ada hubunganya dengan berkurangnya serabut otot tipe 2 dan berkurangnya aktivitas enzim-enzim otot. Hal ini lah yang dapat memacu terjadinya kelelahan Putri, 2008
b. Status Gizi
Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja, dari hasil uji statistik diproleh nilai p lebih kecil dari alpha yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kelelahan kerja atau dapat dikatakan bahwa kelelahan lebih banyak terjadi pada responden yang
berstatus gizi buruk dibandingkan dengan yang memiliki status gizi baik normal. Menurut Stellman dalam Astono 2003, status gizi sangat berpengaruh
terhadap kelelahan yang terjadi. Pekerja dengan status gizi yang baik akan memiliki mekanisme pemulihan dari kelelahan kerja yang lebih baik. Dengan pemulihan yang
lebih baik akan memiliki mengurangi efek kumulatif dari kelelahan sehingga kemungkinan kelelahan yang terjadi akan semakin rendah. Penjelasan ini depertegas
lagi oleh hasil riset Oentoro 2004, yang mana dikatakan hasil riset menunjukan bahwa secara klinis terdapat hubungan antara status gizi seseorang dengan performa
tubuh secara keseluruhan, orang yang berada dalam kondisi gizi yang kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang maupun berlebih dari normal maka
akan lebih mudah mengalami kelelahan dalam melakukan pekerjaan.
c. Riwayat Penyakit
Selanjutnya berdasarkan hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan antara riwayat penyakit dengan kelelahan pada pemanen diperoleh nilai p= 0.001 dimana
nilai p lebih kecil dari alpha yang berarti terdapat hubungan bermakna antara riwayat penyakit dengan kelelahan yang dialami oleh responden. Artinya responden yang
memiliki riwayat penyakit akan lebih banyak mengalami kelelahan dibandingkan dengan kejadian kelelahan pada responden yang tidak menderita riwayat penyakit
tertentu. Kebanyakan dari responden mengalami penyakit takanan darah tinggi yang
dapat memengaruhi kelelahan. Pada tenaga kerja yang mengalami tekana darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar.
Pada saat jantung tidak mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh dan sebagian akan menumpuk pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya terjadi
sesak napas bila ada pergerakan sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya pertukaran darah terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan sisa
metabolisme yang menyebabkan kelelahan. Hal ini didukung oleh Grandjean 1997 dalam Putri 2007, mengemukakan
bahwa kelelahan secara fisiologis dan psikologis dapat terjadi saat kondisi tubuh tidak fitsakit atau seseorang mempunyai keluhan terhadap penyakit tertentu.
Semakin buruk kondisi kesehatan seorang pekerja maka kelelahan akan semakin cepat timbul.
d. Masa Kerja
Hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan kelelahan yang dialami pekerja diperoleh nila p=0.09 dimana nilai ini masih berada
dibawah nilai alpha yang berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja. Jika diperhatikan lebih lanjut, maka diketahui pekerja yang bekerja
dibawa 10 tahun lebih banyak mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang telah bekerja diatas 10 tahun.
Hal ini didukung oleh pendapat Budiono 2003, yang mengemukakan bahwa Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan
memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya.
Ditambahkan pula oleh Nasution 1998, Tingkat kelelahan lebih tinggi dialami oleh tenaga kerja dengan masa kerja yang lebih lama ia bekerja maka
perasaan jenuh akibat pekerjaan yang monoton tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang dialaminya. Kelelahan yang terjadi secara terus menrerus
berakibat pada kelelahan kronis Jumlah pemanen yang sudah bekerja selama 10 tahun antara yang merasa
lelah dan tidak merasa lelah tidak berbeda jauh. Hal ini dapat terjadi karena pada mereka yang terbiasa melakukan aktifitas fisik,jantung akan melakukan suatu proses
adaptif yang sering disebut efisiensi kerja jantung dimana pada saat istirahat denyut nadi akan mengalami bradikardi dan curah jantung meningkay namun saat melakukan
kerja denyut nadi akan diperlambat dengan curah jantung yang lebih besar.
5.2 Hubungan Cara Kerja Memotong Pelepah Dan TBS Menurut Tinggi