Landasan Hukum Pelaksanaan Penilaian Prinsip Penilaian

14 yang meliputi ketercapaian, kekurangan dan penguasaan terhadap kompetensi. Informasi yang terkumpul akan dianalisis dan ditafsirkan sebagai dasar dalam menyimpulkan tingkat kemampuan siswa.

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian didasarkan atas landasan hukum berikut: dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pada Bab I Pasal 1, dikemukakan: Ayat 11: Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Ayat 17: Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam Bab IV Pasal 19, dikemukakan sebagai berikut: Ayat 3: Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kemudian dijelaskan dalam Pasal 22 sebagai berikut: Ayat 1: Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 3 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ayat 2: Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Kemudian dalam pasal 24 dikemukakan bahwa: Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan 15 pengawasan proses pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

3. Prinsip Penilaian

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar siswa pada jenjang Pendidikan Dasar didasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut. a. Sahih, berarti data penilaian mencerminkan kemampuan siswa yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian dilaksanakan mengacu pada prosedur dan kriteria yang jelas serta tidak dipengaruhi subjektivitas guru. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang berkepentingan siswa. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian yang dilakukan guru mencakup semua aspek kompetensi menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. 16 g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

4. Penilaian Oleh Pendidik