pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ips terpadu bab 2

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar

Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yaitu ditandai dengan prestasi belajar peserta didik yang memuaskan. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan dinyatakan dengan penilaian.

Dalam pencapaian prestasi belajar dibutuhkan proses belajar mengajar yang baik. Menurut Tirtaraharja (1995:51) terdapat tujuh unsure pendidikan yang dapat mempengaruhi proses pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik) 2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) 4. Kearah mana bimbingan ditunjukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) 6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) 7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan

pendidikan).

Dengan demikian prestasi belajar akan dapat tercapai jika peserta didik melakukan proses belajar dengan baik. Kemudian Dimyati dan Mujiono (dalam Syaiful Sagala, 1995:58) menguraikan cirri-ciri umum pendidikan, belajar dan perkembangan yang diadaptasi dari monks, Knoers, Siti Rahayu (1989), Biggs dan Tefler (1987), dan Winkle pada tahun 1991, sebagai berikut:


(2)

Tabel 2.1

Ciri-ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan

Unsur-unsur Pendidikan Belajar Perkembangan

1. Perilaku Guru sebagai

pelaku mendidik dan siswa yang terdidik

Siswa yang

bertindak belajar atau pelajar

Siswa yang

mengalami perubahan 2. Tujuan Membantu siswa

untuk menjadi pribadi yang utuh

Memperoleh hasil

belajar dan

pengalaman hidup

Memperoleh perubahan mental 3. Proses Proses interaksi

sebagai faktor eksternal belajar

Internal pada diri pembelajar

Internal pada diri pembelajar

4. Tempat Lembaga

pendidikan

sekolah dam luar sekolah

Sembarang tempat Sembarang tempat

5. Lama waktu Sepnjang hayat sesuai jenjang lembaga

Sepanjang hayat Sepanjang hayat 6. Syarat terjadi Guru memiliki

kewibawaan pendidikan

Motivasi belajar

kuat Kemauanmengubah diri 7. Ukuran

keberhasilan

Terpentuk pribadi yang terpelajar Dapat memecahkan masalah Terjadinya perubahan positif 8. Faedah Bagi masyarakat

mencerdaskan kehidupan bangsa

Bagi pembelajar mempertinggi martabat pribadi

Bagi pembelajar mempertinggi kemajuan mental 9. Hasil Pribadi sebagai

pembangun yang produktif dan kreatif

Hasil beljar sebagai dampak pengjaran dan pengiring

Kemajuan ranah kognitif, afektif dan psikomotor

Berdasarkan table diatas maka dapat terlihat bahwa perbuatan dan hasil dari belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud: (1) pertambahan pengetahguan, (2) penguasaan pola kognitif, apektif dan psikomotor yang bersifat ekspresif, dan (3) terjadinya perubahan pada diri individu yang bersifat positif.


(3)

Nasrun Harahap dan kawan-kawan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 1994:21) mengemukakan bahwa ‘prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum’. Sejalan dengan pernyataan tersebut Syaiful Bahri Djamarah (1994:24) mengemukakan bahwa “ Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dopelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.”

Dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai prestasi belajarnya ditentukan dengan adanya nilai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, dimana pihak sekolah menetapkan suatu batas nilai bagi para peserta didik. Nilai standar ketuntasan belajar tiap sekolah berbeda karena pihak sekolah dalam menetapkan nilai standar ketuntasan belajar disesuaikan dengan kemampuan para peserta didik. Dengan adanya nilai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah maka pihak sekolah dapat melihat sejauh mana prestasi belajar yang telah dicapai oleh para peserta didiknya. Dengan kata lain prestasi yang dicapai oleh peserta didik dapat dilihat dari perolehan nilainya.

Ngalim Purwanto (1990:106) mengemukakan “bahwa secara teoritis prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor individual (antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi) dan


(4)

faktor sosial (antara lain: faktor keluarga, faktor guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar”.

Dollar and Miller (dalam Abin Syamsudin, 2004:164) mengemukakan bahwa keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh:

1. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the leaner must want something)

2. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperlihatkan sesuatu (the learner must notice something)

3. Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something)

4. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).

Begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasibelajar peserta didik, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan demikian dalam penelitian ini dibatasi meliputi: motivasi belajar dan lingkungan keluarga.

2.2 Motivasi Belajar

Motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (dalam Hamzah B. Uno, 2006:3).

Robert Gagne (dalam Syaiful Sagala, 2003:17) mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.


(5)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang menuju arah yang lebih baik. Motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2006:23) adalah dorongan dari internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahantingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Ngalim Purwanto (2004:104) adalah “motivasi atau dorongan untuk belajar, tak mungkin seseorang mau mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting hasil belajar itu bagi dirinya.” Pendapat ini didorong oleh teori yang dikemukakan oleh Anderson dan Faust (dalam Elida Prayitno, (1989:10) yang mengemukakan bahwa:

Motif belajar siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi dalam belajarnya akan menunjukan atau menyampaikan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar, mereka akan memusatkan sebanyak mungkin energy fisik dan psikisnya terhadap kegiatannya tanpa mengenal boan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjdi pada siswa yang motif belajarnya rendah, mereka menampakan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindardari kegiatan belajar mengajar.


(6)

Kemudian Sardiman A.M (1992:85) mengemukakan bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Dari uraian tersebut diatas dapat diartikan bahwa motivasi belajar peserta didik dapat mendorong dirinya untuk melakukan perubahan tingkah laku menuju arah yang lebih baik, misalnya perbaikan dalam pola belajar sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

2.3 Lingkungan Keluarga

Seorang individu mampu untuk mengembangkan dirinya melalui pengalaman yang dialaminya. Pengalaman tersebut dapat terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya. Terdapat tiga lingkungan dalam pendidikan, diantaranya: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama bagi seseorang sehingga keberadaannya begitu penting. Adapun arti dari keluarga yaitu satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. M.I Solaeman (1994:6) mengemukakan:

Ditinjau dari sudut sosiologi, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam, yaitu dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah dan atau keturunan. Sedangkan dalam arti sempit, keluarga meliputi ayah, ibu, anak dijuluki dengan istilah keluarga inti.

Sedangkan Sujipto Wirowidjojo (dalam Slameto, 2003:61) mengemukakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia.


(7)

Sunaryo Kartadinata (1988:9) mengemukakan tentang iklim kehidupan keluarga, yaitu sebagai berikut:

1.Hubungan orang tua dengan anak yang merujuk pada iklim kehidupan sosial dalam arti apakah hubungan tersebut demokratis atau otoriter. 2. Iklim intelektual keluarga yang memberikan kemudahan berpikir logis

dan rasional

3. Iklim emosional keluarga yang merujuk pada sejauh mana iklim hubungan dan komunikasi dalam keluarga terjadi.

Dengan demikian lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan seseorang dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan kehidupannya.

Ngalim Purwanto (2004:104) mengemukakan bahwa salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu “lingkungan keluarga yang mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anaknya”. Pendidikan yang pertama di lingkungan keluarga merupakan pondasi bagi pertumbuhan kepribadian anak selanjutnya, sehingga peranan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh peserta didik. Hal ini dipertegas oleh Thamrin Nasution dan Nurhalizah Nasution (1985:55), sebagai berikut:

Orang tua harus mampu menciptakan suasana tenang dalam rumahnya, sehingga memberikan dorongan kepada anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Tanpa adanya suasana rumh tangga yang dapat memberikan dorongn kepada anak untuk mempertinggi kegiatan dan gairah belajarnya, maka akan sulitlah diharapkan daripadanya prestasi yang tinggi disekolah.

Dengan demikian cara mendidik anak yang diterapkan orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Selain itu juga hal


(8)

yang perlu diperhatikan oleh orang tua yaitu menjalin hubungan yang baik dengan anak. Hal tersebut dikarenakan untuk terciptanya suasana yang menyenangkan dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

2.4 Kajian Empiris Hasil-Hasil Penelitian

Dibawah ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang disusun oleh peneliti.

