Latar Belakang dan Permasalahan

1 RINGKASAN HASIL KAJIANSTUDIPENELITIAN TAHUN 2015 Reviu Kelembagaan: Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat ASEAN 2015 Abstraksi Kesiapan Indonesia dalam menghadapi bergulirnya Masyarakat ASEAN mulai 31 Desember 2015 sangat dipengaruhi oleh fungsi dan efektivitas kelembagaan yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia. Dengan menggunakan kerangka pikir perencanaan pembangunan, reviu ini menggali kelembagaan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat ASEAN. Reviu ini mengidentifikasi bahwa masih terdapat berbagai persoalan dalam hal kelembagaan, yang terkait dengan regulasi, perencanaan dan penganggaran serta pelibatan pelaku kepentingan sehingga persiapan menyambut bergulirnya Masyarakat ASEAN di ketiga pilar belum optimal. Dari data yang didapatkan dan analisis yang dilakukan, reviu ini menyampaikan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi dalam jangka pendek dan jangka menengah.

1. Latar Belakang dan Permasalahan

ASEAN Association of Southeast Asian Nations merupakan organisasi politik, ekonomi, dan sosial-budaya negara-negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand pada 8 Agustus 1967, dan saat ini keanggotaanya berkembang menjadi sepuluh negara dengan masuknya Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. ASEAN telah berperan penting dalam memajukan kerjasama regional di Asia Tenggara dengan semangat equality dan partnership untuk menciptakan perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran di kawasan. Mulai 31 Desember 2015, negara-negara anggota ASEAN akan memasuki era Masyarakat ASEAN ASEAN Community. Masyarakat ASEAN merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan 10 negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi ASEAN yang menginginkan terwujudnya perdamaian antar negara ASEAN dan ekonomi regional yang terintegrasi. 1 Masyarakat ASEAN terdiri dari tiga pilar, yaitu Politik- Keamanan, Ekonomi, dan Sosial-Budaya. Dengan adanya Masyarakat ASEAN, artinya sekat-sekat antarnegara menjadi semakin pudar dan integrasi ASEAN sebagai sebuah kawasan menjadi semakin erat. Arah kebijakan Indonesia terkait dengan kerjasama ASEAN, dalam RPJMN II 2009-2014 dan RPJMN III 2014-2019 adalah untuk meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Pada RPJMN III, secara lebih spesifik Pemerintah Indonesia menegaskan tentang peningkatan kesiapan domestik dalam menyongsong Masyarakat ASEAN yang mulai bergulir pada 31 Desember 2015. Pemantapan peran dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN sangat penting untuk mencapai kepentingan nasional Indonesia di ketiga pilar masyarakat ASEAN, baik untuk meningkatkan kemakmuran di dalam negeri, maupun untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Kawasan Asia Tenggara. Keberhasilan Indonesia di Masyarakat ASEAN akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan domestik, yang salah satunya ditentukan oleh efektivitas kelembagaan di dalam negeri. Sejumlah pengamat dan hasil survey menunjukkan bahwa Indonesia, baik Pemerintah maupun masyarakat belum siap menghadapi Masyarakat ASEAN. Hasil survey LIPI pada bulan Mei 2015 mengindikasikan bahwa Indonesia belum siap menghadapi Masyarakat ASEAN, dalam hal ini khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. 2 Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, juga menyampaikan bahwa terkait Masyarakat ASEAN, Indonesia memiliki dua kelemahan, yaitu cenderung tidak memperhatikan standard setting dalam penentuan mekanisme rencana kerja dan kurang pedulinya para pemangku kepentingan di Indonesia dalam pembentukan Masyarakat ASEAN. 3 Secara lebih umum, terkait dengan kelembagaan, mantan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan UKP4 menyampaikan bahwa koordinasi antarlembaga di Indonesia masih sangat buruk, cara penanganan isu masih tidak sikron, 1 Berdasarkan Cebu Declaration on th Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015, dikutip dari http:www.asean.orgcebu-declaration-on-th- acceleration-of-the-establishment-of-an-asean-community-by-2015 pada tanggal 30 Januari 2015 pukul 15.52. 2 http:lipsus.kontan.co.idv2mearead281Di-ASEAN-posisi-Indonesia-di-level-menengah-bawah 3 Konsultasi Nasional Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2015, 5 Agustus 2015 2 dan satu kementerian sering tidak mengerti apa yang dilakukan oleh kementerian lainnya. 4 Dari kalangan dunia usaha, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri KADIN, Suryo Bambang Sulistio menyatakan keraguannya mengenai kesiapan Indonesia menghadapi MEA karena pemerintah maupun dunia usaha belum mengintegrasikan program persiapan MEA seperti yang telah dilakukan Singapura, Malaysia, dan Thailand. 5 Dengan mempertimbangkan sejumlah temuan mengenai persoalan kesiapan dan kelembagaan Indonesia tersebut, maka reviu ini memutuskan untuk mengkaji kesiapan Indonesia dalam menghadapi bergulirnya Masyarakat ASEAN, dan secara lebih khusus bertujuan untuk mencermati efektivitas kerangka kelembagaan Pemerintah RI dalam menangani isu ASEAN. Reviu ini secara sistematis akan akan mengurai temuan terkait empat aspek, yaitu kelembagaan, regulasi nasional, perencanaan program dan anggaran, serta pelibatan para pemangku kepentingan. Reviu ini akan berfokus pada pada proses internal yang terjadi di dalam Pemerintah Indonesia, dan bukan pada proses diplomasi dan negosiasi di level regional.

2. Tujuan