Senyawa fenol dan turunannya flavonoid merupakan salah satu antibakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma.
Pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim
bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel Volk dan Wheller, 1993.
Tanin adalah senyawa fenol yang tersebar luas pada tumbuhan berpembuluh yang dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi dan
tanin terhidrolisis. Kadar tanin yang tinggi mempunyai arti yang penting bagi tumbuhan yakni pertahanan bagi tumbuhan dan membantu mengusir hewan
pemakan tumbuhan. Tanin dapat diidentifikasi dengan cara penambahan pereaksi ferri klorida, menghasilkan warna hijau kehitaman atau biru
kehitaman Harborne, 1987. Saponin adalah glikosida triterpenoida dan sterol. Senyawa golongan
ini banyak terdapat pada tumbuhan tinggi. Saponin merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu membentuk larutan koloidal dalam air serta
menghasilkan busa jika dikocok dalam air Harbone, 1987.
4.4 Hasil Ekstraksi Serbuk Simplisia Daun Afrika
Hasil ekstraksi 600 g serbuk simplisia daun Afrika dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80 dipekatkan dengan menggunakan
rotary evaporator diperoleh ekstrak kental 53,89 gram rendemen 8,98.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Afrika dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne dan
Staphylococcus epidermidis. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak akan
menghasilkan diameter daerah hambat yang semakin besar. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Afrika dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika
Konsentrasi Diameter daerah hambatan mm
mgml Propionibacterium acne
Staphylococcus epidermidis
50 9,73 12,50
60 13,33 14,03
70 14,37 15,57
80 15,37 16,70
90 17,00 18,70
100 19,60 22,10
Blanko - -
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode disk diffusion
yaitu mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri di sekitar pencadang kertas. Diameter zona hambat akan meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi ekstrak. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan konsentrasi terhadap ekstrak etanol daun Afrika memiliki korelasi positif
Universitas Sumatera Utara
terhadap peningkatan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis
dan Propionibacterium acne. Dari data di atas menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Afrika efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne, sedangkan pada blanko tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap kedua
bakteri yang digunakan. Aktivitas antibakteri dapat disebabkan adanya kandungan senyawa kimia yaitu flavonoid, tanin, saponin dan
steroidtriterpenoid. Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun Afrika pada
konsentrasi 60 mgml diperoleh daerah hambat dengan diameter 13,33 mm untuk bakteri Propionibacterium acne dan 14,03 mm untuk bakteri
Staphylococcus epidermidis. Hasil uji aktivitas antibakteri memenuhi syarat menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang
memuaskan dengan diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Afrika dapat dilihat Lampiran
10-12.
4.6 Hasil Evaluasi Terhadap Sediaan