Rekristalisasi Pemurnian Uji Kemurnian Hasil Isolasi dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT Penentuan Titik Lebur Analisis Spektroskopi Senyawa Hasil Isolasi

metanol ditampung dan dipekatkan dan dilarutkan dengan etil asetat. Dilakukan skrining fitokimia dan pereaksi yang menghasilkan uji positif dengan pereaksi. Selanjutnya dipekatkan sampai diperoleh ekstrak pekat etil asetat sebanyak 29 gram.

3.3.4. Analisis Kromatografi Kolom Hasil Isolasi senyawa flavonoida

Analisis kromatografi kolom hasil isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap ekstrak pekat kulit batang tumbuhan bunga tanjung yang telah diperoleh. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel 60 G dan fasa gerak adalah campuran pelarut metanol : etil asetat dengan perbandingan 90: 10vv. Prosedur isolasi senyawa flavonoid dengan kromatografi kolom: Dirangkai seperangkat alat kolom kromatografi. Terlebih dahulu dibuburkan silika gel 60 G dengan menggunakan n-heksan, diaduk-aduk hingga homogen lalu dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Kemudian dielusi dengan menggunakan n-heksana 100 hingga silika gel padat dan homogen. Dimasukkan 29 gram ekstrak pekat etil asetat ke dalam kolom kromatografi yang telah berisi bubur silika gel di puncak kolom, lalu ditambahkan fasa gerak metanol : etil asetat dengan perbandingan 90:10vv secara perlahan-lahan dan diatur aliran fasa gerak yang keluar dari kolom sama banyaknya dengan penambahan fasa gerak dari atas kolom. Hasil yang diperoleh ditampung dalam botol vial setiap 8 ml, lalu di KLT dan digabung fraksi dengan harga Rf yang sama. Setelah itu diuji flavonoid dan diuapkan sampai pelarutnya habis hingga terbentuk kristal.

3.3.5. Rekristalisasi Pemurnian

Kristal yang diperoleh dari fraksi yang terbanyak yaitu pada fraksi 20-35 dilakukan pemurnian kristal untuk memastikan kemurniannya. Universitas Sumatera Utara Prosedur : Kristal pada fraksi 20-35 dilarutkan dengan etil asetat, diaduk hingga semua kristal larut sempurna. Kemudian ditambahkan dengan n-heksana secara perlahan-lahan hingga terjadi pengendapan zat-zat pengotor di dasar wadah. Kemudian didekantasi larutan bagian atas wadah, lalu diuapkan sisa pelarut dari kristal.

3.3.6. Uji Kemurnian Hasil Isolasi dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT

Uji kemurnian senyawa dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fasa diam silika gel 60 F 254 dengan fasa gerak metanol : etil asetat 90:10vv. Prosedur uji kemurnian hasil isolasi dengan kromatografi lapis tipis: Dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak ke dalam bejana kromatografi, lalu dijenuhkan. Ditotolkan kristal yang sebelumnya dilarutkan pada plat KLT. Dimasukkan plat KLT tersebut ke dalam bejana kromatografi yang telah jenuh. Setelah pelarut fasa gerak merembes sampai batas tanda plat KLT dikeluarkan dari bejana, dikeringkan, dan difiksasi dengan menggunakan pereaksi Feri Klorida 1 menghasilkan noda berwarna hitam yang menunjukkan uji positif adanya senyawa flavonoida. Perlakuan yang sama dilakukan, dan difiksasi dengan Natrium Hidroksida 10 yang menghasilkan noda berwarna biru violet. Lampiran C.

3.3.7 Penentuan Titik Lebur

Kristal hasil isolasi yang telah murni dimasukkan kedalam alat pengukur titik lebur, diamati perubahan temperatur sampai diperoleh kristal melebur.

3.3.8. Analisis Spektroskopi Senyawa Hasil Isolasi

Universitas Sumatera Utara

3.3.8.1. Analisis Senyawa Hasil Isolasi Dengan Spektrofotometer UV-Visible

Analisis dengan alat Spektrofotometer UV-Visible diperoleh dari laboratorium Pusat Penelitian Kimia – LIPI, kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang dengan menggunakan metanol sebagai pelarut. Lampiran D.

3.3.8.2. Analisis Senyawa Hasil Isolasi Dengan Spektrofotometer Inframerah

Analisis dengan alat Spektrofotometer Inframerah FT–IR diperoleh dari laboratorium Pusat Penelitian Kimia – LIPI, kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang. Lampiran F.

3.3.8.23 Analisis Senyawa Hasil Isolasi Dengan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton

1 H-NMR Analisis dengan alat Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR diperoleh dari laboratorium Pusat Penelitian Kimia – LIPI, kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang dengan menggunakan CD 3 OD sebagai pelarut dan TMS sebagai standart dalam spektrum absorbansi antara 0-17 ppm dibawah TMS. Lampiran G.

3.4. Bagan isolasi senyawa flavonoida dari kulit batang tumbuhan bunga tanjung