Tingkat profitabilitas pada sebelum dansesudah privatisasi Tingkat leverage pada sebelum dan setelah privatisasi

ditolaknya hipotesis pertama, ketiga, dan keempat serta diterimanya hipotesis kedua. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.Perbedaan kepentingan antara stakeholder dapat menyebabkan tujuan privatisasi tidak tercapai.Selain itu, penerepan tata kelola perusahaan good corporate governance masih belum optimal. Adapula persaingan antar BUMN itu sendiri seperti PT Adhi Karya Persero Tbk dan PT PP Persero Tbk, serta adanya andil birokrasi dan politisi dalam privatisasi BUMN. Dengan adanya privatisasi diharapkan kinerja keuangan BUMN akan meningkat dan dapat menjadi sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Maka, dapat dikatakan salah satu maksud dari program privatisasi yang tidak dapat terpenuhi menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 adalah menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik atau kuat. Begitu pula dengan tujuan didadakan privatisasi tidak sepenuhnya dapat terpenuhi yaitu meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan peran masayarakat dalam pemilikan saham persero. Besarnya pengaruh dari privatisasitergantung pada kondisi pasar modal antara lain persaingan pasar, apabila masih terdapat monopoli dan tidak banyak deregulasi pasar maka hasil yang diperolehtidak besar.

4.3.1 Tingkat profitabilitas pada sebelum dansesudah privatisasi

Secara garis besar tingkat profitabilitas dapat disimpulkan tidak mengalami kenaikan yang signifikan.Hal ini dapat terjadi dikarena BUMN kurang bijak dalam menggunakan aktiva perusahaan, kurangnya pendapatan yang Universitas Sumatera Utara diperoleh dan biaya-biaya yang besar sehingga mempengaruhi laba yang dihasilkan. Dari statistik desktiptif terlihat adanya perubahan rata-rata profitabilitas melalui ROA, ROE dan ROS masing-masing sebesar -0,197; 8,597; dan 0,353 setelah privatisasi namun tidak signifikan dengan deviasi standar perbedaan rata - rata masing-masing sebesar 2,219; 9,717; dan 1,471. Besarnya ROA akan berubah dengan adanya perubahan profit margin dan total assets turnover baik masing-masing atau kedua-duanya. Usaha mempertinggi ROA denganmemperbesar profit margin yaitu dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektorproduksi, penjualan, dan administrasi. Usaha mempertinggi ROA denganmemperbesar total assets turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagaiaktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Dalam hal ini, tinggi rendahnya ROAbergantung pada efisien tidaknya manejemen perusahaan dalam menjalankan kegiatanoperasional perusahaan terutama pada sektor-sektor tersebut. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return on equityROE sebelum privatisasi dengan return on equity ROE sesudah privatisasi. Hal ini menunjukkan bahwa BUMN belum dapat menaikkan tingkat keuntungan biladilihat dari investasi pemilik modal sendiri.Hal ini bisa disebabkan oleh tidak adanyapeningkatan yang signifikan pada penggunaan leverage.Meskipun rasio ini mengukurlaba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini mengukur laba dari sudut pandangpemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden Universitas Sumatera Utara maupun capital gain untukpemegang saham. Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2005: 87.

4.3.2 Tingkat leverage pada sebelum dan setelah privatisasi

Secara garis besar tingkat leverage dapat disimpulkan mengalami penurunan yang signifikan.Pada rasio DER tidak terjadi perbedaan antara sebelum diadakan privatisasi dengan setelakh diadakan privatisasi. Yang artinya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya masih belum mengalami perbedaan antara sebelum diadakan privatisasi dan sesudah diadakan privatisasi. Leverage pada periode sebelum menunjukkan bahwa kinerja keuangan dinilai sudah cukup baik, karena leverage keuangan perusahaan pada periode sebelum go public mengalami penurunan. Penurunan nilai leverage ini disebabkan karena nilai total hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva terus menurun, sedangkan total aktiva yang dibiayai terus meningkat. Selain itu, menurunnya leverage ini dikarenakan perusahaan akan melakukan go public, dimana perusahaan harus mempersiapkan diri dengan menampilkan kinerja yang bagus supaya dapat menarik para investor dan kreditor, dan dengan leverage yang rendah berarti kapasitas hutang perusahaan bertambah. Hal ini berarti perusahaan berhasil meningkatkan total aktivanya dengan jumlah hutang tertentu. Semakin kecil hutang perusahaan maka semakin kecil juga bunga yang akan dibayar dan akan semakin kecil pula risiko keuangan perusahan. Namun dalam keadaan tertentu, misalnya dalam keadaan ekonomi yang buruk kemungkinan kesempatan pemegang saham untuk memperoleh pengembalian atas ekuitas yang tinggi sangat Universitas Sumatera Utara rendah. Sedangkan pada periode sesudah go public, diketahui bahwa kondisi kinerja keuangan bisa dikatakan cukup baik. Walaupun nilainya mengalami peningkatan, tetapi peningkatan yang dialami masih tergolong stabil karena peningkatannya tidak besar. Meningkatnya nilai leverage ini disebabkan oleh meningkatnya nilai total hutang, tetapi perusahaan berhasil mengelola hutang tersebut sehingga menghasilkan total aktiva yang tinggi. Jadi, meningkatnya total hutang juga diiringi dengan meningkatnya total aktiva. Dalam hal ini, mengingat bahwa sesudah go public keadaan ekonomi Indonesia sudah mulai membaik, maka dengan leverage yang meningkat perusahaan memiliki hasil pengembalian yang tinggi.

4.3.3 Tidak terdapat perbedaan tingkat likuiditas pada sebelum dan setelah privatisasi

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan)

6 137 81

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 17 1

Evaluasi kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi

1 3 142

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Sebelum Dan Sesudah Adopsi Ifrs

1 4 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Sebelum Dan Sesudah Adopsi Ifrs Tahun 2010-2013.

1 5 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTAR BANK BUMN DAN INDUSTRINYA YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antar Bank Bumn Dan Industrinya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTAR BANK BUMN DAN INDUSTRINYA YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antar Bank Bumn Dan Industrinya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI SEBELUM DAN SESUDAH PRIVATISASI DENDY

0 1 21

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Privatisasi BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN SEBELUM DAN SESUDAH PRIVATISASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 20