Antidiabetik dan Insulin Sensitizer Terapi Antioksidan

2. Terapi Farmakologis

a. Antidiabetik dan Insulin Sensitizer

Thiazolidindione Thiazolidindione memperbaiki resistensi insulin di otot rangka, jaringan adiposa dan hati melalui kerjanya sebagai agonis Peroksisome Proliferator Activated Receptor γ PPAR- γ yang meningkatkan kadar adiponektin plasma dan oksidasi asam lemak dan menurunkan sintesis asam lemak. Agen ini telah banyak diteliti banyak digunakan sebagai insulin sensitizer pada kasus perlemakan hati non alkoholik. Pioglitazone dan rosiglitazone merupakan jenis obat thiazolidindione yang telah banyak digunakan. Efek samping Thiazolidindione haruslah diperhatikan. Peningkatan berat badan 2- 3 kg telah ditunjukkan menjadi penyebab peningkatan deposisi lemak perifer. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa Thiazolidindione meningkatkan kehilangan tulang dan dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis dan meningkatkan resiko fraktur terutama pada wanita post menopause. Resiko untuk terjadinya gagal jantung juga dilaporkan oleh karena adanya efek retensi cairan dan disfungsi diastolik sehingga tidak dianjurkan pada penderita gagal jantung dengan NYHA 3-4. 4 Gambar 4. Penatalaksanaan Perlemakan Hati non Alkoholik 4 Universitas Sumatera Utara Metformin Metformin meningkatkan kerja insulin pada sel hati dan menurunkan produksi glukosa hati. Lin dkk menunjukkan perbaikan penyakit perlemakan hati pada model hewan dengan perlemakan hati non alkoholik. Hal ini dianggap terjadi melalui penghambatan TNF- α sehingga terjadi perbaikan insulin. 4,9 Penelitian lain dilakukan oleh Marchesini dkk. 14 pasien perlemakan hati non alkoholik mendapat terapi metformin 3 x 500 mg hari selama 4 bulan dan sebagai kelompok kontrol adalah 6 pasien perlemakan hati non alkoholik yang hanya mendapat terapi diet. Didapatkan perbaikan kadar rata-rata transaminase, peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan volume hati pada pasien yang mendapatkan terapi metformin. 4,9

b. Terapi Antioksidan

Pengurangan antioksidan di dalam hepatosit yang menyebabkan gangguan inaktivasi ROS merupakan dasar pemberian suplemen antioksidan pada terapi pasien dengan perlemakan hati non alkoholik. Antioksidan larut lemak tokoferol vitamin E telah ditunjukkan menghambat peroksidase lemak dan menekan sitokin inflamasi seperti TNF- α, dan penggunaannya dalam terapi perlemakan hati non alkoholik telah banyak diteliti. Satu studi membandingkan 6 bulan pemakaian 1000 IU vitamin E dan 1000 mg vitamin C per hari vs plasebo memperlihatkan perbaikan yang signifikan fibrosis hati pada kelompok dengan vitamin tapi tidak diantara kelompok dan tidak ada perubahan pada kadar aminotransferase dan inflamasi hati. Betain, antioksidan lain pada terapi perlemakan hati non alkoholik, meningkatkan kadar S-adenosilmetionin dan diduga dapat menurunkan deposisi lemak di hati. Perbaikan pada kadar aminotransferase, steatosis hati, aktivitas inflamasi dan fibrosis ditunjukkan pada trial pada 10 pasien perlemakan hati non alkoholik yang diterapi dengan betain anhidrous 20 mg sehari dalam 12 bulan. 4 4

c. Hepatoprotektor