Perencanaan Program dan Anggaran Indonesia Terkait Masyarakat ASEAN

16 Terlepas dari tumpang tindih tugas dan fungsi Setnas ASEAN-Indonesia dengan Komite Nasional, Setnas ASEAN-Indonesia juga belum menjalankan tugas dan fungsinya dengan optimal. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya Prosedur Standar Operasi SOP yang khusus membahas persiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat ASEAN, seperti diamanahkan Keppres No. 23 tahun 2012 mengenai tugas dan fungsi Setnas ASEAN-Indonesia. Temuan penting lainnya adalah perlunya regulasi khusus untuk pilar lain selain pilar ekonomi, mengingat selama ini fokus regulasi kebanyakan berkaitan dengan MEA. Bahkan menurut Direktur Politik- Keamanan, Direktorat Jenderal kerja Sama ASEAN, M. Chandra W. Yudha, pembangunan pilar politik dan keamanan ASEAN mungkin bagi banyak orang tidak sepenting pembangunan pilar ekonomi ASEAN. 55 Untuk pilar ekonomi, telah dibuat regulasi yang khusus mengatur pilar ekonomi yaitu Inpres No. 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009, Inpres No. 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2011, Keppres No. 37 Tahun 2014 tentang Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Inpres No. 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.Untuk kedua pilar lainnya, belum dibuat regulasi khusus. Pemerintah Indonesia juga harus mempertegas dan membuat detail dari regulasi-regulasi terkait Masyarakat ASEAN. Selama ini, penjabaran tugas dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan masih sangat umum, sehingga membuka celah untuk koordinasi yang kurang maksimal dan tumpang tindih tugas dan fungsi. Indonesia seharusnya juga mempersiapkan blueprint nasional dalam menghadapi Masyarakat ASEAN 2025 dengan baik. Blueprint tersebut harus dibedah dari ketiga pilar dengan ditunjang oleh roadmap yang jelas dan koordinasi antar pemangku kepentingan. 56

1.2.5. Perencanaan Program dan Anggaran Indonesia Terkait Masyarakat ASEAN

Mayoritas dari program menyambut Masyarakat ASEAN selama ini lebih banyak difokuskan untuk menghadiri events, konferensi, dan banyak forum ASEAN lainnya, daripada untuk membuat program khusus Masyarakat ASEAN di Indonesia, misalnya mengadakan balai pelatihan, pendampingan, iklan layanan masyarakat terkait Masyarakat ASEAN yang lebih menarik dan informatif. 57 Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat arah kebijakan Pemerintah Indonesia terkait dengan kerjasama ASEAN, baik di dalam RPJMN II 2009-2014 dan RJPMN III 2014-2019 adalah untuk meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Seharusnya program-program yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia lebih tepat sasaran, sehingga hasil yang dikeluarkan pun dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Program- program yang dibuat masih sebatas pertemuan dan diskusi, belum mengarah ke program-program teknis, oleh karena itu, masih banyak pihak menganggap isu Masyarakat ASEAN adalah isu elit. 58 Program-program pemerintah saat lebih banyak terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN pilar ekonomi, sedangkan program-program nasional yang berkaitan dengan pilar politik dan keamanan serta pilar sosial dan budaya sangat kurang bahkan nyaris tidak ada. Hal ini terlihat dari banyak sekali program dan kebijakan Pemerintah Indonesia yang terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dibandingkan dengan dua pilar lainnya. Indikator kesuksesan dari MEA memang lebih mudah diukur tangible indicators, sehingga perhatian kepada pilar ini menjadi lebih besar. Namun demikian, program-program nasional terkait dengan pilar-pilar lain juga harus segera disusun karena Masyarakat ASEAN bukan hanya sekedar Masyarakat Ekonomi ASEAN, namun juga menyangkut isu politik dan keamanan serta sosial dan budaya. Untuk itu, Pemerintah Indonesia juga perlu mempertimbangkan pembentukan Komite Nasional bukan hanya dalam mempersiapkan Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, namun juga Komite Nasional dalam mempersiapkan Indonesia di Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN serta Masyarakat Sosial dan Budaya ASEAN. Pemerintah Indonesia juga perlu mengajak semua pemangku kepentingan untuk selalu mengarus- utamakan mainstreaming isu Masyarakat ASEAN dalam program masing-masing rencana program. 55 M. Chandra W. Yudha. 2015. Memimpin Pembangunan Politik dan Keamanan ASEAN. Media Publikasi Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Edisi 8, ISSN 2460-1683, Kementerian Luar Negeri RI , p. 4. 56 Berdasarkan kutipan wawancara dengan Bapak Dupito D. Simamora, Asdep 2II Kerja Sama ASEAN Kemenko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, pada tanggal 25 September 2015. 57 Berdasarkan kutipan wawancara dengan Bapak Ngurah Swajaya, Ketua Pelaksana Harian Sekretariat Nasional ASEAN, pada tanggal 14 September 2015. 58 Berdasarkan kutipan wawancara dengan Bapak Mohammad Faisal, Direktur Riset CORE Indonesia, pada tanggal 21 September 2015. 17 Bappenas dapat memulai melakukan koordinasi pelaksanaan baik di tingkat planning maupun persiapan. Bappenas dapat menjadi focal point dalam isu pembangunan di Masyarakat ASEAN. 59 Dari sisi anggaran, masing-masing Kementerian Pumpunan sudah mengalokasikan anggaran untuk menyambut Masyarakat ASEAN, namun jumlahnya terbatas dan penyerapannya lebih banyak untuk menghadiri events ASEAN, bukan untuk mendukung program-program tepat sasaran. Oleh karena itu, masing-masing Kementerian Pumpunan perlu untuk meningkatkan jumlah anggaran terkait program-program yang bertujuan untuk mensukseskan Indonesia di Masyarakat ASEAN dan menyusun program dan kegiatan yang tepat. Selain itu, alokasi dari anggaran tersebut juga harus diatur agar dapat lebih tepat sasaran.

1.2.6. Analisis Pelibatan Pemangku Kepentingan Masyarakat ASEAN