menguasai materi pelajaran dengan baik. Tidak ada miskonsepsi yang diajarkan selama proses pembelajaran. Hanya saja materi yang diajarkan
tidak terstruktur dan banyak melompat dari satu materi ke materi lain sehingga membuat peserta didik kesulitan dalam menerima dan memahami
materi secara utuh.
3. Analisis Miskonsepsi dari Bahan ajar
a Power Point
Terdapat miskonsepsi pada bahan power point. Materi pada bahan ajar power point berbeda dengan materi yang terdapat pada buku Campbell
jilid 2. Materi yang dimiskonsepsikan adalah pada materi coloenterata dan materi porifera, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Miskonsepsi pada Materi Coelenterata
Gambar di atas pada nomor 2 ciri-ciri tubuh coelenterata adalah memiliki tubuh simetris simetri radial. Simetri radial tidak ada
hubungannya dengan dua lapis sel, ektoderm dan endoderm yang disebutkan pada gambar di atas.
b LKS
Terdapat kesalahan pada materi yang dijelaskan dalam LKS. Penjelasannya dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 4.3 Kesalahan Materi LKS
Gambar di atas dapat dilihat penjelasan mengenai Invertebrata merupakan hewan bertulang belakang. Penjelasan tersebut adalah salah,
seperti yang dijelaskan oleh Campbell dalam bukunya yang berjudul Biologi jilid 2, invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang
belak ang. Selain penjelasan tentang invertebrata, pada poin āgā
dijelaskan bahwa reproduksi hewan invertebrata hanya terjadi aseksual dengan kuncup atau fragmetasi. Reproduksi hewan invertebrata tidak
hanya terjadi secara aseksual tetapi juga melibatkan sel telur dan sel sperma atau yang dikenal dengan istilah seksual.
Gambar selanjutnya menjelaskan kesalahan pada materi nemathelminthes.
Gambar 4.4 Kesalahan pada Materi LKS
Ciri-ciri nemathelminthes pada nomor 7 dijelaskan bahwa nemathelminthes tidak memiliki sistem ekskresi. Sistem eksresi adalah
sistem pengeluaran zat sisa yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sedangkan cacing pada filum ini memiliki sistem pencernaan yang
sempurna yang berarti memiliki sistem ekskresi.
4. Solusi Mengatasi Miskonsepsi
secara umum, solusi yang tepat untuk membantu peserta didik mengatasi miskonsepsi adalah mencari bentuk kesalahan yang dimiliki peserta
didik dan mencari sebab-sebabnya, dengan demikian guru dapat menentukan
cara yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Berdasarkan hasil temuan pada saat observasi untuk mencari penyebab miskonsepsi yang terjadi
pada peserta didik, ditemukan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik di SMA 12 bandar lampung disebabkan oleh Peserta didik itu sendiri,
guru serta bahan ajar. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi miskonsepsi tersebut antara lain :
a. Solusi untuk Mengatasi Miskonsepsi yang Disebabkan oleh Peserta