Pengertian Tuna Daksa Perkembangan Fisik Anak Tunadaksa

38 berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka,penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna. 59

1. Pengertian Tuna Daksa

Secara definitive pengertian kelainan fisik anggota tubuh Tuna Daksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya secara normal akibat luka, penyakit atau pertumbuhan tidak sempurna Suroyo. 60 Tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu atau sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, sehingga mengurangi kapasitas normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau pembawaan sejak lahir. 61 Selanjutnya Samuel A Kirk mengemukakan bahwa seseorang anak yang dikatakan tuna daksa jika kondisi fisik atau kesehatan mengganggu kemampuan anak untuk berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari, sekolah ataupun rumah. 62

2. Perkembangan Fisik Anak Tunadaksa

Secara umum, perkembangan manusia dapat dibedakan ke dalam aspek psikologis dan fisik. 63 Seperti juga kondisi ketunaan yang lain, kondisi kelainan pada fungsi anggota tubuh atau tuna daksa dapat terjadi pada saat sebelum anak 59 Mohammad effendi. Pengantar psikopedagogik. Bumi aksara. Jakarta. 2006. hlm 114. 60 Ibid.hlm 114. 61 T. Sutjihati Somantri. Log.cit. 62 IG.A.K. Wardani, dkk. Op.cit. hlm.7.4 63 T. Sutjihati Somantri. Op.cit. hlm. 126 39 lahir prenatal, saat lahir neonatal, dan setelah anak lahir posnatal. 64 Adapun kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi pada masa setelah anak lahir, diantaranya karena faktor penyakit, faktor kecelakaan, pertumbuhan lingkungan, selalu menyendiri, merasa dikucilkan dan efek yang lainnya. Akibat dari ketunaan yang dialami oleh seseorang maka mereka juga mempunyai keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari hari. Semakin lama anak tunadaksa beristirahat di dalam rumah, maka mereka akan semakin terisolasi dari teman temannya. Pada anak tuna daksa, potensi anak tidak utuh karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna. Dalam usahanya untuk mengaktualisasikan dirinya secara utuh, ketunadaksaan yang dialami anak tunadaksa biasanya dikompensasikan. Maka dari itu secara umum perkembangan fisik anak tuna daksa dapat dikatakan hampir sama dengan orang-orang normal pada umumnya kecuali pada anggota tubuh yang mengalami kegagalan fungsi.

3. Perkembangan Kognitif Anak Tunadaksa

Dokumen yang terkait

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

11 143 314

Rational Emotive Behvioural Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Kemampuan Regulasi Emosi Remaja Korban Kekerasan Seksual.

20 172 88

IMPLEMENTASI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B DI SMPN 21 BANDAR LAMPUNG

0 0 160

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 12

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 2

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 29

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 4 6

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHAD

1 3 6

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 8