33 bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompe-
tensi sebagai seorang pendidik yang profesional.
2.4.1 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik- an dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional 2007 menyebutkan bahwa:
Program sertifikasi pendidik bertujuan untuk: 1Menentukan kelayakan guru dalam melaksana-
kan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewu- judkan tujuan pendidikan nasional, 2 Meningkat-
kan profesionalitas guru, termasuk di dalamnya kesejahteraan guru, 3 meningkatkan proses dan
mutu hasil pendidikan, 4 meningkatkan marta- bat guru.
Menurut Wibowo 2004 dalam Mulyasa 2009, 35, mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan
untuk hal-hal sebagai berikut:
1 melindungi profesi pendidik dan tenaga kepen- didikan, 2 melindungi masyarakat dari praktik-
praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, 3 mem-
bantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu
dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, 4 membangun citra
masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, 5 memberikan solusi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Manfaat Sertifikasi pendidik dan tenaga kepen- didikan menurut Mulyasa 2009 adalah untuk penga-
wasan dan penjaminan mutu tenaga kependidikan
34 dalam rangka pengembangan kompetensi, peningkat-
an profesionalisme, dan pengembangan karier tenaga kependidikan secara berkelanjutan dan peningkatan
program pelatihan yang lebih bermutu.
2.4.2 Proses dan kerangka Sertifikasi
Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabat- an dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Bagan 2.1 Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010.
35 Dalam Permendiknas Pasal 2 ayat 4 disebutkan
bahwa “penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk
penilaian terhadap kumpulan dokumen yang berupa:
1. kualifikasi akademik;
2. pendidikan dan pelatihan;
3. pengalaman mengajar;
4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
5. penilaian dari atasan dan pengawas;
6. prestasi akademik;
7. karya pengembangan profesi;
8. keikutsertaan dalam forum ilmiah;
9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan
dan sosial; dan 10.
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi kompe- tensi guru baik lulusan S1 kependidikan maupun
lulusan S1 non kependidikan, menurut Mulyasa 2009 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, lulusan program sarjana kependidikan sudah mengalami pembentukan kompetensi meng-
ajar PKM. Oleh karena itu, mereka hanya memer- lukan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki PPTK terakreditasi dan ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.
Kedua, lulusan program sarjana non kependidikan harus terlebih dahulu mengikuti proses pemben-
tukan kompetensi mengajar PKM pada perguruan tinggi yang memiliki Program pengadaan tenaga
kependidikan PPTK secara terstruktur. Setelah dinyatakan lulus dalam pembentukan kompetensi
mengajar, baru lulusan S1 non-kependidikan boleh mengikuti uji sertifikasi. Sedangkan lulusan
program Sarjana kependidkan tentu sudah menga- lami proses pembentukan kompetensi mengajar
36
PKM, tetapi tetap diwajibkan mengikuti uji kom- petensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi.
Ketiga, penyelenggaraan program PKM dipersya- ratkan adanya status lembaga LPTK yang terakre-
ditasi. Sedangkan untuk pelaksanaan uji kompe- tensi sebagai bentuk audit atau evaluasi kompe-
tensi mengajar guru harus dilaksanakan oleh LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.
Keempat, peserta uji kompetensi yang telah dinya- takan lulus, baik yang berasal dari lulusan
program sarjana pendidikan maupun non-kepen- didikan diberikan sertifikat kompetensi sebagai
bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan untuk melakukan praktik dalam bidang profesi
guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Kelima, peserta uji kompetensi yang berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas dalam
interval waktu tertentu 10 – 15 tahun sebagai
bentuk kegiatan penyegaran dan pemutakhiran kembali sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu
mengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di samping uji kompetensi juga di-
perlukan bagi yang tidak melakukan tugas profesi- nya sebagai guru dalam jangka waktu tertentu.
Bentuk aktivitas uji kompetensi untuk kelompok ini adalah dalam kategori resertifikasi.
2.5 Penelitian Yang Relevan