Perhitungan Perspektif Balanced Scorecard Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Nasabah NPL NPF Non Performing Loans Rasio Maya Operasional BOPO LDR Loan to Deposit Ratio Tingkat kepuasan Nasabah

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Perspektif Balanced Scorecard

2. Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Nasabah

3. Uji Validitas dan reliabilitas Kepuasan Karyawan

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT MEASUREMENT OF PERFORMANCE BASED ON BALANCED SCORECARD AT PT. BPR NBP SETIA BUDI The objective of this research is to discuss and to know how the performance of the company if measured by using Balanced Scorecard method at PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. The type of applied data is primary and secondary data, and the applied data collecting method is interview, documentation and library study. The result of this research is that PT.BPR NBP Setia Budi Medan applies the Balanced Scorecard approach to measure the performance in the company. The performance of firm in all of perspective such as perspective of financial, costumer, internal business and growth and teaching indicates the better output than previously that indicated by the increasing of these perspective. The financial perspective indicatedby the increasing of NPL Non Performing Loan ratio, Operational cost and LDR Loan to Total Deposit Ratio, in costumer perspective it indicated by the increasing of satisfaction level of costumer, internal business perspective which the health condition of bank is better than before and in growth and teaching perspective to the satisfaction of employee to the company increase. The results of measurement of performance by Balanced Scorecard at PT. BPR NBP Setia Budi Medan indicate the better achievement from year to year. After do this research it concluded that the using of Balanced Scorecard method can be implemented to each companies others than PT. BPR NBP Setia Budi Medan in calculate or measure the performance at a company Keywords : Performance Evaluation, Balanced Scorecard Universitas Sumatera Utara ABSTRAK PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. BPR NBP Setia Budi Medan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja dalam perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan pada semua perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang semakin baik dari sebelumnya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan yang dilihat dari masing-masing perspektif. Pada perspektif keuangan ditandai dengan peningkatan ratio pada NPL Non Performing Loan, Biaya Operasional dan LDR Loan to Total Deposit Ratio, perspektif nasabah meningkatnya tingkat kepuasan dari nasabah, perspektif bisnis internal dimana tingkat kesehatan pada bank semakin baik dari sebelumnya dan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kepuasan karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat. Hasil dari pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada PT. BPR NBP Setia Budi Medan telah menunjukkan pencapaian yang bagus dari tahun ke tahun. Setelah melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan penggunaan metode Balanced Scorecard dapat diterapkan pada setiap perusahaan – perusahaan selain PT. BPR NBP Setia Budi Medan dalam menghitung atau mengukur kinerja pada suatu perusahaan. Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Balanced Scorecard Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, banyaknya perubahan dan perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produk pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan pelayanan terhadap nasabah. Keadaan yang kompleks ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Dengan strategi dan kegiatan operasional yang baik, perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang mengikuti perkembangan dunia bisnis yang ada. Untuk dapat menjalankan strategi dan kegiatan operasional yang baik, diperlukan suatu mekanisme perusahaan, sehingga sasaran strategis beserta target yang sudah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian tertentu Giri, 1998. Kondisi sekarang adalah pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh perusahaan umumnya terfokus pada aspek keuangan saja, seperti : Return On Investment ROI, Return On Equity ROE, Profit Margin, dan Economic Value Added EVA. Namun pengukuran kinerja tersebut sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan aspek keuangan hannya Universitas Sumatera Utara menggambarkan pengukuran efektifitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. Aspek keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal lain diluar sisi financial, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal ada dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan Kaplan dan Norton 1996:40. Kondisi yang diinginkan adalah perusahaan dapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis mereka ciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi didalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif financial. Untuk mengatasi keterbatasan kinerja keuangan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan juga aspek non-keuangan. Sistem pengukuran ini dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja ini dikenal dengan Balanced Scorecard BSC. BSC menekankan bahwa kinerja keuangan dan non keuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja di semua lini. BSC melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong drivers kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard Universitas Sumatera Utara diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari 4 perspektif : financial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberikan kerangka kerja bagi Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan non keuangan Mahmudi, 2007 : 48. Balanced Scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu Bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun kegiatan Bank di Indonesia adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa lain. PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi adalah Bank yang memiliki visi “ Menjadi lembaga pelayanan keuangan mikro dengan kinerja terbaik di tingkat regional”. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini, Kaplan juga mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek diluar aspek keuangan dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja. Usaha ini berkaitan pihak – pihak di dalam dan diluar organisasi yang digunakan sebagai tolak ukur guna mengimbangi scorecard yang berdimensi profitabilitas, contohnya aspek kepuasan pelanggan, kualitas produk dan jasa Universitas Sumatera Utara sekaligus loyalitas karyawan. Konsep Balanced Scorecard membantu memberikan rerangka komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran – sasaran strategik. Kondisi Perusahaan PT. BPRNBP Setia Budi untuk saat ini diukur dari aspek keuangan pada tahun 2012 mengalami peningkatan hanya 1,20. Pada tahun 2011 Return On Investment yang terealisasi sebesar 2,14, pada tahun 2011 yang terealisasi 1,87. Sedangkat Net Profit Margin mengalami peningkatan sebanyak 0,58 ditahun 2012. Dalam evaluasi diatas diperlukan suatu standart pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam mengadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk dan jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Peningkatan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja perusahaan, sehingga penulis mengadakan penelitian di perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa bertahan hidup adalah kinerja bank. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti Universitas Sumatera Utara merumuskan masalah yaitu : 1. Bagaimana perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi? 2. Bagaimana kinerja PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi bila diukur berdasarkan Balanced Scorecard ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tingkat perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi. 2. Kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan penggunaan Balanced Scorecard pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP Setia Budi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti, bagi perusaaan dan bagi peneliti selanjutnya. 1. Memberikan masukan kepada pihak manjemen mengenai penereapan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. 2. Memeberikan informasi mengenai pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan wawasan mengenai pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard dalam suatu perusaaan dan membandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan Balanced Scorecard. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Kinerja

