PENDAHULUAN Diagnosa dan penatalaksanaan oral displasia.

BAB 1 PENDAHULUAN

Oral displasia adalah salah satu jenis kelainan pada rongga mulut, terjadinya proliferasi yang tidak teratur, tetapi non neoplastik pada epitel rongga mulut. Displasia adalah hilangnya keseragaman uniformitas setiap sel dan hilangnya orientasi arsitektural sel tersebut. Sel displastik memperlihatkan pleomorfisme variasi ukuran dan bentuk dan sering memiliki inti sel yang berwarna gelap hiperkromatik dan sangat besar dibandingkan dengan ukuran selnya sendiri. Apabila perubahan displastik ini nyata dan mengenai keseluruhan tebal epitel, lesi ini disebut Karsinoma in situ, suatu stadium kanker pra-invasif. 1 Oral displasia sering juga disebut epitelial hiperplasia yakni terjadinya hiperkeratosis pada lapisan epitel rongga mulut yang secara klinis disebut leukoplakia, adanya lesi putih di rongga mulut. Leukoplakia sering ditemukan di daerah dasar mulut, ventro lateral lidah dan bibir. 1,2,3 Berdasarkan tingkat atau derajat terjadinya proliferasi epitel rongga mulut, oral displasia dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tingkatan : 6. Epitelial hiperplasia. 7. Mild dysplasia. 8. Moderate dysplasia. 9. Severe dysplasia. 10. Karsinoma in situ. Kelima tingkatan oral displasia tersebut dapat dilihat berdasarkan gambaran sitologi dan arsitektural epitelnya. 3,4,5 Faktor etiologi yang dapat memicu oral displasia berkembang menjadi karsinoma antara lain adalah tembakau, alkohol dan faktor pendukung lain seperti penyakit kronis, faktor gigi dan mulut, defisiensi nutrisi, jamur, virus dan faktor lingkungan. Walaupun rongga mulut memiliki aksesibilitas yang baik untuk pemeriksaan visual, oral displasia Universitas Sumatera Utara seringkali sulit terdiagnosa karena tidak menunjukkan gejala. Pada waktu didiagnosa, seringkali lesi telah membesar dan sudah menimbulkan keluhan. 4,5 Pemeriksaan klinis, pemeriksaan sitologis secara histopatologis, pemeriksaan toluidine Blue dan biopsi, merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosa secara dini. Upaya lainnya adalah pencegahan dengan memberikan pendidikan, pengamatan dan pencarian dini screening agar dapat mendiagnosa secara dini oral displasia agar tidak berkembang menjadi karsinoma. 5 Penanganan terhadap oral displasia yang paling banyak dilakukan adalah dengan melalui pembedahan sedangkan penggunaan radioterapi juga dapat dilakukan. Tetapi penggunaan radioterapi dapat menimbulkan efek samping, karena penyinaran yang dilakukan dilaporkan sering menimbulkan terjadinya sarkoma. 4,5 Universitas Sumatera Utara

BAB 2 DEFENISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN TANDA-TANDA