Tabel 2.2

Kajian Empiris Hasil Hasil Penelitian

No Judul Skripsi Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian 1 Pengaruh kebiasaan belajar,

status sosial ekonomi, penyesuaian sosial siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMAN wilayah Bandung Utara

Kebiasaan belajar

Status Sosial Ekonomi

Penyesuaian Sosial Siswa Motivasi

Belajar

 Kebiasaan belajar berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

 Status sosial ekonomi

berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa

 Penyesuaian sosial siswa berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa

 Secara bersama-sama kebiasaan belajar, status sosial ekonomi,

penyesuaian sosial siswa dan motivasi belajar siswa berpengaruh


(9)

prestasi belajar siswa.

2 Hubungan antara persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar dan kemampuan guru

dalam memotivasi

denganprestasi belajar siswa di madrasah aliyah negeri cililin

Persepsi siswa Kemampuan

mengajar Kemampuan

guru dalam memotivasi

Terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap

kemampuan

mengjar guru

terhadap prestasi belajar

Terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap

kemampuan guru dalam memotivasi dengan prestasi belajar siswa

3 Pengaruh Motivasi belajar dan lingkungan keluarga trhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi (studi pada siswa kelas satu SMK 4 Bogor Jurusan Administrasi Perkantoran dan Jurusan Penjualan)

Motivasi belajar Lingkungan

keluarga

Faktor motivasi siswa berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar Faktor lingkungan

keluarga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

Faktor motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

4 Hubungan latar belakang pendidikan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SLTP Swasta Sekabupaten Garut

Latar belakang pedidikan guru

Latar belakang pendidikan guru tidak memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prstasi belajar siswa

Latar belakang program studi guru


(10)

memiliki hubungan

positif yang

signifikan dengan prestasi belajar siswa

Kesesuaian antara latar belakang program studidan mata pelajaran yang diajarkan guru memiliki hubungan

positif yang

signifikan dengan prestasi belajar siswa

5 Pengaruh kinerja pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi 9studi kasus terhadap siswa kelas XI Jurusan IPS SMAN Kawali)

 Kinerja pengelolan kelas

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru ekonomidi jurusan IPSSMAN I

Kawali pada

dasarnya sudah sedang tetapi masih ada juga yang masih rendah bahkan sangat rendah. Hasil data yang

diperoleh

menunjukan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di jurusan IPS SMAN 1 Kawali pada dasarnya masih banyak nilai yang masih berada dibawah rata-rata kelas

Faktor kinerja pengelolaan kelas berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa dengan kategori


(11)

(1)

Kemudian Sardiman A.M (1992:85) mengemukakan bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Dari uraian tersebut diatas dapat diartikan bahwa motivasi belajar peserta didik dapat mendorong dirinya untuk melakukan perubahan tingkah laku menuju arah yang lebih baik, misalnya perbaikan dalam pola belajar sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

2.3 Lingkungan Keluarga

Seorang individu mampu untuk mengembangkan dirinya melalui pengalaman yang dialaminya. Pengalaman tersebut dapat terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya. Terdapat tiga lingkungan dalam pendidikan, diantaranya: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama bagi seseorang sehingga keberadaannya begitu penting. Adapun arti dari keluarga yaitu satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. M.I Solaeman (1994:6) mengemukakan:

Ditinjau dari sudut sosiologi, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam, yaitu dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah dan atau keturunan. Sedangkan dalam arti sempit, keluarga meliputi ayah, ibu, anak dijuluki dengan istilah keluarga inti.

Sedangkan Sujipto Wirowidjojo (dalam Slameto, 2003:61) mengemukakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia.