Pengertian Kinerja menurut Mohammad Pabundu 2004:50 “kinerja sebagai hasil — hasil fungsi pekerjaan kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu oraganisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.” Pengertian pengukuran menurut Nawawi 2003:36 “pencatatan hasil yang dicapai dalam melaksanakan fungsi – fungsi khusus suatu pekerjaan atau kegiatan kerja selama suatu periode tertentu”. Sementara itu, pengukuran kinerja menurut Mohammad Mahsun 2008:58 “suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa ; kualitas barang dan jasa seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara

2.2 Persyaratan Sistem Pengukuran Kinerja

Wahjudi Prakarsa 1997:46 dalam Soiny Yumono 2002 : 29, mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak harus memiliki syarat — syarat sebagai berikut : 1. Didasarkan pada masing — masing aktifitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan. 2. Evaluasi atas berbagai aktifitas, menggunakan ukuran — ukuran kinerja yang validated. 3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif. 4. Memberikan umpan batik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali masalah — masalah yang ada kemungk inan perbaikan. Persyaratan pengukuran kinerja tersebut berfokus kepada pelanggan, hat tersebut diakui sangat penting karena jika pelanggan tidak puas dengan pelayanan atau produk perusahaan maka mereka akin mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Lynch dan Cross dalam Yuwono et-al 2007, manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : 1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggaran sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh anggota karyawan organisasi terlibat dalam upaya member Universitas Sumatera Utara kepuasan kepada pelanggan. 2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. 3. Mengindentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya- upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of waste 4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. 5. Membangun konsep untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi hadiah atas perilaku yang diharapkan tersebut. Manfaat pengukuran kinerja akan sangat penting bagi perusahaan. Melalui pengukuran kinerja perusahaan dapat membenahi kinerja melalui aspek keuangan maupun non keuangan. Dengan adanya pengukuran kinerja, visi dan misi perusahaan akan terlihat jelas apakah selama ini masih sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Universitas Sumatera Utara

