 Keperawatan di UKSW. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir saya.
Kemarin saya sudah ijin pada bu Bekel kepala dusun, dan saya sudah diijinkan untuk melakukan wawancara dengan beberapa
wanita yang menurut saya memenuhi persyaratan dalam penelitian saya.”
92 P1
: “Oiya mbak, monggo. Skripsi ya mbak? Boleh-boleh mbak.”
P : “Iya bu. Skripsi saya ini kan tentang perubahan seksual
wanita menopause, dan kebetulan ibu adalah salah satu
wanita yang memenuhi kriteria yang saya cari di dusun ini, jadi saya mohon kesediaan ibu untuk saya wawancara, ya
bu? Identitas ibu, dan hasil wawancaranya nanti tidak akan disebarluaskan, hanya untuk kepentingan skripsi saja. Saya
juga mohon maaf bila nanti saya menanyakan hal-hal yang agak pribadi, namanya juga tentang perubahan seksual
pastinya tentang hal yang agak saru. Proses wawancaranya tidak lama bu, hanya sekitar 20 sampai 30 menit. Ibu
bersedia?” P1
: “Iya mbak, silahkan, tanyakan saja hal-hal yang perlu ditanyakan. Kalo saya bisa menjawab ya ta bantu
menjawab. Monggo mbak ..” P1 tampak antusias, dan
tersenyum P
: “Ibu sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi? Tentang kesehatan alat kelamin,
seperti KB, menstruasi, kesehatan pasangan suami istri?” P1
: “Belum mbak. Ya kalo tentang KB, saya dapetnya dari bidan, waktu saya masih KB dulu. Yang lainnya belum
pernah. ”
P : “Menurut ibu, perlu ga mendapat penyuluhan tentang kaya
gitu?”
P1 : “Ya perlu mbak, soalnya kadang kita tu malu mau tanya-
tanya sendiri.” P1 mengangguk-anggukkan kepalanya
P : “Kalau tentang menopause, ibu pernah mendengar kata
menopause? Apa itu menopause?”
P1 : tampak bi ngung “Belum pernah denger mbak.”
93 P
: “Menopause itu seperti yang dialami ibu saat ini. Masa- masa berhenti haid, dan untuk seterusnya tidak akan
mengalami haid. Ini terjadi pada usia 40an seperti ibu, bu.”
P1 tampak mengangguk-anggukkan kepala, memahami penjelasan P
“Dulu sebelum ibu mengalami seperti ini, pernah ga berpikir kalau nantinya akan mengalami menopause? Apa
yang ibu pikirkan tentang wanita yang sudah berhenti haid?” P1
: “ya ga terpikir mbak. Tapi ya tau kalo sudah tua nanti pasti akan mengalaminya, tapi ga tau kapan itu.
” tersenyum, hmm… Orang yang berhenti haid itu orang yang sudah
lanjut usia mbak”
P : “Nah, sekarang ibu sudah mengalaminya sendiri, menurut
ibu apa itu wanita yang sudah berhenti haid?”
P1 : “Ya… apa ya… tampak melihat sekeliling untuk berpikir
ya ternyata orang yang berhenti haid itu belum tentu klo
sudah lanjut usia, setua yang saya kira. Ya, nyatanya saya umur 46an kemarin sudah mulai ga haid lagi..:
P : “Dulu waktu ibu masih haid, haidnya teratur?”
P1 : “iya mbak teratur, sebulan sekali”
P : “ada perbedaan ga bu dengan sekarang, ada perubahan
apa?” P1
: “Iya mbak, sekarang tu ga kepenak, ga nyaman. Gampang capek. Kalo dulu kan haidnya teratur jadi darah kotornya
keluar, gitu mungkin ya mbak. Sekarang ga haid tu ga enak mbak. Dikit-dikit capek. Kalo boleh milih saya milih haid
terus mbak. Seger badannya .”
P : “Lalu bagaimana ibu memandang diri ibu sekarang? Ibu
kan sudah menopause, apa penilaian ibu terhadap diri sendiri?”
