Filum Arthopoda Klasifikasi dunia hewan

g. Filum Echinodermata

Sebagian besar Echinodermata merupakan hewan yang bergerak lamban dengan simetri tubuh radial. Bagian internal hewan ini menjalar dari pusat menuju lengan-lengan yang berjumlah lima. Kulit tipis menutupi eksoskeleton keras yang terbuat dari zat kapur. Sebagian besar Echinodermata merupakan hewan berbulu kasar karena adanya tonjolan kerangka dari duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas pada filum ini adalah struktur pembuluh air water vascular system, yaitu suatu jaringan hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran, disebut kaki tabung yang berfungsi untuk lokomosi pergerakan, makan dan pertukaran gas.

h. Filum Chordata

Sekalipun anggota filum Chordata sangat bervariasi, tetapi mereka memiliki ciri anatomi yang khas, yaitu: notokord, tali saraf dorsal berlubang, celah faring, dan ekor pascaanus berotot. Filum Chordata dibagi atas 2 Subfilum, yaitu Subfilum Invertebrata dan Subfilum Vertebrata . Subfilum Invertebrata terdiri atas Urochordata dan Cephalochordata . Subfilum Vertebrata dibagi atas dua superkelas, yaitu Superkelas Agnatha dan Gnathostomata. Superkelas Agnatha terdiri atas 2 kelas, yaitu Myxini dan Cephalaspidomorphi. Sedangkan, superkelas Gnathostomata terdiri atas 6 kelas, yaitu Chondrichtyes, Osteichtyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. 60 5 Hasil Penelitian yang Relevan Yuyu R. Tayubi dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika menggunakan Certainty of Response Index CRI” menyatakan bahwa miskonsepsi atau kekeliruan konsepsi dipercaya dapat menghambat pada saat proses asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru pada benak para siswanya, oleh sebab itu Tayubi mengadakan penelitian untuk mengukur miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode CRI. Hasil uji coba penggunaan CRI dalam pengajaran Fisika tersebut menunjukkan bahwa metode tersebut efektif digunakan untuk membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan yang tidak paham konsep. Selain itu penggunaannya pada proses belajar mengajar sangat dimungkinkan karena proses pengidentifikasian dan penganalisisan hasilnya tidak memakan waktu yang lama 61 Deni Hafizah, Venny Haris dan Eliwatis dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui Tes Multiple Choice Menggunakan Certainty of Response Index pada Mata Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi”. Hasil uji coba menunjukan penggunaan CRI efektif untuk membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan yang tidak paham konsep. Deni hafizah, dkk. menyarankan bahwa agar guru sebaiknya melakukan 60 Diah Aryulina dkk, Biologi 1 SMAMA untuk kelas X, Jakarta : Erlangga, 2004, h.202 61 Yuyu R. Tayubi, Op.cit., h. 4.