Proses Penjajagan Eksplorasi PROSES KREATIVITAS

15 mendapat cerita yang pasti didalam hati untuk digarap, barulah penggarap melanjutkan dengan mencari bentuk dan wujud garapan yang diinginkan. Akhirnya di putuskan penuangannya dalam bentuk pakeliran inovatif yang mana perpaduan wayang kulit dan wayang golek juga unsur teater didukung dengan rolling stage stage yang berputar sesuai tempat yang dinginkan setiap adegan. Setelah bentuk didapatkan, maka selanjutnya dilakukan persiapan sarana yang diperlukan dalam garapan ini seperti: kelir rolling stage, wayang golek dan wayang kulit, iringan atau tabuh, penari dan sebagainya. Dalam langkah awal pembuatan garapan ini, tidak lupa penggarap melakukan persembahyangan bersama, untuk mohon kepada Ide Hyang Widhi Wasa agar didalam proses garapan bisa berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan penggarap dan tanpa mengalami suatu hambatan apapun.

3.2 Proses Penuangan Improvisasi

Tahap yang kedua adalah tahap improvisasi, merupakan tahap percobaan atau penuangan konsep-konsep yang telah ditentukan dan dipersiapkan sebelumnya yang akan dituangkan pada saat latihan. Kepada semua pendukung, penggarap berikan susunan adegan untuk mempermudah dan mempercepat proses latihan. Pada tanggal 22 Maret 2013 penggarap menetapkan hari untuk nuasen, sedangkan jadwal latihan disepakati satu minggu dua kali. Kepada penggarap tabuhiringan wayang, penggarap memberikan kebebasan dalam menciptakan gending-gending yang akan dipergunakan dalam mengiringi garapan yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan suasana garapan. Didalam proses latihan penggarap akan memisahkan antara penabuh dengan penggerak wayang agar mempercepat proses latihan. Adegan peradegan akan penggarap susun sedemikian rupa sehingga mampu 16 nantinya mendapatkan suatu susunan yang sesuai dengan garapan. Segala sesuatu yang penggarap buat mudah-mudahan selalu mendapat pengawasan dari pembimbing untuk memberikan koreksi dan masukan serta memperbaiki apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam garapan.

3.3 Proses pembentukan komposisi

Tahapan ini merupakan penggabungan dari kedua tahapan di atas, yang merupakan tahap akhir dari pembuatan garapan. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan agar mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai dengan konsep garapan, mengadakan latihan sesuai dengan jadwal yang ditentukan secara teratur guna mempercepat terwujudnya garapan ini. Perbaikan atau revisi garapan ini dilakukan untuk dapat mengoreksi bagian yang janggal atau mengganti yang salah dengan yang lebih baik untuk meningkatkan nilai harmonis dari garapan. Pada tahap ini banyak perbaikan-perbaikan yang dilakukan penggarap, yang tidak sesuai dengan garapan sehingga perlu diubah sedemikian rupa, seperti adegan Brahmana Sangkya mengutuk upacara yang semula penggarap dan pendukung memakai tapel Jawa. Dari hasil petimbangan Bapak dosen pembimbing berdua itu tidak perlu dikarenakan tidak nyambung dengan maksud konsep garapan. Tahap terhahir atau finishing merupakan penggabungan tahapan-tahapan yang ada diatas dari elemen-elemen seluruh bentuk garapan yang di lakukan melalui penggabungan dengan aparatus wayang yang telah disiapkan dan diharapkan sudah terwujud, sehingga seluruh pemain atau pendukung dapat memahami penguasannya masing-masing melalui proses latihan dan internalisasi karya secara berulang-ulang sehingga siap disajikan sebagai karya seni yang layak.