97
2. Wawancara dengan Partisipan Dua P2
Pertemuan pertama dengan P2 dilakukan pada tanggal 20 Juli 2013, pukul 14.30 sampai dengan 15.15 WIB, di rumah P2. Saat
peneliti datang berkunjung, P2 baru saja pulang dari kebun, dan sedang meletakkan rumput yang diperolehnya dari kebun.
Peneliti menunggu P2 menyelesaikan aktivitasnya di kandang sambil bercakap-cakap mengenai hal umum tentang lingkungan
sekitar dan menanyakan data demografi, seperti umur suami, lama pernikahan dan lainnya. peneliti tidak banyak melakukan
bina hubungan saling percaya karena peneliti dan P2 sudah cukup mengenal P2 dan masih mempunyai hubungan keluarga.
Setelah P2 menyelesaikan aktivitasnya, peneliti dan P2 melanjutkan percakapan di kursi panjang di depan rumah P2.
Peneliti menyampaikan
permohonan menjadi
partisipan, menjelaskan topik dan tujuan wawancara, menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan proses wawancara, seperti penggunaan tape recorder , kerahasiaan nama, penggunaan hasil wawancara
hanya untuk kepentingan penelitian, melakukan kontrak waktu dengan partisipan, dan lain-lain. Setelah mendengar penjelasan
dari peneliti, P2 memohon untuk dilakukan wawancara pada pertemuan pertama, tetapi tidak dapat menandatangani surat
persetujuan menjadi partisipan karena tidak bisa tanda tangan. Proses wawancara dilakukan di depan rumah P2, dan
berlangsung kurang lebih 30 menit. Proses wawancara dilakukan tidak hanya fokus pada pedoman wawancara, tetapi juga
menanyakan hal-hal lain yang hampir berkaitan dengan topik wawancara. P2 dapat menjawab pertanyaan dengan lancar, dan
menjelaskan jawabannya dengan jelas. Selama proses wawancara, tidak ada orang lain yang datang, tetapi sempat
terhenti satu kali karena P2 berbicara dengan suaminya, tidak
98 terhenti lama wawancara dapat dilanjutkan kembali dengan
lancar. Pertemuan yang kedua dilakukan pada 26 Juli 2013, pukul 15.45
sampai dengan 16.05 WIB, di rumah P2. Saat peneliti datang, P2 sedang membersihkan kandang dan memberi makan sapi,
P2 menghentikan aktivitasnya dan digantikan oleh anaknya. P2 mengajak peneliti untuk duduk di ruang tamu dan memulai
proses wawancara. Pertemuan dimulai dengan proses wawancara yang berlangsung tidak lama, tidak ada orang lain
yang datang selama proses wawancara. Peneliti melakukan wawancara sesuai panduan wawancara dengan pertanyaan
klarifikasi untuk memvalidasi jawaban partisipan yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pada proses pertemuan
ini P2 menerima hasil penelitian atau data sebelumnya serta tidak menambah atau meralat jawaban.
Berikut adalah transkip wawancara sesuai dengan daftar pertanyaan pada pedoman wawancara.
P : “Selamat sore, bude. Maaf, saya mengganggu rutinitas
bude sebentar, saya ingin memohon kesediaan bude untuk saya wawancara tentang bude. Boleh ya, bude? Tapi
silahkan bude selesaikan dulu pekerjaannya, saya tunggu.” P2
: “Sore, nduk. Iya, sebentar ya..” P2 sedang meletakkan rumput di kandang, peneliti dan P2 bercakap-cakap
sebentar, lalu peneliti menunggu P2 di depan rumah selama beberapa menit
“Maaf y nduk, lama ya..” P2 datang menjabat tangan kepada peneliti dan duduk bersebelahan dengan peneliti
99 P
: “Enggak bude. Nggak apa-apa. Begini bude, saya mau minta tolong bude, saat ini saya ada tugas dari sekolah
saya, wawancara atau tanya-jawab dengan wanita yang sudah tidak KB tapi juga sudah tidak haid. Bude masih
haid?” P2
: “nggak, uda lama ga haid. Uda berapa tahun yaa…. P2 tampak
mengingat-ingat, sambil
menghitung, menggerakkan jari-jarinya
yaaa… waktu umur 48 tahun uda ga haid,, sekarang itu… 57 tahun.”
P : “ tapi bude sekarang masih KB?”
P2 : “enggak.. lepas KB itu ya sebelum umur 48, lupa saya
kapannya... Sebenarnya saya uda ga mau KB dari umur 39, tapi bu bidan menyarankan supaya
tetap KB.” P2 menjawab
sambil merapikan
rambutnya, mengikat
rambutnya P
: “O… tapi bude bersedia kan ya, saya tanya-tanya? Tidak
akan disuruh apa-apa selain diminta menjawab pertanyaan dari saya. Jawabannya juga ga akan disebarin, jawaban
hanya untuk tugas, tetapi maaf, nanti pertanyaannya ada yang agak saru
.” P2
: “iya nduk.. ga apa-apa, selama bude bisa jawab, ya ta jawab. Pertanyaan apa? Kalau sekarang sekalian aja
gimana ?” P2 sambil tersenyum dan tertawa kecil
P : “tapi kan bude masih ngurusi sapi, terus juga mau nyiapin
buka puasa to? Apa ga apa-apa kalau sekarang sekalian, ga ganggu waktu bude
?”
