Kemudian Sardiman A.M 1992:85 mengemukakan bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata
lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Dari uraian tersebut diatas dapat diartikan bahwa motivasi belajar peserta didik dapat mendorong dirinya untuk melakukan perubahan tingkah laku menuju
arah yang lebih baik, misalnya perbaikan dalam pola belajar sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
2.3 Lingkungan Keluarga
Seorang individu mampu untuk mengembangkan dirinya melalui pengalaman yang dialaminya. Pengalaman tersebut dapat terjadi melalui interaksi
dengan lingkungannya. Terdapat tiga lingkungan dalam pendidikan, diantaranya: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang utama dan pertama bagi seseorang sehingga keberadaannya begitu penting. Adapun arti dari keluarga yaitu satu kesatuan masyarakat terkecil
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. M.I Solaeman 1994:6 mengemukakan:
Ditinjau dari sudut sosiologi, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam, yaitu dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada
hubungan darah dan atau keturunan. Sedangkan dalam arti sempit, keluarga meliputi ayah, ibu, anak dijuluki dengan istilah keluarga inti.
Sedangkan Sujipto Wirowidjojo dalam Slameto, 2003:61 mengemukakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, Negara dan dunia.
Sunaryo Kartadinata 1988:9 mengemukakan tentang iklim kehidupan keluarga, yaitu sebagai berikut:
1.
Hubungan orang tua dengan anak yang merujuk pada iklim kehidupan sosial dalam arti apakah hubungan tersebut demokratis atau otoriter.
2. Iklim intelektual keluarga yang memberikan kemudahan berpikir logis dan rasional
3. Iklim emosional keluarga yang merujuk pada sejauh mana iklim hubungan dan komunikasi dalam keluarga terjadi.
Dengan demikian lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan pertama dalam
kehidupan seseorang dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan kehidupannya.
Ngalim Purwanto 2004:104 mengemukakan bahwa salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu “lingkungan keluarga
yang mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anaknya”. Pendidikan yang pertama di lingkungan
keluarga merupakan pondasi bagi pertumbuhan kepribadian anak selanjutnya, sehingga peranan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi
belajar yang akan diperoleh peserta didik. Hal ini dipertegas oleh Thamrin Nasution dan Nurhalizah Nasution 1985:55, sebagai berikut:
Orang tua harus mampu menciptakan suasana tenang dalam rumahnya, sehingga memberikan dorongan kepada anak untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Tanpa adanya suasana rumh tangga yang dapat memberikan dorongn kepada anak untuk mempertinggi kegiatan dan
gairah belajarnya, maka akan sulitlah diharapkan daripadanya prestasi yang tinggi disekolah.
Dengan demikian cara mendidik anak yang diterapkan orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Selain itu juga hal
yang perlu diperhatikan oleh orang tua yaitu menjalin hubungan yang baik dengan anak. Hal tersebut dikarenakan untuk terciptanya suasana yang menyenangkan
dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
2.4 Kajian Empiris Hasil-Hasil Penelitian