3.2 Analisis Sistem
Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan. Analisis diperlukan sebagai dasar perancangan sistem.
3.2.1 Blok diagram sistem
Diagram blok sistem identifikasi sel darah merah normal dan abnormal ditunjukan pada Gambar 3.2
Citra Sel darah merah
Pre-proccess citra sel darah merah Pre-proccess
Erosi Image Segmentation
Boundary
Feature Extraction Momen
Invariant Roundness
Identification classification
Self- Organizing
Map SOM Tabel hasil
klasifikasi eritrosit normal abnormal
Thresholding Grayscale
Dilasi
INPUT
OUTPUT
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Identifikasi Sel Darah Normal dan Abnormal
Penjelasan dari tahapan diagram blok akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Akusisi citra berupa inputan sebuah file citra darah merah yang berformat jipeg .JPG.
2. Tahapan selanjutnya adalah pra-pengolahan dimana terdapat tahapan persiapan citra agar
dapat menghasilkan ciri yang lebih baik pada tahap klasifikasi. Pra-pengolahan yang akan dilakukan meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Transformasi citra darah berwarna menjadi citra grayscale merupakan perubahan citra dari citra berwarna menjadi citra grayscale. Citra warna bisa diubah menjadi
citra grayscale dengan cara menghitung rata-rata elemen warna Red, Green, dan Blue
Putra, 2009. Contoh citra grayscale ditunjukkan pada Gambar 3.3.
b. Tahap Pra-pengolahan selanjutnya adalah proses pengambangan thresholding. Proses thresholding berguna untuk mengubah citra grayscale menjadi citra biner.
Proses ini untuk membuat citra beraras abu-abu menjadi citra hitam putih. Proses
thresholding dapat dilihat pada gambar 3.4
a b
Gambar 3.4 Proses thresholding citra sel darah merah
a b
Gambar 3.3 Proses citra grayscale, a. citra asli; b. citra grayscale
Universitas Sumatera Utara
c. Selanjutnya untuk mengatasi sel yang diduga bertumpuk dilakukan proses penge- erosi-an citra dengan bertahap, sampai akhirnya diperoleh dua atau lebih objek.
Operasi erosi mempunyai efek memperkecil struktur citra. Proses ini akan memperkecil wilayah terang yang dikelilingi oleh wilayah gelap serta akan
memperbesar wilayah gelap yang dikelilingi wilayah terang. Proses erosi dapat
dilihat pada gambar 3.5
3.
Tahap pra-pengolahan terakhir adalah proses dilasi. Operasi dilasi dipakai untuk mendapatkan efek pelebaran terhadap piksel bernilai 1. Tahap ini dilakukan untuk
memperbaiki bentuk sel darah merah dari tahap erosi sampai menghasilkan bentuk yang dapat dianalisis sebagai sel darah merah. Proses dilasi dapat dilihat pada gambar 3.6
Tahap selanjutnya yaitu segmentasi. Segmentasi citra merupakan proses yang ditujukan untuk mendapatkan objek-objek yang terkandung di dalam citra atau membagi citra ke
dalam beberapa daerah dengan setiap objek atau daerah memiliki kemiripan atribut Kadir Susanto, 2012. Segmentasi yang akan dilakukan adalah pendeteksian
boundary.
4.
Tahap selanjutnya yaitu ekstraksi ciri feature extraction yang bertujuan untuk mendapatkan ciri dari karakteristik sel darah merah yang telah mengalami tahapan pra-
pengolahan dan segmentasi. Ektraksi ciri menggunakan metode:
a b
Gambar 3.5 Proses erosi citra sel darah merah.
Universitas Sumatera Utara
a. Momen invariant. Momen Invariant bermanfaat untuk menyatakan objek dengan memperhitungkan area objek sel darah merah.
b. Roundness. roundness menggambarkan tingkat kebulatan sel. Bentuk sel darah merah normal memiliki nilai roundness yang besar karena memiliki bentuk
cenderung bulat dengan luas area tertentu. Sedangkan objek sel darah merah abnormal cenderung memiliki nilai roundness yang rendah.
a b Gambar 3.6 Proses dilasi citra sel darah merah.
Gambar 3.7 ekstraksi ciri menggunakan metode momen invariant dan roundness
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap klasifikasi sel darah merah normal dan abnormal menggunakan teknik Self-