10
2.8 Kadmium Cd
Kadmium Cd merupakan logam putih perak dan cukup lunak bila dipotong dengan pisau. Dalam tabel periodik unsur-unsur kimia, kadmium
menempati posisi dengan nomor atom NA 48 dan mempunyai bobot atau berat atom kadmium 112,41. titik beku 320, 90
C, titik didih 767 C dan kepadatannya
8,6. Daya larut kadmium adalah 75 × 10
3
untuk tiap liternya Adiwisastra, 1992. Kadmium terdapat di alam terutama dalam bijih timbal dan zink.
Karenanya, logam ini banyak di lepakan di daerah dekat tambang dan tempat peleburan logam-logam ini. Kadmium digunakan sebagai pigmen misalnya,
dalam keramik, dalam penyepuhan listrik, dan dalam pembuatan aloi dan baterai alkali Lu, 1994.
Kadar dalam air sangat rendah sekitar 1 µgL kecuali di daerah tercemar. Sebagian besar makanan mengandung sebagian kecil kadmium. Padi-padian dan
produk biji-bijian biasanya merupakan sumber utama kadmium. Daging, unggas dan ikan mempunyai kadar Cd relatif rendah, sedangkan kadar dalam hati, ginjal
dan kerang-kerangan jauh lebih tinggi. Kadar Cd dalam linkungan meningkat karena peleburan dan penggunaan dalam industri. Selain dari sumber-sumber
lingkungan ini, manusia dapat terpajan terhadap Cd melalui asap rokok dan mangkok piring keramik dengan banyak dekorasi Lu, 1994.
2.8.1 Sifat-sifat Kadmium Cd
Secara kimia, senyawa-senyawa di bentuk oleh logam kadmium Cd umumnya mempunyai bilangan valensi +2, sangat sedikit yang mempunyai
bilangan valensi +1. Bila dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion
Universitas Sumatera Utara
11
OH, ion-ion Cd
2+
akan mengalami proses pengendapan. Endapan yang terbentuk biasanya dalam bentuk terhidradasi yang berbentuk putih Palar, 1994.
Bila logaam kadmium Cd digabungkan dengan senyawa karbonat, senyawa posfat, senyawa arsenat dan senyawa oksalat-ferro dan ferri sianat, maka
akan terbentuk suatu senyawa yang berwarna kuning. Semua senyawa tersebut akan dapat larut dalam senyawa NH
4
OH dan akan membentuk kation kompleks Cd dengan NH
3
Palar, 1994.
2.8.2 Metabolisme Kadmium Cd dalam Tubuh
Kadmium Cd ditranportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein serta molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh
albumin. Sejumlah kecil ditransportasikan oleh metalotionon. Kadar Cd dalam darah pada orang dewasa secara berlebihan biasanya 1 µgdL, sedangkan dalam
bayi yang baru lahir mengandung Cd cukup rendah yaitu kurang dari 1 mg dari beban total tubuh Widowati, 2008.
Absorpsi Cd melalui gastrotestinal lebih rendah dibandingkan absorpsi melalui respirasi, yaitu sekitar 5-8. Absorpsi Cd akan meningkat bila terjadi
defisiensi Ca, Fe. Defisiensi Ca dalam makanan akan merangsang sintesis ikatan Ca-protein sehingga akan meningkatkan absorpsi Cd, sedangkan kecukupan Zn
dalam makanan akan menurunkan absorpsi Cd. Hal ini tersebut karena Zn merangsang produksi metalotionin. Metabolisme Cd berhubungan dengan
metabolisme Zn karena memiliki sifat kimia yang mirip. Absorpsi Cd dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
12
1. Penyerapan Cd dari lumenusu melewati membran brush border ke dalam
sel mukosa 2.
Transfor Cd ke dalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan, terutama dideposit hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium Cd memiliki
afinitas yang tinggi pada testis sehingga konsentrasi lebih tinggi. Ekskresi Cd terjadi melalui urin dan feses. Daya akumulasi Cd dalam
tubuh sangat panjang, yaitu kurang lebih 40 tahun Widowati, 2008.
2.4.1 Bentuk-bentuk Keracunan Kadmium