berkisar antara 0 persentase pencapaian anggaran laba bersih ≤ 2,5 sampai dengan 100 persentase pencapaian anggaran laba bersih ≥ 92,7
3.2.3. Variabel Kontrol 3.2.3.1. Pergantian Direksi CEOCHANGE
Beberapa penelitian menemukan bukti adanya manajemen laba yang bersifat meningkatkan laba bersih pada periode satu tahun setelah terjadinya pergantian direksi
Pourciau, 1993; Godfrey, Mather dan Ramsay, 2001. Kemungkinan ini diwakili oleh
variabel CEOCHANGE yang merupakan variabel dummy dengan 1 untuk perusahaan yang mengalami pergantian direksi pada tahun t – 1, dan 0 untuk lainnya.
3.2.3.2. Leverage LEV
Untuk mengantisipasi adanya motivasi manajemen laba untuk menghindari pelanggaran kontrak hutang the debt covenant hypothesis, penelitian ini memasukkan
leverage perusahaan sebagai variabel kontrol Lobo dan Zou, 2001. Variabel LEV ini dihitung berdasarkan rasio antara total kewajiban terhadap total aktiva DER.
3.2.3.3. Ukuran Perusahaan SIZE
Ukuran perusahaan juga seringkali mengarah pada biaya politis, jika sebuah perusahaan besar juga memiliki profitabilitas tinggi, maka biaya politisnya juga akan semakin
besar Watts dan Zimmerman, 1990. Untuk mengantisipasi kemungkinan motivasi manajemen laba untuk menghindari biaya politis political cost hypothesis, penelitian ini
akan menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Sebagaimana Reitenga dkk 2002, ukuran perusahaan diestimasi dengan menggunakan ln total aset.
3.3. Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh BUMN. Sampel dipilih dari populasi dengan menggunakan metode purposive judmental sampling dengan kriteria sebagai berikut:
11
1 BUMN tidak bergerak dalam industri perbankan, keuangan dan asuransi. Karena industri keuangan sangat teregulasi sehingga diperkirakan perilaku manajemen laba yang
dilakukan di industri tersebut akan berbeda dengan industri lain. Disamping itu, model Modifikasi Jones tidak dapat digunakan untuk indsutri keuangan.
2 Bukan merupakan BUMN Tbk karena perhitungan bonus direksi untuk BUMN Tbk dan BUMN Non-Tbk berdasarkan skema bonus yang berbeda, dimana angka RKAP budget
bagi BUMN Tbk yang ditetapkan oleh Komisaris tidak dijadikan sebagai komponen perhitungan bonus direksi.
3 Mempunyai tanggal tutup buku per 31 Desember. 4 Semua data yang diperlukan tersedia secara lengkap.
Hasil akhir sampel setelah mengeluarkan outliers adalah 326 firm years. Proses pemilihan sampel dapat dilihat di Tabel 3.1. Periode penelitian adalah adalah 4 tahun tahun
2003–2006. Penetapan periode penelitian didasarkan pertimbangan bahwa pedoman yang digunakan untuk menetapkan perhitungan remunerasi direksi BUMN baru diterbitkan pada
tahun 2002, sehingga diperkirakan baru akan berdampak pada realisasi kinerja tahun 2003.
3.4. Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa: 1 Data keuangan perusahaan diperoleh dari Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen
Audited Perusahaan dari tahun buku 2001 sampai dengan tahun buku 2006. 2 Data Laba Usaha dan Laba Bersih RKAP budget dan data pergantian direksi diperoleh
dari hasil input data yang diperoleh dari Bidang Informasi dan Administrasi Kekayaan BUMN, Kementerian Negara BUMN.
3 Data keuangan perusahaan yang tidak lengkap, dilengkapi dari situs www.bumn-ri.go.id
.
12
4. ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1. Rata-rata DACC 0.030 menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan sampel memiliki diskresioner akrual positif. Hal tersebut
tampak pula dari nilai mean PDACC=1 sebesar 0.592 yang menunjukkan bahwa 59.2 dari perusahaan sampel melakukan manajemen laba yang bersifat meningkatkan laba.
PROFIT dengan median sebesar 2.728 menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki laba dibagi positif yang besarnya di atas Rp 2.7 milyar, sehingga direksi perusahaan
sampel memiliki peluang yang cukup besar untuk memperoleh bonus dan melakukan manajemen laba guna memaksimalkan bonusnya. Dari mean ITRENDLU dan ITRENDLB
sebesar 62.715 dan 60.859 dapat diartikan bahwa rata-rata pencapaian laba usaha sebelum biaya bunga dan laba bersih perusahaan sampel berada pada kisaran 80 dari laba tahun lalu.
Dari mean sebesar ITARGETLU dan ITARGETLB masing-masing sebesar 57.500 dan 59.877 dapat disimpulkan bahwa perusahaan sampel rata-rata memiliki tingkat
pencapaian anggaran laba usaha sebelum bunga dan laba bersih sekitar 60. Berarti persentase pencapaian laba terhadap tahun lalu lebih besar dari pada persentase pencapaian
anggaran laba, hal ini menunjukkan bahwa jumlah anggaran laba yang ditetapkan, baik laba usaha sebelum bunga maupun laba bersih, lebih tinggi dari pada realisasi laba tahun
sebelumnya. Karena anggaran lebih tinggi dari pada realisasi, maka kemungkinan direksi perusahaan sampel akan lebih memfokuskan effort-nya untuk mencapai target yang lebih
realistis yaitu laba tahun lalu dengan menggunakan manajemen laba akrual diskresioner.
4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian menunjukkan bahwa model penelitian tidak memiliki masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
13