94 P1
: “Gimana ya mbak, biasa saja sih mbak, ga berbeda dengan dulu, kan emang uda waktunya. Ya.. sekarang
sudah ga perlu kesana-kemari ke bu bidan lagi buat KB ”
tersenyum kecil P
: “Seberapa dekat ibu dengan keluarga dan suami?” P1
: “deket mbak, kalo anak saya yang pertama kan ada di luar kota, jadi ga terlalu deket. Kalo yang kedua ii di rumah
masih kelas 3 SMA, ya sering bantu-bantu kerjaan rumah. Kalo suami ya deket banget to mbak, la ya tidurnya aja
juga berdua.. hehehe. ”P1 tertawa simpul
P : “Sering berkeluh kesah ga bu?”
P1 : ”iya mbak, sama siapa lagi kalo berkeluh kesah to mbak,
ya sama suami .”
P : “Suami tahu ibu sudah tidak pernah haid lagi? Ada
pengaruh dengan kedekatan ibu dengan keluarga?” P1
: “yo ngerti mbak, tapi ya sama saja kaya dulu, la ga ngaruh apa-apa, kok
,” P
: “Ibu masih sering mengungkapkan rasa sayang antara ibu dan suami? Mesra atau gimana gitu bu
?” P1
: “ya, masih mbak, ya kaya kelonan berpelukan waktu tidur. makan bareng, duduk jejer bersebelahan waktu
nonton tivi, gojeg bergurau bareng. Gitu-gitu lah mbak ”
P1 tampak tersenyum malu P
: “maaf ni bu, adakah perbedaan seringnya berhubungan dengan suami sekarang dan dulu bu?”
95 P1
: “Sama saja kaya dulu mbak, ga beda, ya masih campur, tapi ga tiap hari, ga pasti sih,
” P
: “menurut ibu, karena ibu sekarang ibu sudah menopause, apa tujuan ibu dan suami berhubungan?”
P1 : “yo buat nyenengin suami to mbak, namanya juga istri,
hehehe ” P1 tersenyum lebar
P : “Ada perubahan yang dialami ibu ketika melakukan
hubungan dengan suami setelah menopause? Kemaluan k
ering atau apa gitu bu?” P1
: “ga gimana-gimana, mbak, rasanya juga ga berubah. sambil tersenyum, ya cuma saya sebenarnya mulai
enggan, la uda capek sama aktivitas, tapi ga ta bikin masalah, tetep
berhubungan.” P
: “Pernahkah ibu membicarakan dengan suami tentang hubungan seksual yang diinginkan dengan suami?”
P1 : “ga mbak, la suamiku juga ga gimana-gimana, ga pernah
ngeluh apa-apa kalo berhubungan.”
P : “Apakah ibu menganggap ibu tidak bisa memberikan
kepuasan seksual pada suami seperti dulu lagi?” P1
: “ga ngerasa kurang gimana-gimana sih mbak, jadi ya rasanya masih bisa ngasih kepuasan, masih bisa melayani
suami kaya masih muda, kok. Ya kan emang uda mulai enggan, tapi ga jadi masalah, tetep ngasih kepuasan buat
suami, tersenyum malu” P
: “Adakah usaha ibu untuk meningkatkan gairah seksual ibu saat ini?”
96 P1
: “Ga ada mbak, yang penting bisa nyenengin suami. Kan uda kewajiban wanita, ya walaupun capek tetap melayani
dan ga terpaksa. Kan buat kita juga .” menepukkan tangan
ke paha dan tersenyum P
: “Apa harapan ibu, bagi hubungan ibu dan suami setelah ibu berhenti menstruasi ini?”
P1 : “Ya… Bisa saling nyenengin mbak, bisa melayani lahir
batin, sehat terus, bisa ngopenimerawatmenjaga anak .”
P : ”Baik bu, terima kasih atas waktunya, terima kasih atas
kesediaannya menjawab jujur. Mohon maaf sekali lagi karena uda menanyakan yang saru-saru. Jika saya butuh
lagi, kalo ternyata ada yang kurang, saya kesini lagi dan wawancara lagi ya bu? Selamat sore
” P1
: “iya mbak, sama-sama. Saya juga seneng bisa bantu njenengan. Silahkan, njenengan kesini kapan saja, saya
siap. Selamat sore mbak .”
97
2. Wawancara dengan Partisipan Dua P2