19 c. Keluasan dan kedalaman materi yang disajikan di kelas, keruntutan dan
urutan penyajian materi, banyaknya dan ketepatan contoh untuk memperkuat konsep, jumlah dan jenis sumber bahan pendukung pokok
bahasan yang dibahas di kelas.
d. Ketersediaan alat peraga selama proses pembelajaran berlangsung, ketepatan alat dengan pokok bahasan, benar tidaknya penggunaan alat
peraga, keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga. e. Pembagian siswa dalam tugas kelompok, penunjukan siswa yang
disuruh maju ke papan tulis mengerjakan soal, cara mengatur siswa yang menganggu temannya.
f. Hiasan dinding dalam kelas, kebersihan kelas, ketenangan kelas, kenyamanan udara, ventilasi, pajangan hasil pekerjaan siswa di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang meliputi merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta menilai atau evaluasi pembelajaran. Dengan
demikian diharapkan supervisi akademik dapat memperbaiki dan membantu guru dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran.
5. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Menurut Lantip Diat Prasojo Sudiyono 2011: 87-88, prinsip-prinsip supervisi akademik diuraikan sebagai berikut:
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program
supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya. e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang
mungkin akan terjadi. f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran. g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran. h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh,
dalam mengembangkan pembelajaran. i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
20 j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis, artinya menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh, humor.
l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah.
m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan. n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Sementara itu, menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2009: 11, prinsip yang harus diperhatikan dan
direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu: a. Mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan
kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
b. Dilakukan secara berkesinambungan, yakni secara teratur dan berkelanjutan. c. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik. d. Komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan
aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan
akademik sebelumnya. e. Konstruktif, yaitu mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran. f.
Objektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata
21 pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi
keberhasilan program supervisi akademik. g. Program supervisi akademik harus integralmenyatu dengan program
pendidikan. Lebih lanjut, Mukhtar dan Iskandar 2009: 54 menjelaskan beberapa
prinsip pokok yang dapat dijadikan pedoman dalam menyempurnakan aktivitas pembelajaran, yaitu:
a. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan, ia merupakan jasa yang bersifat kooperatif. Karenanya, pada guru
hendaknya dilibatkan secara lebih leluasa dalam pengembangan program supervisi.
b. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi. c. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
perseorangan dari personil sekolah. d. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran
pendidikan, dan hendaknya menerangkan implikasi dari tujuan dan sasaran itu.
e. Supervisi hendaknya membantu dalam memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf sekolah, hendaknya membantu dalam
pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat secara baik. f. Tanggung jawab dari pengembangan progran supervisi berada pada
kepala sekolahnya dan penilikpengawas bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah adalah
pejabat supervisi yang utama bagi sekolahnya, pejabat-pejabat supervisi di kantor dinas pendidikan harus bekerja melalui dan dalam harmoni
kepala sekolah.
g. Harus ada dana yang memadai bagi program-program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan, serta personil, material dan
perlengkapan yang mencukupi kebutuhan. h. Efektifitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik oleh
para peserta. Tidak ada perbaikan yang bisa terjadi jika tidak bisa ditentukan apa yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan supervisi akademik supervisor harus mampu menciptakan
hubungan kemanusiaan yang harmonis, melaksanakannya secara teratur dan
22 berkelanjutan, serta supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik. Program supervisi akademik harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru, mampu mengembangkan kreativitas dan
inovasi guru dalam proses pembelajaran, serta harus menyatu dengan program pendidikan.
6. Teknik-Teknik Supervisi Akademik