Kesiapan Kerja LANDASAN TEORI

Hukum kesiapan law of readness menurut Mustaqim 2008: 49 yaitu sebagai berikut : 1. Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” lalu bertindak akan membawa kepuasan dan tidak akan ada tindakan-tindakan lain untuk mengubah kondisi itu. 2. Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” tetapi tidak bertindak akan menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan respon-respon lain untuk mengurangimeniadakan ketidakpuasan. 3. Apabila belum ada “kecenderungan bertindak” dipaksa bertindak maka akan menimbulkan ketidakpuasan untuk menghilangkan mengurangi ketidakpuasan tersebut akan muncul tindakan lain. Slameto 2010:113 mengungkapkan, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi responjawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi ini mencakup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu: 1. Kondisi fisik, mental dan emosional Dalam kondisi fisik, mental dan emosional yang stabil, seseorang akan lebih mudah memberikan respon terhadap suatu situasi. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, dalam kondisi fisik, mental dan emosional yang stabil dalam artian tidak ada gangguan yang berarti seseorang akan lebih konsentrasi dan mudah untuk menerima ilmu dan pengetahuan selama pembelajaran berlangsung dan siap menerapkannya ketika praktik kerja industri. 2. Kebutuhan- kebutuhan, motif dan tujuan Dalam memenuhi kebutuhan seseorang akan terdorong dan termotivasi untuk segera memenuhi kebutuhan tersebut serta mencapai tujuannya tersebut. Hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan adalah sebagai berikut: a Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari. b Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha. c Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain akan timbul motif. d Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan. 3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Dalam pekerjaan sehari-hari keterampilan itu tidak cukup pada hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan saja yang didapat di bangku sekolah, tetapi harus ditunjang dengan keterampilan lainnya seperti keterampilan menganalisis, keterampilan perencanaan, keterampilan berkomunikasi serta keterampilan bersosialiasi. Seorang profesional harus memiliki pengetahuan, baik yang spesifik maupun yang umum. Pengetahuan tidak cukup diperoleh dari hasil pembelajaran di sekolah, tetapi hasrus ditambah secara terus menerus. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya, maka semakin luas wawasan yang dimilikinya. Kesiapan kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat kesiapan siswa untuk bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian di bidang Jasa Konstruksi setelah melakasanakan program praktik kerja industri serta penyerapan teori dan praktik industri di lapangan melalui pembelajaran mata diklat produktif sehingga mampu dan siap untuk memasuki dunia kerja terutama di bidang Jasa Konstruksi.

2.1.1 Prinsip-prinsip Kesiapan Kerja

Thorndike dalam Slameto 2010:114 kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya, ini menurut belajar asosiatif. Prinsip-prinsip Readiness kesiapan: a. Semua aspek perkembangan berinteraksi saling pengaruh mempengaruhi. b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. d. kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan Slameto, 2010:115.