100 P2
: “Ga apa-apa, rumputnya uda ditaruh, lagian masih jam segini, ngurusin kandang masih agak nanti, apa lagi buat
buka, ya nanti itu.. ”
P : “O begitu, baiklah.. sekarang aja, tapi bude tanda tangan
disini ya..” peneliti menunjukkan lembar persetujuan P2
: “ Walaaaaah…. Ga bisa to nduk, bude ga bisa tanda tangan, kamu saja..
” P2 tersenyum kecil P
: “Saat ini bude sudah berhenti haid. Apa yang bude pahami tentang berhenti haid atau yang sering disebut
menopause?” P2
: “Apa to, ya nduk.. Saya tu dulu pernah ada yang ngasih tau, kalo suatu saat wanita tu ada waktunya berhenti haid
dan ga haid lagi, itu tandanya sudah tua, gitu mungkin ya nduk, ya sekarang uda ngerasain uda ga pernah haid
.” P
: “Bagaimana perbedaannya dulu waktu bude masih haid dan sekarang setelah berhenti?”
P2 : “Ga ada bedanya nduk. Ya cuma dulu tu tiap bulan haid
sekarang enggak, la rasanya juga sama aja kok nduk, haid atau ga haid tu
.” P
: “Bagaimana bude memandang diri bude, menilai diri ibu setelah menopause ini bude?”
P2 : “Uda ga pernah haid, uda tua to nduk, uda ga perlu KB
lagi. Sebenernya uda ga mau KB tu uda dari umur tiga puluh sembilan nduk, tapi dulu dianjurkan bu bidan untuk
tetap KB, katanya kalau uda habis 45 tahun ga KB gapapa gitu katanya, terus pas 47 apa 48 tahun ya.. berhenti KB
101 nduk, sekarang jadi uda ga pikiran
.” P2 menjelaskan sambil sesekali mengelus-elus wajahnya
P : “Bagaimana dengan keluarga, apakah tahu dengan kondisi
bude, kalau sudah berhenti haid? Ada perubahan dari keluarga tidak, bude? Kedekatan atau perhatian..”
P2 : “Ngerti nduk, tapi ga jadi gimana-gimana, ga brubah nduk.”
P : “Bude masih sering mengungkapkan rasa sayang antara
bude dan suami? Kayak mesra-mesra gitu.. atau seperti apa bude?”
P2 : “Apa to ya nduk, kalo bilang sayang gitu uda ga pernah
nduk, uda ga pernah campur juga kok sejak anak-anak makin besar.. Paling kaya buatin minum, nyiapin makan,
ngerokin waktu sakit. Apa lagi ya nduk, yang pasti saya sering mengingatkan bapak jangan sampai kecapekan
kalo kerja, namanya uda tua, gampang capek, gampang sakit
.” P
: “Adakah perbedaan seringnya berhubungan dengan suami sekarang dan dulu bude?”
P2 : “La ya itu nduk, saya tu uda ga pernah campur sama sekali
sejak anakku laki-laki habis sunat, kalo saya karena uda ga ingin punya anak lagi jadi uda ga minat berhubungan,
kalo bapak bilang uda ga pantes, anaknya uda besar- besar, tidur berdua aja jarang-jarang nduk
.” P2 menjelaskan sambil sesekali mengelus-elus tangan kanan
atau tangan kirinya
102 P
: “Tetapi bukan karena ada masalah kan bude? Berarti uda ga pernah berhubungan sama sekali? Sesekali apa ga ada
keinginan buat berhubungan bude ?”
P2 : “Ga to nduk, bisa aja kamu ini.. P2 terlihat malu dan
tersenyum ga karena ada masalah, ga ada apa-apa, kami uda ga pernah berhubungan karena memang kami
menganggap uda ga pantes, uda semakin tua, malu sama anak-anak sama cucu. Ga kepengen juga kok
.” P2 berhenti berbicara sejenak, dan menengok ke dalam
rumah, berbicara dengan suaminya sebentar, kemudian melanjutkan pembicaraannya kembali
“Ya kalo kata orang, suami-istri tu punya kewajiban campur, katanya makin tua makin jadi ya nduk, hehe, tapi
buat saya ga. Bapak juga gitu, uda sama-sama tua, uda ga mau, katanya uda malu-maluin. Yang penting sehat, bisa
sama-sama saling jaga, saling ngopeni merawat.”
P : “Jadi, menurut bude, suami-istri yang sudah tua, yang
istrinya sudah tidak pernah haid itu masih harus campur ga ya bude?
” P2
: “yaa.. kalau kata orang , uda tua itu kan harus tetap campur, namanya kewajiban. Tapi buat bude ya ga wajib,
selama bapak juga setuju, bapak juga punya pendapat sama.
” P2 menjelaskan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya
P : “Begitu ya bude.. Lalu harapan bude dan suami ke
depannya bagaimana bude?” P2
: “Ya itu tadi, yang penting bisa sehat sampai tua, saling ngopeni merawat, ngopeni anak-cucu, saling jaga, saling
103 ngerteni pengertian, gitu aja nduk.. dongake doakan ya
nduk.. ” P2 mengelus pundak peneliti dan tersenyum
P : “Amin bude.. Bude, pertanyaannya sudah habis, terima
kasih untuk waktunya, tetapi besok kalau masih ada yang kurang, masih ada yang mau saya tanyakan lagi, saya
minta waktunya lagi ya bude? Maaf kalau pertanyaannya ada yang menanyakan hal yang saru. Terima kasih sudah
bantu saya.” P2 :
“Iya nduk, iya… kesini aja kalau masih perlu, bude pasti bantu, kalau ga gini, kamu juga ga pernah main sini, to…
hehehe..”
104
3. Wawancara dengan Partisipan Tiga P3