Jika nilai signifikansi pada kolom asymp.sig 2-tailed atau probabilitas 0.05 maka data terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi pada kolom
asymp.sig 2-tailed atau probabilitas 0.05 maka data tidak terdistribusi normal.
2. Uji signifikansi dengan menggunakan One Way Anova jika terdapat dua
atau lebih kelompok data yang terdistribusi normal. Adapun penafsiran datanya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi sig 2-tailed 0.05 maka H diterima, maka
disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes dan postes yaitu berupa peningkatan penguasaan semua aspek
literasi sains siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah. Jika nilai signifikansi sig 2-tailed 0.05 maka H
ditolak, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes dan postes
yaitu berupa peningkatan penguasaan semua aspek literasi sains siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah.
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang dilakukan adalah analisis data hasil observasi, wawancara dan angket. Data hasil observasi diperoleh ketika siswa mengikuti
pembelajaran. Kegiatan siswa ketika melakukan praktikum, diskusi, dan menyimak video pembelajaran dicatat, yang kemudian dideskripsikan dalam
bentuk tulisan.
Data hasil wawancara diperoleh dari perwakilan tiap kelompok siswa yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Data tersebut diperoleh melalui rekaman
yang diubah ke dalam bentuk tulisan yang selanjutnya dianalisis dan kemudian diambil suatu kesimpulan. Hasil wawancara ini digunakan untuk memperoleh
informasi tentang tanggapan dan pendapat siswa mengenai pembelajaran IPA terpadu berbasis literasi sains dan teknologi.
Angket digunakan untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran IPA Terpadu berbasis literasi
sains dan teknologi serta sikap sains siswa. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase masing-masing jawaban siswa untuk setiap pernyataan
dalam angket.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran IPA terpadu berbasis literasi sains dan teknologi yang telah
dikembangkan pada topik perubahan materi, dilakukan melalui beberapa tahap
pembelajaran yaitu: 1 tahap kontak, menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari, dengan frekuensi kegiatan mengajukan idependapat
sebesar 93,15; 2 tahap kuriositi, yaitu memberikan pertanyaan kepada
siswa, ”bahan apa yang dapat dipilih untuk mengemas makanan panas?”,
dengan frekuensi kegiatan berdiskusi dengan teman sebesar 93,70; 3 tahap elaborasi yaitu pemantapan konsep, dengan frekuensi kegiatan
bekerjasama dalam praktikum sebesar 99,12 dan berada dalam kelompok
saat diskusi sebesar 97,40; 4 tahap pengambilan keputusan yaitu
memilih wadah yang cocok untuk mengemas makanan panas, dengan
frekuensi kegiatan berpartisipasi aktif dalam diskusi sebesar 95,20; 5 tahap nexus yaitu pengambilan intisari materi yang telah dipelajari dan
memberikan contoh penerapan yang lain tentang perubahan materi, dengan frekuensi kegiatan berpartisipasi aktif dalam diskusi dan pengabilan intisari
pembelajaran sebesar 98,40; dan 6 tahap penilaian yaitu memberikan soal
postes. Pada implementasinya, semua tahapan pembelajaran telah ditempuh sebesar 100 berdasarkan RPP.