2.4 Balanced Scorecard

Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata : 1 kartu skorenilai scorecard dan 2 Berimbang balanced. Kartu Skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Melalui kartu skornilai, nilai yang hendak diwujudkan personel di masa depan dapat dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan im digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel di ukur secara berimbang dari dua aspek yaitu, Keuangan dan Non Keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukutan kinerja eksekutif pada aspek keuangannya. Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan implementasi tidak hanya sebagai alas pengukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi. Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riser kantor akuntan public KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton mensponsori studi tentang “Pengukutan kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artiker berjudul “Balanced Scorecard – Measure That Drive” menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja eksekutif masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif : keuangan, customer, proses bisnis intern, dan Universitas Sumatera Utara pembelajaran pertumbuhan. Pada awal tahun 2000, balanced Scorecard telah menjadi bagian inti sistem manajemen strategi, tidak hanya bagian eksekutif, namun bagi seluruh personel perusahaan, terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Mulyadi, 2001:74 Menurut Kaplan dan Norton 2000:1 17, Balanced Scorecard merupakan : ... a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business.. indudes financial measures that tell the result ojactions already taken.. complements the financial measures with operastional measures on customer satisfaction, internal process, and the organizations innovation and improvement activities-operational measure that are the drivers of future financial performance. Luis dan Biromo 2007:30 mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai “suatu alai manajemen kinerja Performa Management Tool yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indicator financial dan non- financial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat”. Balance Scorecard sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sasaran strategic kepada indicator yang komprehensif. Universitas Sumatera Utara Untuk itu diperjelas jugs bahwa indicator yang digunakan harus merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti lingkungan beroperasi.

2.4.1 Keunggulan Balanced Scorecard

Mulyadi 2001:18 menyatakan bahwa balanced scorecard sebagai inti manajemen perbankan strategis memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1. Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis dalam membawa perusahaan menuju ke masa depan untuk melipat gandakan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu menempuh langkah — langkah strategis berupa pembangunan tiga macam modal capital firm equity, organizational capital, menghasilkan total business yang koheren dan menghasilkan sasaran — sasaran strategis yang terukur. Balanced Scorecard menuntut karyawan untuk merumuskan sasaran — sasaran yang bersifat strategis dalam tahap perencanaan strategis. 2. Menghasilkan total business plan yang komprehensif, balanced scorecard tidak hanya terbatas pada perspektif keuangan namun meluas ke perspektif customer, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan sasaran strategis ke perspektif non keuangan tersebut dan mengarahkan perhatian karyawan ke seluruh usaha dalam memacu kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara 3. Balanced Scorecard dapat menghasilkan dua macam kekoherenan : a. Kekoherenan antara misi dan visi perusahaan dengan program dan rencana laba jangka pendek anggaran. Tahap perumusan strategi menghasilkan dokumen penting berikut ini: i. Pernyataan misi, visi dan keyakinan dasar ii. Tujuan goals iii. Strategi Dalam tahap perencanaan strategis telah dipilih kemudian diterjemahkan tujuan ke sasaran strategis dalam empat perspektif : keuangan, pelangaan, proses bisnis intern dan pembelajaran. Dalam tahap penyusunan anggaran bagian program yang akan dilakukan dalam tahun tertentu kemudian dijabarkan dalam langkah — langkah tahunan beserta taksiran anggarannya. Dengan sistematikan penerjemahan visi dan misi sampai dengan penyusunan anggaran akan menghasilkan kekoherenan antara visi dan misi perusahaan dengan program rencana laba jangka pendek. b. Kekoherenan antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan dalam tahap perencanaan strategis. Disamping memperluas sasaran strategis, balanced scorecard juga memberikan hubungan rasional antara berbagai sasaran strategis yang dirumuskan dalam perencanaan strategis. Human capital dimanfaatkan untuk membangun firm equity dengan mendesain dan memproduksi produk dan jasa yang menghasilkan hasil terbaik bagi pelanggan. Universitas Sumatera Utara Kekoherenan berbagai sasaran strategis dengan balance scorecard sangat menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. 4. Menghasilkan sasaran strategis yang seimbang harus diarahkan ke dua perspektif secara seimbang : i. Seimbang antara fokus ke proses pembelajaran dan pertumbuhan. j. Seimbang antara fokus ke intern dan ekstern perusahaan.

