Ontologi Filsafat Manusia Epistemologi Filsafat Manusia

menggunakan kerangka objek formalnya filsafat manusia dan objek materinya pemikiran Muhammadiyah. 25

1. Ontologi Filsafat Manusia

Ontologi secara singkat adalah mengkaji yang ada being, dari yang ada tersebut, ada salah satu bagian dari „yang adabeing‟ itu, yaitu manusia. Objek materi filsafat manusia adalah semua gejala atau fenomena manusia, objek ini tidak berhenti pada fenomena saja melainkan meluas pada sifat tetap dan mutlak. Adapun objek formalnya adalah stuktur- stuktur objek hakiki manusia yang sedasar-dasarnya yang tidak terbatas pada ruang, luas dan waktu dalam berbagai jenis manusia yang berbeda- beda. 26

2. Epistemologi Filsafat Manusia

Filsafat manusia tidak akan dapat menemukan sesuatu yang baru mengenai manusia, hanya memberikan sebuah „insight‟ yang radikal berkaitan dengan fenomena-fenomena yang telah diketahui manusia dengan pasti. Sehingga filsafat manusia menggunakan metode yang bersifat reflektif dan sintesis. Reflektif dalam merenungkan kesadaran diri mengenai kegiatannya dan objeknya. Hanya persoalan-persoalan yang berhubungan dengan hakikat manusia saja yang dapat direfleksikan. Hal ini nampak seperti dari pemikiran-pemikiran filsafati besar yang diintroduksi oleh Descartes, Kant, Edmund Husserl, Karl Jaspers dan Jean Paul Sartre. Sehingga persoalan-persoalan yang direfleksikan tersebut 25 Neong Muhajir, Metode Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,Edisi V, Jakarta: Rake Sarasin, 2007, hlm. 142-144. 26 Anton Bakker, Antropologi Metafisik. Cetakan12, Yogyakarta: Kanisius, 2012, hlm. 12. menyangkut dua hal yaitu pertama, pertanyaan yang berhubungan dengan esensi manusia dan alam raya. Apakah esensi alam raya itu? Apakah esensi kebenaran itu? Apakah esensi manusia? Sebagai pertanyaan yang memenuhi kriteria diatas. Kedua, sebuah proses pemahaman diri self- understanding manusia berdasarkan gejala dan kejadian manusia secara totalitas. Artinya, bahwa manusia mendalami manusia an-sich melalui filsafat sekaligus juga memahami diri manusia sendiri dalam pemahaman itu. Pendalaman pengalaman manusia ini secara filosofis memuat pengalaman yang subjektif sekaligus pengalaman yang objektif dari manusia. 27

3. Aksiologi Filsafat Manusia