4. Bagaimana ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit?
5. Bagaimanakah perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran
siswa pada kedua kelas?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penilaian guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada
materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit. 2.
Mengetahui bagaimana penilaian dari guru pengembangan modul kimia Larutan Elektolit dan Non Elektrolit berdasarkan Kurikulum
2013 3.
Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan tanpa menggunakan
modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit. 4.
Mengetahui ranah kognitif yang akan dikembangkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan
Non Elektrolit. 5.
Perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi
Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.
2. Bagi siswa : memberikan masukan dan membantu meningkatkan
prestasi belajar siswa juga meningkatkan kemandirian siswa khususnya pada materi pembelajaran Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.
3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi Larutan Elektolit dan Non
Elektrolit.
1.7. Defenisi Operasional
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
yang diharapkan kompetensi sesuai dengan tingkat kerumitan. Deni, 2007.
Problem Based Learning Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah Majid, 2008.
Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar Munawar, 2009.
Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya
dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya Mulyasa, 2013.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Mulyasa, 2013.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah: 1.
Penilaian guru kimia atas materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit yang ada di buku-buku teks kimia kelas X masih belum memadai, karena
mempunyai kelebihan dan kekurangan pada isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan sehingga perlu disusun modul yang inovatif. Dimana hasil
penilaian rentang validitas modul lebih tinggi daripada rentang validitas buku teks 3,44 3,04, yang artinya modul lebih valid dari pada buku
teks.
2. Modul pembelajaran inovatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
merupakan modul yang memenuhi standar sebagai media pembalajaran dan sesuai dengan kurikulum 2013 serta berdasarkan hasil penilaian tiga
guru kimia dari berbagai sekolah di kota Medan yang memberikan rataan penilaian validitas modul pada kisaran 3,26 – 4,00, tepatnya pada angka
3,44 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan. 3.
Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan buku teks kimia pada pembelajaran
stoikiometri. Rata – rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah 79,375 lebih tinggi dari pada kelas kontrol 73,875. Hal ini juga
didukung oleh penggunaan model pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran Problem
Based Learning PBL sehingga dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun di dalam modul.
4. Ranah kognitif yang paling terkembang dari antara kedua kelas terdapat
pada C3 dikelas eksperimen dengan selisih nilai paling tinggi yaitu sebesar 0,675.
5. Tingkat aktivitas pada kelas eksperimen lebih tinggi 85,05 dari pada
tingkat aktivitas Kelas kontrol 77,75.
5.2. Saran