5. Menghasilkan sasaran strategis yang terukur dalam balanced scorecard

yang menghasilkan keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis sesuai dengan yang dirumuskan dan mengukur faktor yang memacu pencapaian keberhasilan tersebut. 2.4.2 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 1. Perspektif — perspektif dalam Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton 130 : 2000, dalam Balanced Scorecard pengukuran kinerja suatu perusahaan dikelompokkan ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. i. Perspektif Keuangan Pelaksanaannya telah memberikan kontribusi bagi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukutan ketiga perspektif lainnya. Dalam menentukan tujuan dan ukuran keuangan ini, perlu diidentifikasi posisi perusahaan saat ini. Menurut Kaplan dan Norton 136:2000 posisi perusahaan ada tiga, yaitu tahap Universitas Sumatera Utara pertumbuhan growth, tahap bertahan sustain dan tahap menuai harvest. a. Tahap Pertumbuhan growth Perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan memiliki produk barrang atau jasa yang bertumbuh secara signifikan, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada tingkat pertumbuhan penjualan diberbagai pangsa pasar. b. Tahap Bertahan sustain Perusahaan yang berada pada tahap bertahan memiliki produk barang atau jasa yang bertumbuh secara stabil, sehingga strategi dan pengukuran perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat pegendalian investasi return on investment, peningkatan keuntungan bersih net profit margin. c. Tahap Menuai harvest Pada tahap ini, perusahaan memiliki produk barang atau jasa yang bertumbuh secara lambat, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan dapat difokuskan pada pengelolaaan aras kas cash flow management, nilai tambah ekonomis economic value added, dan nilai tambah kas cash flow added. Universitas Sumatera Utara ii. Perspektif Pelanggan Perspektif pelaanggan memfokuskan pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Saat itu banyak perusahaan yang mempunyai kebijakan kerjasama dengan memfokuskan kepada pelanggan. Untuk menjadi nomor satu, perusahaan harus memberi nilai lebih kepada pelanggan. Kaplan dan Norton 150 : 2000 membagi pengukuran atas pelanggan ini menjadi dua, yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama dan pengukuran di luar kelompok utama. Kelompok pengukuran pelanggan utama terdiri dari pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan. a. Pangsa pasar Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu. b. Retensi pelanggan Mengukur suatu tingkatan dimana peruhsaan dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan. c. Akuisisi pelanggan Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan perusahaan menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru. d. Kepuasan pelanggan Menilai tingkat kepuasan atas kinerja-kinerja tertentu dalam proporsi nilai. e. Profitabilitas pelanggan Universitas Sumatera Utara Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut. Kelompok pengukuran diluar kelompok utama terdiri dari atribut produk dan jasa , hubungan peinggan, citra dan reputasi. iii. Perspektif Proses Bisnis internal Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis rantai nilai. Disini manajemen mengindentifikasi proses bisnis internal kritis yang harus diunggulkan oleh perusahaan. Balanced Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Kaplan dan Norton, membagi proses bisnis internal kedalam tiga proses bisnis utama 169 : 2000, yaitu a. Proses Inovasi Dalam Proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Pengukuran yang dilakukan untuk proses inovasi ini antara lain presentasse penjualan produk baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu break even time. b. Proses Operasi Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produkjasa. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan pengukuran-pengukuran seperti : waktu, kualitas dan biaya ditambah dengan fleksibilitas dan karakteristik spesifik dari produkjasa yang menciptakan nilai untuk pelanggan. c. Proses Pelayanan Purna Jual Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produkjasa tersebut dilakukan. Pengukuran yang digunakan dalam layanan puma jual sama dengan pengukuran pada proses operasi yaitu : waktu, kualitas dan biaya. iv. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif terakhir dalam Balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan di dalam perspektif pembelajran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dan ambisi dalam tercapainya ketiga perspektif lainnya. Tujuan dari perspektif ini adalah mendorong menghasilkan kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang sebelumnya. Balanced Scorecard menekankan petingnya investasi untuk kepentingan masa depan, dalam perspektif proses Universitas Sumatera Utara pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga faktor yang diperhatikan Kaplan Norton 174:2000, Yaitu : a. Kemampuan Karyawan Employee Capabilities Akibat adanya pergeseran teknologi yang menunjukkan seluruh pekerjaan diotomasi, maka pekerjaan yang sama yang dilakukan secara terus-menerus pada tahap efisiensi dan produktivitas yang tidak sama, tidak lagi cukup bagi tercapainya keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus menerus. b. Kemampuan Sistem Informasi Information system Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka tidak nemiliki informasi yang tepat, cepat dan akurat sebagai umpan batik. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang pelanggan, proses bisnis internal, keuangan dan keputusan yang dibuat oleh karyawan. c. Motivasi, kekuasaan dan Keselarasan Motivation, Empowerment, and Alignment Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran per-pegawai, dimana Ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang berlangsung dalam memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat kualitas partisipati karyawan dalam memberikan saran untuk peluang perbaikan. Universitas Sumatera Utara 2.4.3 Tolak ukur Kinerja dalam Balanced Scorecard BSC Menurut Kaplan dan Norton 122 :2000 berbagai Ukuran kinerja yang digunakan pada masing-masing perpektif antara lain pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Keuangan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif keuangan adalah pertumbuhan pendapatan, Return On Investmen ROI dan Net Profit Margin. i. Pertumbuhan Pendapatan ii. Return on Investment ��� = ���� ������ ������� ����� ���� − ���� ����� ������ � 100 Ukuran ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Nilai persentase R01 yang semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. iii. Net Profit Margin ��� = ���� ������ ������� ����� ��������� �100 Ukuran ini digunakan untuk menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi perusahaan dan ukuran ini biasa digunakan untuk memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Semakin Universitas Sumatera Utara tinggi nilai persentase laba bersih dibandingkan dengan penjualan maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan berada dalam posisi baik. 2. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pelanggan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan dan beban operasi per pelanggan. i. Jumlah Pelanggan Perusahaan ii. Rata-rata Laba per Pelanggan Rata-rata Laba per Pelanggan = ���� ������ ����� ��������� �100 Ukuran ini mencerminkan rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam melayani pelanggan. iii. Beban Operasi per Pelanggan Beban Operasi per Pelanggan = ����� ������� ����� ��������� �100 Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dalam melayani pelanggan. 3. Pengukuran Kinerja pada Perspektif proses bisnis internal Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal adalah terpenuhinya sertifikat intemasional, margin laba operasional, rasio beban operasi terhadap pendapatan dan jumlah kunjungan bisnis ke pelanggan. Universitas Sumatera Utara i. Terpenuhinya sertifikat internasional ii. Margin Laba Operasi Margin Laba Operasi = ����� ������� ����� ��������� �100 Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi. iii. Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan = ����� ������� ��������� ������ � 100 Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memelihara dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan kunjungan bisnis ke pelanggan. iv. Jumlah Kunjungan bisnis ke pelanggan 4. Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pembelajara dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yuang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan. i. Jumlah Karyawan yang mengikuti Pelatihan dan Pengembangan Universitas Sumatera Utara ii. Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan Karyawan terhadap Laba Operasi Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan = ����� ��������� ������������ ���� ������� �100 Ukuran ini digunakan untuk mengukur kontribusi atas pelatihan dalam pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap laba operasi. iii. Organization Capital dan Kepuasan Karyawan iv. Tingkat Perputaran Karyawan Tingkat Perputaran Karyawan ������ ��������� ���� ������ ������ ������� �������� �100 Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mempertahankan karyawannya. v. Produktivitas Karyawan Produktivitas Karyawan ���������� ����� �������� Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam menghasilkan bagi perusahaan. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Sri Wahyum pada penelitiannya membahas dengan judul Analisis Balanced Scorecard sebagai alas pengukuran kinerja pada PT. Semen Bosowa Maros. Hasil Penelitian Penilaian Kinerja menggunakan metode balanced scorecard dapat mengetahui keberhasilan perusahaan tidak hanya segi internal dalam hal in] perspektif keuangan saja, melainkan semua aspek. 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanisa Dhira Kemalasari 2010 mengenai Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional dengan Balanced Scorecard bahwa Hasil dari penelitian tersebut adalah Keempat perspektif pada balanced scorecard dapat dilihat perkembangan perusahaan yang tidak diukur pada perspektif keuangan saja namun secara keseluruhan. 3. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Novella Aurora 2010 tentang Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolak ukur pengukuran Kinerja pada RSUD Tugurejo Semarang adalah peneliti dapat memformulasikan visi, misi dan strateginya dan hasilnya menunjukkan bahwa kinerja rumah sakit dikatakan cukup baik dengan menggunakan balanced scorecard dan rumah sakit kurang dalam memberikan pelithan terhadap karyawannya guna meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keahlian para karyawannya. Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konseptual

