Golongan flavonoida Penyebaran
Ciri khas Antosianin
Proantosianidin
Flavonol
Flavon
Glikoflavon
Biflavonil
Khalkon dan auron
Flavanon Isoflavon
pigmen bunga merah marak,dan biru juga dalam
daun dan jaringan lain.terutama tan warna,
dalam daun tumbuhan berkayu.
terutama ko-pigmen tanwarna dalam bunga
sianik dan asianik; tersebar luas dalam daun.
seperti flavonol
seperti flavonol
tanwarna; hampir seluruhnya terbatas pada
gimnospermae.
pigmen bunga kuning, kadang-kadang terdapat
juga dalam jaringan lain
tanwarna; dalam daun dan buah
terutama dalam Citrus tanwarna; sering kali dalam
akar; hanya terdapat dalam satu suku,Leguminosae
larut dalam air, λmaks 515-545 nm,
bergerak dengan BAA pada kertas. menghasilkan antosianidin warna
dapat diekstraksi dengan amil alkohol bila jaringan dipanaskan dalam HCl
2M selama setengah jam.
setelah hidrolisis, berupa bercak kuning murup pada kromatogram
Forestal bila disinari dengan sinar UV; maksimal spektrum pada 330 – 350
setelah hidrolisis, berupa bercak coklat redup pada kromatogram Forestal;
maksimal spektrum pada 330-350 nm.
mengandung gula yang terikat melalui ikatan C-C; bergerak dengan
pengembang air, tidak seperti flavon biasa.
pada kromatogram BAA beupa bercak redup dengan R
F
tinggi . dengan amonia berwarna merah
; maksimal spektrum 370-410 nm.
berwarna merah kuat dengan Mg HCl; kadang – kadang sangat pahit .
bergerak pada kertas dengan pengembang air; tak ada uji warna
yang khas.
2.3.4. Metoda isolasi senyawa flavonoida
a. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Chowdhurry
Pada metoda ini, daun tumbuhan dikeringkan terlebih dahulu sebanyak 100 gram. Lalu diekstraksi dengan Petroleum Eter 60-80
o
C dalam alat soklet selama 10 jam. Selanjutnya diekstraksi dengan Benzena selama 10 jam. Ekstrak Benzena diuapkan
Universitas Sumatera Utara
pelarutnya, menghasilkan semipadat berwarna coklat. Lalu dilarutkan dalam Eter dan dipisahkan dalam suasana asam, basa dan netral. Fraksi pertama ada empat macam
masing-masing 50 ml dielusi dengan Benzena memberikan residu padat dengan titik lebur 151-152
o
C.
Kristalisasi dengan Metanol menghasilkan senyawa flavonoida, kristal tidak berwarna dengan titik lebur 156
o
C. Penelitian ini juga dilakukan oleh Prof. Dreyer,L.D, dengan melakukan pengukuran titik lebur, kromatografi lapis tipis
dengan Spektrum Infra Merah. Dari fraksi lima sampai delapan masing-masing dilarutkan dengan Benzena lalu menghasilkan zat padat berwarna kuning terang
dengan titik lebur 191-193
o
C. Kristalisasi dilakukan dengan Metanol menghasilkan Hibiscetin Hepta Metil Eter, titik lebur 196-197
o
C, kristal berwarna kuning sebanyak 50 gram. Chowdhurry, 1971
b. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Joshi
Daun tumbuhan yang telah dikeringkan diekstraksi dengan n-heksana, lalu ekstrak n- heksana dikromatografi kolom dengan fasa diam alumina, menghasilkan kristal
dengan titik lebur 125-126
o
C sebanyak 0,1. Diidentifikasi, ekotin C
23
H
26
O
10.
Joshi, 1969
c. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Dreyer, L.D
Dalam metoda ini, daun diekstraksi dengan Aseton, kemudian pelarut dievaporasi dan diperoleh ekstrak pekat. Ektrak pekat yang diperoleh dikromatografi kolom dengan
menggunakan alumina sebagai fasa diam dan Benzena sebagai fasa gerak hingga dihasilkan residu. Lalu direkristalisasi dengan campuran Etil asetat : n-heksana dan
dilanjutkan dengan Metanol. Diperoleh kristal kuning terang, diidentifikasi sebagai 3,3`,4`,5,5`,6,7-hepta metoksi flavon dengan titik lebur 156-157
o
C. Dreyer, 1968
Universitas Sumatera Utara
d. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Harborne