3.11.2 Nutrient broth
Komposisi: Lab-lamco powder
9,0 g
Yeast extract 3,0
g Peptone
5,0 g Sodium chloride
5,0 g Air suling ad
1 L Cara pembuatan:
Sebanyak 13 gram serbuk nutrient broth dilarutkan dalam air suling steril sedikit demi sedikit kemudian volumenya dicukupkan hingga 1 L dengan
bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna. Kemudian disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Difco Laboratories,1997.
3.11.3 Pembuatan agar miring
Ke dalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 ml media nutrient agar
steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai sediaan membeku pada posisi miring membentuk sudut 45
o
C. Kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
3.12 Penyiapan Inokulum
3.12.1 Pembuatan stok kultur bakteri uji
Cara kerja: Biakan bakteri Propionibacterium acne dari strain utama diambil dengan jarum
ose steril lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient agar miring,
Universitas Sumatera Utara
kemudian diinkubasikan pada suhu 35 ± 2
o
C selama 24 jam dan dengan cara yang sama dibuat stok kultur bakteri Staphylococcus epidermidis.
3.12.2 Pembuatan inokulum bakteri uji
Cara kerja: Koloni bakteri Propionibacterium acne diambil dari stok kultur diambil
menggunakan jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml larutan Nutrient Broth NB steril lalu diinkubasikan pada suhu 35 ± 2
o
C sampai didapat kekeruhan dengan transmitan 25 menggunakan alat spektrofotometer
UV panjang gelombang 580 nm Ditjen POM, 1995 dan dengan cara yang sama dibuat inokulum bakteri Staphylococcus epidermidis.
3.13 Sterilisasi Alat dan Bahan
Sterilisasi alat-alat non gelas dan media menggunakan metode sterilisasi panas basah dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dan
sterilisai alat-alat gelas menggunakan metode sterilisasi panas kering dengan oven pada suhu 170°C selama 2 jam. Jarum ose dipijarkan dengan api Bunsen
Pratiwi, 2008.
3.14 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Daun Afrika
Sebanyak 1000 mg ekstrak etanol daun Afrika ditimbang, kemudian ditambahkan etanol p.a hingga volume total 10 ml dan diaduk hingga larut
dan diperoleh konsentrasi 100 mgml, kemudian dibuat pengenceran 90, 80, 70,
Universitas Sumatera Utara
60 dan 50 mgml dan dimasukkan ke dalam vial, masing-masing vial diberi label.
3.15 Pengujian Aktivitas Antibakteri Terhadap Ekstrak Etanol Daun
Afrika
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan terhadap ekstrak daun Afrika dengan berbagai konsentrasi. Pengujian ini dilakukan dengan metode disc
diffusion .
3.15.1 Bakteri Propionibacterium acne
0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45 – 50
o
C. Selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja, agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pencadang kertas yang telah direndam di dalam larutan uji ekstrak etanol diletakkan pada permukaan media yang telah padat,
kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2
o
C selama 18–24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di
sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong.
3.15.2 Bakteri Staphylococcus epidermidis
0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45–50
o
C. Selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja, agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pencadang kertas yang telah direndam di dalam larutan uji ekstrak etanol diletakkan pada permukaan media yang telah padat,
Universitas Sumatera Utara
kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2
o
C selama 18–24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di
sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong.
3.16 Pembuatan Sediaan Krim