dari sana disiarkan program-program melalui kabel kepada pesawat para
pelanggan. Jadi siaran sudah pasti bersifat komersial.
g. Droit de suite
Droit de Suite adalah hak pencipta. Hak ini mulai diatur dalam Pasal 14 bis Konvensi Berne revisi Brussel 1948, yang kemudian ditambah lagi
dengan Pasal 14 ter hasil revisi Stockholm 1967. Ketentuan droit de suite ini menurut petunjuk dari WIPO yang tercantum dalam buku Guide to the
Berne Convention, merupakan hak tambahan. Hak ini bersifat kebendaan.
h. Hak Pinjam Masyarakat atau Public Lending Right
Hak ini dimiliki oleh pencipta yang karyanya tersimpan di perpustakaan, yaitu dia berhak atas suatu pembayaran dari pihak tertentu karena karya
yang diciptakannya sering dipinjam oleh masyarakat dari perpustakaan milik pemerintah tersebut.
3. Pengertian sinematografi
Dalam penjelasan Pasal 12 huruf k Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa bahwa sinematografi merupakan media komunikasi massa gambar gerak moving images antara lain meliputi: film
dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dalam pita seluloid, piringan video, pita video, cakram optik danatau media lain yang memungkinkan
untuk dipertunjukkan di bioskop, di layar lebar atau ditayangkan di televisi atau di
media lainnya. Kata sinematografi sendiri berasal dari Bahasa Inggris “cinematography”
yang asal katanya bersumber dari Bahasa Latin yaitu “kinema” yang artinya
Universitas Sumatera Utara
gambar. Dalam pengertian umum Sinematografi adalah segala hal mengenai sinema perfilman baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna, produksi, proses,
maupun penontonnya. Dunia sinematografi dalam hal ini menyangkut pemahaman estetik melalui paduan seni akting, fotografi, teknologi optik,
komunikasi visual, industri perfilman, ide, cita-cita dan imajinasi yang sangat kompleks. Pemahaman estetika dalam seni secara luas, bentuk pelaksanaannya
merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam menghadapi karya seni termasuk film. Sinema perfilman
merupakan sebuah proses kreatif, ada ekspresiide, ada simulasi peristiwa dan menimbulkan apresiasi. Sedangkan objek dalam film terdapat aspek material yang
harus dipahami seperti medium celluloid, serat optik dalam compact disk audio, video compact disc audio dan visual, dll. Aspek formal berbentuk gambar,
gambaran ruang dan waktu secara virtual, dan film dibuat berdasarkan penyusunan skenario yang didasarkan atas ide kehidupan manusia secara virtual.
21
Di dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya
yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, danatau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
21
Pengertian ini sebagaimana dijelaskan dalam http:dunia-sinematografi.blogspot.com , diunduh tanggal 3 Mei 2011.
Universitas Sumatera Utara
lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, danatau lainnya.
22
F. Metode Penelitian 1. Spesifikasi penelitian