2.1.2 Aspek-aspek Kesiapan

Menurut Slameto 2010:115 aspek-aspek kesiapan terdiri dari: a. Kematangan maturation Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mendasari perkembangan, sedangkan perkembangan ini berhubungan dengan fungsi-fungsi tubuh + jiwa sehingga terjadi diferensiasi. Latihan-latihan yang diberikan pada waktu sebelum anak matang tidak akan memberi hasil. b. Kecerdasan Menurut J. Piaget dalam Slameto 2010:115 perkembangan kecerdasan adalah sebagai berikut: 1. Sensori motor period 0 – 2 tahun Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks. 2. Preoperational period 2 – 7 tahun Anak mulai mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa. 3. Concrete operation 7 – 11 tahun Pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah internal action , dan skema pengamatan mulai diorganisasikan menjadi sistem pengerjaan yang logis logical operational system. 4. Formal operation lebih dari 11 tahun Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkret serta ia dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pemikirannya dapat memikirkan kemungkinan kemungkinan, dapat mengorganisasikan situasimasalah, dapat berpikir dengan betul dapat berpikir yang logis, mengerti hubungan sebab akibat, memecahkan masalahberpikir secara ilmiah. Menurut Syamsul 1994:54, kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika tercapai perpaduan antara tiga faktor yaitu: a. Tingkat Kematangan Tingkat kematangan adalah suatu saat dalam perkembangan yang berfungsi fisik atau mental telah mencapai perkembangan sempurna dalam arti siap digunakan. Kematangan tidak dapat dipengaruhi bila saatnya belum tiba, tetapi dengan latihan, tingkat kematangan dapat tercapai. Pada saat inilah kematangan dapat memberikan hasil yang maksimal karena pada saat inilah seseorang individu dapat memiliki kesiapan sehingga mempunyai kemungkinan yang terbaik untuk melaksanakan kemampuan tertentu. b. Pengalaman-Pengalaman yang diperlukan Pengalaman merupakan salah satu penentuan kesiapan kerja. Untuk menciptakan kesiapan seseorang terhadap suatu pekerjaan dapat direncanakan melalui pengalaman yang diberikan pada orang tersebut. Piaget membedakan ada dua macam pengalaman: 1 Pengalaman fisis, terdiri tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang dihadapi untuk mengabstraksikan sifat-sifat. 2 Pengalaman matematis-logis, terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu. Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang sudah dikuasai seseorang sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Jadi seseorang baru dapat dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang banyak sesuai dengan bidang pekerjaannya. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah tingkat penguasaan serta pemahaman seseorang dalam bidang yang diminatinya yang dapat diukur dari lama kegiatan belajar serta tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pada dasarnya pendidikan dimaksudkan guna mempersiapkan tenaga kerja sebelum memasuki lapangan pekerjaan, agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sesuai dengan syarat yang dikehendaki oleh suatu jenis pekerjaan. c. Keadaan Mental dan Emosi yang Serasi Sikap kerja perlu dimiliki seseorang dalam bekerja. Dengan sikap kerja yang baik seseorang akan bekerja penuh tanggung jawab, jujur, percaya diri dan mampu menghadapi kesulitan yang dihadapi serta menentukan keberhasilan bekerja. Bila sikap kerja dikaitkan dengan kesiapan mental dari seseorang atau individu untuk memasuki dunia kerja maka diperlukan adanya kematangan emosional seseorang yang akan bekerja dan minat untuk bekerja. Selain itu, seseorang dalam bekerja harus memiliki keahlian atau kemampuan tertentu berupa tenaga, waktu dan pikiran yang dijual kepada pihak lain atau orang lain untuk mendapat imbalan yang terukur, biasanya dalam bentuk uang, untuk memenuhi nafkah hidupnya dengan segala resiko yang diperhitungkan. Dalam bekerja seseorang, seseorang perlu membekali dirinya dan terus menerus selalu berusaha memperbaiki diri agar kompetensidapat diakui serta mampu berkompetisi dengan pihak-pihak lain, terutama dalam bidang profesi sejenis. Adapun bekal yang diperlukan oleh seorang dalam bekerja adalah ilmu pengetahuan dalam bidang profesinya, keterampilan, mental, sikap, serta integritas diri. Selain itu diperlukan juga pengetahuan lain, sikap diri yang positif, kesehatan dan kebugaran fisik yang prima, agar dapat menjalankan tugas-tugas profesinya dengan baik. Menurut Gunawan 1999:29 faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah: 1 Ilmu dan Pengetahuan Seorang profesional harus mempunyai ilmu dan pengetahuan, baik yang spesifik maupun yang umum. Pengetahuan dan ilmu ini tidak cukup diperoleh dari hasil pelajaran semalam disekolah, tetapi harus ditambah secara terus menerus. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya, maka semakin luas wawasan yang dimilikinya. 2 Keterampilan Pengetahuan saja tidak cukup karena hal tersebut berupa pengetahuan yang teoritis untuk itu perlu dipraktikkan dalam segala kesempatan terutama pada waktu menjalankan tugas kerja, yang akan menjadi pengalaman. Ilmu dan pengetahuan ditambah dengan pengalaman akan menjadi keterampilan untuk mempraktikan pengetahuan. 3 Mental dan sikap Dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan, tidak cukup keterampilan saja yang dikembangkan, tetapi harus dibarengi dengan pengembangan dalam menerapkan mental dan sikap seorang profesional. Mental adalah suatu perwujudan dari sikap batin seseorang yang akan mendorong tingkah lakunya dalam menghadapi kenyataan, misalnya sikap berani, tahan uji, ulet, dan lain-lain. Sedangkan sikap adalah bagaimana cara kita menghadapi kenyataan. Bentuk dari sikap diantaranya berupa: a Berpikir positif b Selalu optimis c Mampu menghadapi resiko apapun d Selalu ingin mengembangkan diri e Mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pencapaian prestasi f Percaya diri g Kreatif h Ulet, gigih, tekun, sabar, cerdik dan tahan banting i Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan baru j Kepemimpinan k Mampu menemukan dan mengembangkan sesuatu yang bermanfaat atau berinovasi l Mampu menghadapi dan mengelola resiko

2.2 Mata Pelajaran Produktif

2.2.1 Pengertian Mata Pelajaran Produktif Kejuruan

Kata kejuruan sering dikaitkan dengan kata pendidikan, yakni pendidikan kejuruan, sehingga para ahli cendrung hanya mendefinisikan pendidikan kejuruan. Dengan mendefinisikan pendidikan kejuruan, kita akan lebih mudah mengerti mata pelajaran kejuruan itu sendiri. Mata pelajaran kejuruan merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta kebutuhan daerah dan pembagunan. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran produktif berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta memberi kesadaran untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan. Mata pelajaran di SMK di bedakan menjadi tiga 3 kelompok yaitu mata pelajaran normatif, mata pelajaran adaptif dan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang membekali peserta didik agar memiliki kopetensi kerja sesuai Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standard kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha atau industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Dikmenjur, 2008:3 mata pelajaran produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Mata pelajaran produktif pada penelitian ini penulis tidak mengambil semuanya untuk dijadikan sampel bahan penelitian, akan tetapi penulis mengambil satu mata pelajaran produktif yaitu mata diklat autocad. Mata diklat autocad di ambil karena untuk bekerja di Dunia Industri atau Dunia Usaha bidang jasa konstruksi penguasaan program autocad menjadi persyaratan wajib bagi pelamar kerja nantinya. 1 Auto CAD Kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran ini adalah : a Mendiskripsikan perangkat lunak untuk menggambar bangunan. b Mengatur tata letak gambar pada model space dengan perangkat lunak. c Membuat back-up data level 1. d Membuat restore data level 1. e Menggambar dengan perangkat lunak.

2.2.2 Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Produktif Kejuruan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 1 121

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 5 128

PERANAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN BIMBINGAN KARIR TEHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 139

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XII PROGAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 139

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 168

PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

30 273 121

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KELOMPOK MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN DAN HASIL PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEYEGAN.

0 0 182

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR BANGUNAN GEDUNG, RAB & DOKUMEN PROYEK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 164