Metode Pelaksanaan Kajian Metodologi

3 Selama ini, kajian-kajian mengenai evaluasi terhadap Masyarakat ASEAN didominasi oleh kajian-kajian yang hanya menfokuskan kepada pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pencapaian Indonesia pada target yang telah ditetapkan di dalam Cetak Biru MEA. Sedangkan kajian yang membahas koordinasi antar kementerian dan lembaga di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat ASEAN masih sangat terbatas. Kajian-kajian yang ada sekarang ini juga sedikit sekali membahas regulasi nasional mengenai masyarakat ASEAN, perencanaan program dan anggaran dalam menghadapi Masyarakat ASEAN, serta aspek pelibatan pemangku kepentingan hingga ke tingkat pemerintah daerah. 9 Beberapa contoh kajian yang spesifik membahas salah satu pilar dari Masyarakat ASEAN misalnya kajian yang ditulis oleh Makmur Keliat dan tim, berjudul “Tenaga Kerja Terampil Indonesia dan Liberalisasi Jasa ASEAN” 10 , kajian Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Kementerian Bappenas yang menunjukkan bahwa perekonomian daerah belum siap untuk menghadapi persaingan terbuka dari luar negeri, dan kajian dari London School of Economics and Political Science LSE yang menyimpulkan bahwa Pemerintah Indonesia cukup serius dalam mencapai kepentingan nasional di Masyarakat Ekonomi ASEAN. 11 Kajian ini kurang memperhatikan persoalan koordinasi, regulasi, program dan anggaran, serta pelibatan pemangku kepentingan, yang memiliki kontribusi penting terhadap pencapaian kepentingan nasional Indonesia. Beranjak dari minimnya kajian terkait kesiapan internal dan khususnya aspek kelembagaan, reviu ini mencoba melihat Masyarakat ASEAN secara keseluruhan dari ketiga pilar, untuk membahas isu-isu penting terutama terkait dengan koordinasi, regulasi, program dan anggaran, serta pelibatan pemangku kepentingan dalam menangani Masyarakat ASEAN di Indonesia. Dengan menggunakan kerangka berpikir perencanaan pembangunan, reviu ini secara longgar mengadopsi empat koridor yang selama ini diterapkan oleh Kementerian PPNBappenas dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan sebagai berikut: a. Kerangka Kelembagaan; Melakukan pemetaan mengenai lembaga yang turut berperan dalam koordinasi penyiapan Masyarakat ASEAN, struktur hubungan antar lembaga tersebut, dinamika koordinasi dan komunikasi antarlembaga tersebut, serta menilai efektivitasnya. b. Kerangka Regulasi; Melakukan pemetaan peraturan perundangan yang sudah disusun terkait dengan pelaksanaan fungsi kelembagaan yang ada, dan menilai efektivitasnya c. Kerangka Program dan Anggaran; Melakukan analisis program dan anggaran yang dilaksanakan dan dialokasikan pada masing-masing lembaga, dan menilai efektivitas program dan anggaran tersebut. d. Pelibatan pemangku kepentingan Masyarakat ASEAN. Mencermati bagaimana lembaga-lembaga yang mendapatkan penugasan dalam menyiapkan Masyarakat ASEAN melibatkan berbagai kepentingan terkait selama ini. Empat koridor ini diadopsi sebagai kerangka analisis karena dinilai mampu memberikan panduan yang sejalan dengan kepentingan kajian ini, yakni memberikan rekomendasi kebijakan yang langsung dapat ditindaklanjuti oleh pembuat kebijakan, bukan untuk kepentingan kajian ilmiah semata.

3.2. Metode Pelaksanaan Kajian

Reviu ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Untuk pengumpulan data, kajian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion FGD, serta data sekunder melalui data-data dari penelitian sebelumnya berupa jurnal, buku, dan artikel. Reviu ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai narasumber dengan mempertimbangkan ketiga pilar Masyarakat ASEAN. Masalah kelembagaan dan koordinasi dari masing-masing pemangku kepentingan akan dilihat melalui pumpunan focal points dan KementerianLembaga teknis masing-masing pilar dalam menjalankan tugas dan fungsinya, serta koordinasi mereka kepada Setnas ASEAN-Indonesia. Pemerintah Daerah, pengusaha, dan 9 Makmur Keliat, dkk, “Tenaga Kerja Terampil Indonesia dan Liberalisasi Jasa ASEAN, Depok: ASEAN Study Center FISIP UI, 2014, hal. 7. 10 Ibid. 11 Dionisius A. Narjoko dan Teguh. Y. Wicaksono. Achieving the ASEAN Economic Community Agenda: An Indonesian Perspective. LSE Publication Reports, p. 23-24. 4 akademisi juga dilibatkan sebagai narasumber selaku pihak-pihak yang turut berkepentingan dalam mensukseskan Masyarakat ASEAN. Sulawesi Selatan dan Jawa Timur dipilih menjadi lokasi pengumpulan data didasarkan pada beberapa hal. Pertama, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur merupakan dua contoh provinsi yang paling maju di Indonesia, baik dari segi politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya sehingga dapat dijadikan patokan bagaimana pelaksanaan kelembagaan Masyarakat ASEAN di provinsi tersebut. Sulawesi Selatan mewakili Indonesia Bagian Timur dan Jawa Timur mewakili Indonesia Bagian Barat. Secara khusus, Jawa Timur dinilai sebagai provinsi yang paling siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kedua, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur sama-sama merupakan daerah hub Indonesia, dimana lalu-lintas manusia serta barang dan jasa baik dari dalam dan luar negeri mayoritas berlangsung di dua Provinsi tersebut. Reviu ini selanjutnya melakukan analisis kualitatif menggunakan kerangka berpikir yang telah disebutkan di bagian terdahulu dalam menstrukturkan hasil analisis untuk menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi. Reviu ini mencatat adanya keterbatasan dalam hal metodologi karena keterbatasan jumlah kunjungan lapangan, sehingga sulit untuk melakukan generalisasi terhadap temuan-temuan yang terdapat di wilayah-wilayah observasi untuk cakupan yang lebih luas. Namun demikian, dengan banyaknya narasumber di tingkat Pusat yang dilibatkan serta pemilihan daerah secara strategis, hasil reviu ini diharapkan cukup mampu memberikan gambaran kesiapan kelembagaan Indonesia yang diperlukan untuk merumuskan kebijakan di masa mendatang.

3.3. Data