otot wajah yang tampak tidak normal serta linfonode sub-mandibularis dan servikal juga harus diperiksa dengan cara dipalpasi.
25,26
3.2. Pemeriksaan histopatologis
Untuk lebih memastikan dan menguatkan pemeriksaan klinis dalam menentukan adanya Oral displasia perlu dilakukan pemeriksaan histopatologis atau dengan sebutan
pemeriksaan sitologi mulut. Pemeriksaan sitologi dengan pengambilan bahan kerokan dari permukaan yang mengalami kelainanlesi pada rongga mulut, secara standard dengan
pewarnaan Haematoxylin dan Eosin HE.
24
Pemeriksaan sitologi secara histologis ini dimaksudkan untuk mencari adanya perubahan-perubahan proliferasi lapisan sel epitel baik aspek sitologi-nya maupun
arsitektural-nya. Bilamana perubahan-perubahan tersebut masih bersifat ringan, hanya terjadi pada lapisan basal sel epitel terbawah dan biasanya non-spesifik hiperplasia dan
hiperkeratosis. Gambaran histopatologis demikianlah yang disebut oral displasia. Oral displasia pada tahap ini masih bersifat non neoplastik.
12,13,23
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mencari adanya sel ganas atau perubahan- perubahan yang terjadi pada sel epitel, dan hasilnya dinyatakan dengan beberapa klas, yaitu :
Klas I : sel normal Klas II : sel normal atipik
Klas II : sel displastik Klas IV : curiga adanya karsinoma
Klas V : karsinoma Pemeriksaan dengan sitologi ini mempunyai ketepatan diagnosa sebesar 86, akan
tetapi pemeriksaan ini bukanlah menentukan suatu diagnosa kanker ataupun pra-kanker pada rongga mulut.
9,12,13
3.3. Pemeriksaan dengan toluidine blue
Universitas Sumatera Utara
Dalam mendiagnosa suatu kanker mulut yang tidak bergejala daerah kemerahan yang menetap diluar batas waktu observasi harus di biopsi. Tetapi untuk melukakan biopsi dengan
mengambil sejumlah sampel secara acak dari seluruh daerah tersebut bukanlah prosedur diagnostik yang tepat. Karena fokus yang kecil dari sel-sel tumor tersebut dapat terlewatkan.
Maka untuk membantu melakukan biopsi dapat dilalukan dengan bahan pewarna toluidine blue. Karena dengan toluidine blue dapat melokalisir fokus yang kecil dari sel-sel tumor pada
suatu peradangan.
17,23,26,
Toluidine blue adalah zat pewarnaan biologis yang akan mewarnai lesi-lesi yang ganas namun tidak akan mewarnai lesi yang jinak atau tidak akan mewarnai mukosa yang
normal. Pada oral displasia, pewarnaan ini tidak akan diserap oleh lesi. Zat pewarna ini bersifat nuklear-basofilik, sehingga akan terserap pada inti sel yang abnormal dan neoplastik
sehingga akan berwarna biru. Sedangkan pada Oral displasia, inti sel tidak bersifat neoplastik sehingga tidak akan berwarna biru. Aplikasi secara topikal yakni dengan dikumur-kumurkan
memakai asam asetat 1 maka akan mudah menentukan walaupun masih secara kasar apakah ada bagian mukosa mulut yang sudah mengindikasikan adanya sel-sel neoplastik atau
tidak oral displasia. Tampak jelas bahwa toluidine blue sebagai bahan kumur-kumur intraoral umum untuk tujuan deteksi secara kasar.
17,22,24
3.4. Biopsi Melakukan biopsi dengan pemeriksaan histopatologis akan lebih meyakinkan kita