(2)

Sunaryo Kartadinata (1988:9) mengemukakan tentang iklim kehidupan keluarga, yaitu sebagai berikut:

1.Hubungan orang tua dengan anak yang merujuk pada iklim kehidupan sosial dalam arti apakah hubungan tersebut demokratis atau otoriter. 2. Iklim intelektual keluarga yang memberikan kemudahan berpikir logis

dan rasional

3. Iklim emosional keluarga yang merujuk pada sejauh mana iklim hubungan dan komunikasi dalam keluarga terjadi.

Dengan demikian lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan seseorang dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan kehidupannya.

Ngalim Purwanto (2004:104) mengemukakan bahwa salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu “lingkungan keluarga yang mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anaknya”. Pendidikan yang pertama di lingkungan keluarga merupakan pondasi bagi pertumbuhan kepribadian anak selanjutnya, sehingga peranan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh peserta didik. Hal ini dipertegas oleh Thamrin Nasution dan Nurhalizah Nasution (1985:55), sebagai berikut:

Orang tua harus mampu menciptakan suasana tenang dalam rumahnya, sehingga memberikan dorongan kepada anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Tanpa adanya suasana rumh tangga yang dapat memberikan dorongn kepada anak untuk mempertinggi kegiatan dan gairah belajarnya, maka akan sulitlah diharapkan daripadanya prestasi yang tinggi disekolah.

Dengan demikian cara mendidik anak yang diterapkan orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Selain itu juga hal


(3)

yang perlu diperhatikan oleh orang tua yaitu menjalin hubungan yang baik dengan anak. Hal tersebut dikarenakan untuk terciptanya suasana yang menyenangkan dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

2.4 Kajian Empiris Hasil-Hasil Penelitian

Dibawah ini merupakan tabel yang berisi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang disusun oleh peneliti.

Tabel 2.2

Kajian Empiris Hasil Hasil Penelitian

No Judul Skripsi Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian 1 Pengaruh kebiasaan belajar,

status sosial ekonomi, penyesuaian sosial siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMAN wilayah Bandung Utara

Kebiasaan belajar

Status Sosial Ekonomi

Penyesuaian Sosial Siswa Motivasi

Belajar

 Kebiasaan belajar berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

 Status sosial ekonomi

berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa

 Penyesuaian sosial siswa berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa

 Secara bersama-sama kebiasaan belajar, status sosial ekonomi,

penyesuaian sosial siswa dan motivasi belajar siswa berpengaruh


(4)

prestasi belajar siswa.

2 Hubungan antara persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar dan kemampuan guru

dalam memotivasi

denganprestasi belajar siswa di madrasah aliyah negeri cililin

Persepsi siswa Kemampuan

mengajar Kemampuan

guru dalam memotivasi

Terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap

kemampuan

mengjar guru terhadap prestasi belajar

Terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap

kemampuan guru dalam memotivasi dengan prestasi belajar siswa

3 Pengaruh Motivasi belajar dan lingkungan keluarga trhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi (studi pada siswa kelas satu SMK 4 Bogor Jurusan Administrasi Perkantoran dan Jurusan Penjualan)

Motivasi belajar Lingkungan

keluarga

Faktor motivasi siswa berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar Faktor lingkungan

keluarga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

Faktor motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

4 Hubungan latar belakang pendidikan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SLTP Swasta Sekabupaten Garut

Latar belakang pedidikan guru

Latar belakang pendidikan guru tidak memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prstasi belajar siswa

Latar belakang program studi guru


(5)

memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi belajar siswa

Kesesuaian antara latar belakang program studidan mata pelajaran yang diajarkan guru memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi belajar siswa

5 Pengaruh kinerja pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi 9studi kasus terhadap siswa kelas XI Jurusan IPS SMAN Kawali)

 Kinerja pengelolan kelas

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru ekonomidi jurusan IPSSMAN I

Kawali pada

dasarnya sudah sedang tetapi masih ada juga yang masih rendah bahkan sangat rendah. Hasil data yang

diperoleh

menunjukan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di jurusan IPS SMAN 1 Kawali pada dasarnya masih banyak nilai yang masih berada dibawah rata-rata kelas

Faktor kinerja pengelolaan kelas berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa dengan kategori


(6)