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data- data tersebut akan digunakan untuk pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif-perspektif dalam balanced scorecard sehingga kesimpulan dan saran dapat diperoleh. Kesimpulan dan saran tersebut dituangkan di dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi. Berdasarkan uraian sebelumya maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual PT. BPR NBP SETIA BUDI Visi dan Misi Strategi Penerapan Balanced Scorecard sebagai alternative dalam pengukuran kinerja melalui empat perspektif : 1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelanggan 3. Perspektif Proses Bisnis Internal 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kondisi Perusahaan diukur dari Financial dan Non Financial Universitas Sumatera Utara Dari kerangka konseptual diatas penulis mencoba untuk menguraikan bagaimana penerapan pengukuran kinerja Perusahaan bila diukur dengan metode Balanced Scorecard. Dengan melakukan pengukuran ini akan terlihat bagaimana kinerja perusahaan secara keseluruhan apakah mengalami peningkatan kinerja yang baik atau sebaliknya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih dependen tanpa menibuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain Sugiyono, 2004. Unit analisi adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda, atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis yang digunakan peneliti adalah karyawan tetap staf administrasi PT. BPR NBP Setia Budi yang menjadi objek dan pusat pembahasan.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer din data sekunder. 1. Data Primer adalah data yang didapat dari surnber pertama yang merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya dari individu atau perseorangan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang susah diolah sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak yang berkepentingan, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, gambar, diagram, dan sebagainya. Data sekunder yang diperoleh secara lain adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi Universitas Sumatera Utara perusahaan dan contoh laporan keuangan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. 1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf PT.BPR NBP Setia Budi 2. Teknik Dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara pengamatan tidak langsung terhadap objek yang diteliti seperti melalui pencatatan dan pengcopyan laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti. 3. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan untuk mendapatkan teori -teori mengenai Balanced Scorecard

