Teknik Analisa Data METODE PENELITIAN

denyut nadi kerja. Selanjutnya beban cardiovascular CVL Dihitung dengan menggunakan rumus Contoh untuk seorang pekerja yang telah berusia 45 tahun, saat pengukuran diketahui denyut nadi sebelum memulai kerja tidak beraktivitas sebanyak 72 bps. Segera bekerja segera sebelum istirahat dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk mengetahui denyut nadi kerja dan diperoleh hasil sebnayk 128 bps. Maka dapat dihitung CVL : CVL = 100 X 128-72 220 – 45 = 54.4. Selanjutnya untuk keperluan uji statistic maka kelelahan akan diklasifikasikan menjadi 5 katagori, dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Berdasarkan Cardiovaskular Load CVL CVL Klasifikasi 30 Tidak terjadi kelelahan 30 s.d 60 Diperlukan perbaikan 60 s.d 80 Kerja dalam waktu singkat 80 s.d 100 Diperlukan tindakan segera 100 Tidak diperbolehkan beraktivitas Sumber : Tarwaka, 2010

3.8. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan dengan 2 metode analisis yaitu analisia univariat dan analisa bivariat. Dimana kedua analisa tersebut menggunakan bantuan software computer.Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi, proporsi, statistik deskriftif dari tingkat kelelahan dan juga setiap variabel yang diteliti. Analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara kedua variabel yang diduga berkolerasi yaitu variabel dependen tingkat kelelahahan pemanen di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Kebun Adolina dan variabel independen cara kerja. Pada analisa bivariat ini digunakan instrument statistik berupa metode Chi-Square untuk mengetahui apakah kedua variabel berhubungan atau sebaliknya Kountur, 2006. Nilai kemaknaan untuk setiap variabel yang diteliti dalam menimbulkan kelelahan ditentukan dengan membandingkan nilai X 2 - Jika P value α 0,05: Ho diterima, dalam artian tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen dengan nilai α sebesar 0,05. - Jika P value α 0,05: Ho ditolak, dalam artian ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen Dengan catatan apabila nantinya pada tabel kontingensi rxk r atau k 2 untuk nlai n40, tidak ditemukan nilai frekuensi harapan nilai expected dibawah 1 atau ditemukan nilai frekuensi harapan 5 tidak lebih dari 20 maka akan dilakukan uji dengan menggunakan faktor koreksi kekontinuan koreksi Yates namun bila ternyata ditemukan akan dilakukan penggabungan antara kategori yang berdekatan Murti, 1996.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Awal mula pendiri Kebun unit Adolina ialah Pemerintah Belanda yakni pada tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming NV CMO”. Mulanya perusahaan ini bergerak dalam budidaya tembakau. Terjadi perubahan pada tahun 1938,budidaya tembakau diubah menjadi kelapa sawit dan karet. Nama perusahaan ini pun ikut diubah menjadi “NV Serdang Maatschappy SCM”. Selanjutnya sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Karena adanya perubahan kekuasaan jajahan pada saat itu, pada tahun 1942perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda. Dan selanjutnya pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Setelah masa kemerdekaan tepatnya pada tahun 1958 perusahaan ini dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara PPN, berselang dua tahun setelah itu tepatnya pada tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun 1936 terjadi pemisahaan areal PPN Baru SUMUT V menjadi dua kesatuan yaitu: 1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa

2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka