Proses Penuangan Improvisasi PROSES KREATIVITAS

16 nantinya mendapatkan suatu susunan yang sesuai dengan garapan. Segala sesuatu yang penggarap buat mudah-mudahan selalu mendapat pengawasan dari pembimbing untuk memberikan koreksi dan masukan serta memperbaiki apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam garapan.

3.3 Proses pembentukan komposisi

Tahapan ini merupakan penggabungan dari kedua tahapan di atas, yang merupakan tahap akhir dari pembuatan garapan. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan agar mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai dengan konsep garapan, mengadakan latihan sesuai dengan jadwal yang ditentukan secara teratur guna mempercepat terwujudnya garapan ini. Perbaikan atau revisi garapan ini dilakukan untuk dapat mengoreksi bagian yang janggal atau mengganti yang salah dengan yang lebih baik untuk meningkatkan nilai harmonis dari garapan. Pada tahap ini banyak perbaikan-perbaikan yang dilakukan penggarap, yang tidak sesuai dengan garapan sehingga perlu diubah sedemikian rupa, seperti adegan Brahmana Sangkya mengutuk upacara yang semula penggarap dan pendukung memakai tapel Jawa. Dari hasil petimbangan Bapak dosen pembimbing berdua itu tidak perlu dikarenakan tidak nyambung dengan maksud konsep garapan. Tahap terhahir atau finishing merupakan penggabungan tahapan-tahapan yang ada diatas dari elemen-elemen seluruh bentuk garapan yang di lakukan melalui penggabungan dengan aparatus wayang yang telah disiapkan dan diharapkan sudah terwujud, sehingga seluruh pemain atau pendukung dapat memahami penguasannya masing-masing melalui proses latihan dan internalisasi karya secara berulang-ulang sehingga siap disajikan sebagai karya seni yang layak. 17 Tahap finishing ini juga belum dikatakan sempurna, karena setelah dilakukan latihan-latihan gabungan dan di lihat hasil akhirnya masih banyak peningkatan yang harus dilakukan. Tahapan ini banyak mendapat masukan, kritikan dan saran dari pembimbing, dosen-dosen pedalangan dan Prof I Wayan Dibya. Masukan tersebut diantaranya tentang bentuk tokoh Sangkya, penekanan cerita, dan isi cerita Dalem Sidakarya. Dinamika garapan perlu di perhatikan terutama tentang keras lirihnya gambelan pada saat terjadinya dialog. Gerakan wayang ketika dikelir perlu ditata agar serasi dengan iringannya, dengan hal tersebut penggarap perlu kembali mengadakan tahap penuangan dan tahap revisi dengan tujuan supaya mendapatkan suatu hasil karya yang maksimal. Di antaranya penggarap selalu meningkatkan volume latihan sehingga gerak, vokal, dan iringan sesuai yang diinginkan. Hal ini dimaksudkan agar karya seni yang berjudul Dalem Sidakarya ini layak untuk dipentaskan dan berakademik. Demikianlah tahapan-tahapan yang penggarap lakukan didalam pembuatan garapan dengan bentuk pakeliran inovasi. Setelah segala semuanya berjalan lancar, maka tinggal melakukan pemantapan-pemantapan sambil menunggu waktu atau hari yang ditentukan untuk siap menampilkan garapan yang telah dibuat. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Karya seni pewayangan dengan lakon “ Dalem Sidakarya” ini direncanakan melalui proses yang intensif dan akan dilaksanakan secara bertahap, yaitu : Tahap I : Pertama Penggarap memerlukan seorang penata musik untuk mengiringi karya pekeliran yang akan disajikan. Hubungan wayang dan karawitan merupakan partner yang tidak bisa dipisahkan , hal ini merupakan langkah pertama yang