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif dan perhitungan counting yaitu suatu metode dengan pengumpulan data, disusun dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh ratio dalam perspektif balanced scorecard yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase, dan bobot rasio-rasio tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara

1. NPL NPF Non Performing Loans

Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia adalah bila NPL berada dibawah 5. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut ; Jika NPL bernilai : a. Lebih dari 8, skor nilai = 0 b. Antara 5 - 8, skor nilai = 80 c. Antara 3 - 5, skor nilai = 90 d. Kurang dari 3, skor nilai = 100 Misalnya suatu bank memiliki NPL 2, maka skor akhir NPL adalah 20 100= 20.

2. Rasio Maya Operasional BOPO

Standar terbaik untuk rasio biaya operasional menurut Bank Indonesia adalah 92. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15. Skor nilai untuk rasio biaya operasional ditentukan sebagai berikut : Jika BOPO bernilai a. Lebih dari 125 , skor nilai = 0 b. Antara 92 - 125, skor nilai = 80 c. Antara 85 - 92, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85, skor nilai = 90 Misainya suatu bank memiliki BOPO 86,44, maka skor akhir BOPO adalah 15 100 = 15 Universitas Sumatera Utara

3. LDR Loan to Deposit Ratio

Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85 - 110. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 20. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut ; Jika LDR bernilai : a. Kurang dari 50, skor nilai = 0 b. Antara 50 - 85, skor nitai = 80 c. Antara 85-110, skor nilai =100 d. Lebih dari 110, skor nilai = 90 Misalnya suatu bank memiliki LDR 88,56, maka skor akhir LDR adalah 20 100 = 20

4. Tingkat kepuasan Nasabah

Standar terbaik tingkat kepuasan nasabah adalah 80. Bahwa jumlah nasabah yang menyatakan puas diatas 80 berarti bank dapat memberikan kepuasan kepada nasabah. Variabel ini diberi bobot nilai sebesar 15. Skor tingkat kepim. an nasabah ditentukan sebagai berikut ; Jika tingkat kepuasan nasabah bemilai a. Kurang dari 40, skor nilai = 0 b. Antara 40 - 60, skor nilai = 80 c. Antara 60 - 80, skor nilai = 90 d. Lebih dari 80, skor nilai = 100 Misalnya suatu bank memiliki nilai tingkat kepuasan 85, maka skor akhir tingkat kepuasan nasabah adalah 15 100 = 15 Universitas Sumatera Utara

5. AETR Administrative Expense to Total Revenue