Biopsi Melakukan biopsi dengan pemeriksaan histopatologis akan lebih meyakinkan kita

Dalam mendiagnosa suatu kanker mulut yang tidak bergejala daerah kemerahan yang menetap diluar batas waktu observasi harus di biopsi. Tetapi untuk melukakan biopsi dengan mengambil sejumlah sampel secara acak dari seluruh daerah tersebut bukanlah prosedur diagnostik yang tepat. Karena fokus yang kecil dari sel-sel tumor tersebut dapat terlewatkan. Maka untuk membantu melakukan biopsi dapat dilalukan dengan bahan pewarna toluidine blue. Karena dengan toluidine blue dapat melokalisir fokus yang kecil dari sel-sel tumor pada suatu peradangan. 17,23,26, Toluidine blue adalah zat pewarnaan biologis yang akan mewarnai lesi-lesi yang ganas namun tidak akan mewarnai lesi yang jinak atau tidak akan mewarnai mukosa yang normal. Pada oral displasia, pewarnaan ini tidak akan diserap oleh lesi. Zat pewarna ini bersifat nuklear-basofilik, sehingga akan terserap pada inti sel yang abnormal dan neoplastik sehingga akan berwarna biru. Sedangkan pada Oral displasia, inti sel tidak bersifat neoplastik sehingga tidak akan berwarna biru. Aplikasi secara topikal yakni dengan dikumur-kumurkan memakai asam asetat 1 maka akan mudah menentukan walaupun masih secara kasar apakah ada bagian mukosa mulut yang sudah mengindikasikan adanya sel-sel neoplastik atau tidak oral displasia. Tampak jelas bahwa toluidine blue sebagai bahan kumur-kumur intraoral umum untuk tujuan deteksi secara kasar. 17,22,24

3.4. Biopsi Melakukan biopsi dengan pemeriksaan histopatologis akan lebih meyakinkan kita

terhadap adanya perubahan-perubahan sel epitel rongga mulut dan diagnosa kita mendekati 100 . Untuk mendapatkan spesimen biopsi yang memadai ada beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi yaitu : 1. Spesimen yang didapat atau diperiksa harus mewakili lesi yang dicurigai. 2. Harus mewakili kedalaman yang memadai melewati epitelium sampai kedalam jaringan ikat untuk menentukan integritas dan mencari sarang dari tumor yang invasif. Universitas Sumatera Utara 3. Spesimen meliputi zona terdekat yang secara klinis normal dengan tujuan untuk mengenali perubahan-perubahan keganasannya. 4. Bila terdapat ulserasi maka spesimen tidak akan membantu diagnosa, tumor-tumor yang variabel biasanya terdapat di tepi-tepi lesi dekat jaringan normal. Maka jaringan yang secara klinis tidak normal ini diikut sertakan. Biopsi pada lesi, dapat lebih tepat menentukan apakah oral displasia yang terjadi masih pada tingkatan epitel hiperplasia atau bahkan sudah sampai terjadi karsinoma in-situ. Bilamana lesi terletak di daerah yang mudah dijangkau, biopsi disertai anastesi lokal dapat dilakukan infiltrasi di luar lesi. Untuk lesi yang berukuran kecil, dapat dilakukan biopsi eksisional dengan mengikutsertakan jaringan normal ½ cm dari tepi lesi. Jika lesi berukuran besar, biopsi dilakukan secara insisional pada tempat yang dicurigai terjadi perubahan biopsi dapat dilakukan lebih dari 1 tempat pada satu lesi. 14,15,19,26 Untuk dapat membantu dalam mendiagnosa dini kanker di rongga mulut upaya yang dilakukan berupa upaya memberikan pendidikan kesehatan baik pada dokter maupun masyarakat, pengamatan atau pencarian kasuscase finding, serta pencarian diniscreening. 1. Dokter Pendidikan kesehatan tentang diagnosa dini dalam pemeriksaan displasia ataupun kanker di rongga mulut mulai diberikan kepada mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi. 2. Masyarakat Pendidikan di masyarakat tentang suatu pra-kanker ataupun kanker di rongga mulut dapat diberikan dalam bentuk ceramah-ceramah ilmiah pada masyarakat atau penyebaran informasi melalui media massa, dll. 3. Pengamatan Pengamatan dapat dilakukan terhadap penderita yang datang berobat atau memeriksa diri ke tempat pelayanan-pelayanan kesehatan. Selain pemeriksaan umum dan spesifik untuk Universitas Sumatera Utara penyakitnya sendiri, pada setiap penderita dilakukan juga pemeriksaan pada rongga mulut. 4. Pemeriksaan diniscreening Tenaga medis aktiv mencarimen-screeningkanker dini di rongga mulut pada penduduk yang tampaknya sehat. Diutamakan pada kelompok yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker mulut. 17,23,25 Universitas Sumatera Utara

BAB 4 PENATALAKSANAAN ORAL DISPLASIA