3.10 Kerangka operasional
PERBEDAAN ? Pemeriksaan ELISA
darah finger prick
dengan kertas saring Pemeriksaan ELISA
serum darah vena kubiti tanpa kertas
saring
Diuji dan dianalisa secara statistik
Penderita kusta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 28 orang penderita kusta. Pada penelitian ini, diagnosis kusta pada penelitian ini ditegakkan berdasarkan tanda kardinal
lainnya maupun dari data skunder yaitu dari rekam medis pasien sebelumnya.
4.1 Karakteristik subjek penelitian Tabel 3.
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.
Jenis kelamin
Subjek penelitian
n
Laki-laki 19
68 Perempuan
9 32
Total 28
100
Pada penelitian ini, dari 28 orang subjek penelitian didapatkan 19 orang 68 adalah laki-laki dan 9 orang 32 adalah perempuan. Hasil ini memperlihatkan bahwa jumlah kasus
dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Berdasarkan data depkes RI tahun 2007, sebagian besar negara di dunia kecuali di
beberapa negara di Afrika menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak terserang dari pada perempuan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krisnamurthy dkk di India tahun 2001, dari 4243 penderita kusta dijumpai bahwa perempuan lebih banyak terserang dari pada laki-
laki.
2,10,11
Hasil penelitian ini sama dengan beberapa laporan di seluruh dunia oleh WHO yang menunjukkan laki-laki lebih banyak terserang dari pada perempuan, yang kemungkinan karena
25
faktor lingkungan atau faktor biologi. Seperti pada semua penyakit menular, laki-laki lebih banyak terpapar dengan faktor resiko sebagai dari gaya hidupnya.
3,27
Tabel 4. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur.
Umur tahun Subjek penelitian
n
15-24 11
40 25-34
2 7
35-44 4
18 45-54
2 7
54 9
28 Total
28 100
Umur subjek penelitian berkisar dari 15 tahun sampai 68 tahun dan yang terbanyak adalah umur 15-24 tahun dan 54 tahun yaitu masing-masing 11 orang 40 dan 9 orang
28. Hasil penelitian ini sejalan dengan depkes RI tahun 2007. Walaupun kebanyakan
penelitian melaporkan distribusi penyakit kusta menurut umur dan berdasarkan prevalensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden karena pada saat timbulnya penyakit sukar diketahui.
Pada penyakit kronik seperti kusta, informasi berdasarkan data prevalensi dan data umur pada saat timbulnya penyakit mungkin tidak menggambarkan resiko spesifik umur. Kusta
diketahui dapat terjadi pada semua umur berkisar bayi sampai umur tua. Namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan produktif.
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Felisa S. L, dimana kusta didapati pada rerata umur 10-14 tahun dan rerata umur35-44 tahun. Dan kusta jarang
mengenai usia bayi dibawah lima tahun.
2,7,11
28
Tabel 5. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan suku.
Suku Subjek penelitian
n
Batak 9
32 Jawa
5 17,9
Melayu 3
10,7 Aceh
7 25
dan lain-lain 4
14,4 Total
28 100
Pada penelitian ini didapati bahwa suku Batak dan Aceh merupakan suku terbanyak diantara seluruh kasus berturut-turut 32 dan 25. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
menyelidiki apakah pola dan kebiasaan hidup yang berbeda dari masing-masing suku bangsa, berperan dalam menentukan perbedaan angka kejadian kusta.
Kusta dapat terjadi pada semua ras dan etnis. Data menurut depkes RI, kejadian di Indonesia etnik madura dan Bugis lebih banyak menderita kusta dibandingkan etnis Jawa atau
Melayu.
2,11
Data dari WHO melaporkan bahwa orang Afrika hitam memiliki insiden yang tinggi untuk tipe tuberkuloid. Individu dengan kulit yang terang dan suku bangsa Cina cenderung
terjadi tipe lepromatosa. Dan kusta masih endemik pada benua Asia, Afrika, penggiran Pasifik dan Amerika Latin tidak termasuk Chile.
Pada penelitian ini, walaupun kelompok kasus berasal dari suku bangsa yang berbeda- beda, namun semuanya berasal dari ras yang sama mongoloid sehingga tidak terdapat
perbedaan gambaran klinis kusta akibat perbedaan suku bangsa.
2,3,11
Tabel 6. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tipe kusta.
Tipe kusta Subjek penelitian
n
Pausibasiler 6
21,4 Multibasiler
22 78,6
Total 28
100
Pada penelitian ini, dari 28 orang subjek penelitian didapatkan 6 orang 21,4 adalah kusta tipe pausibasiler dan 22 orang 78,6 adalah kusta tipe multibasiler. Hasil ini
memperlihatkan bahwa jumlah kasus kusta multibasiler lebih banyak dibandingkan kasus kusta tipe pausibasiler.
Berdasarkan data depkes RI tahun 2007, sebagian besar kasus 80,49 kusta yang ditemukan di Indonesia adalah kusta tipe multibasiler.
Menurut data dari WHO di beberapa negara di Afrika seperti masing-masing Congo 56,7, Bolivia 44,24, dan Somalia 34,10 memiliki kasus kusta tipe multibasiler lebih
sedikit dibandingkan dengan kasus kusta tipe pausibasiler.
5,29
Namun penyebab adanya variasi geografi belum begitu jelas kecuali kemungkinan menyangkut beberapa faktor diantaranya
adalah kesempatan paparan dan predisposisi genetik.
12,29
4.2 Korelasi kadar antibodi IgM anti PGL-1 sampel darah finger prick dengan kertas