27
Nur Syarifah, 2013
Penerapan Metode Drill Pada Pembelajaran Tari Untuk Menumbuhkan Pemahaman Aspek Ruang Gerak Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 15 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini materi tes awal yaitu peneliti mencoba menerangkan terlebih dahulu mengenai pengertian ruang gerak dengan menggunakan bantuan
media berupa infokus. Tujuan dilakukannya tes awal ini untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat bergerak dan paham terhadap unsur dasar pembangun
tari. Selanjutnya peneliti memimta siswa untuk merespon gerak sesuai dengan kemampuan tanpa adanya latihan terlebih dahulu, sehingga siswa bergerak dari
pengalaman yang mereka ketahui. Selanjutnya adalah perlakuan eksperimen dengan diterapkan pembelajaran tari dengan menggunakan metode drill
kedalam tari kreasi sebagai media siswa bergerak. Dalam hal ini yang paling penting adalah peran guru sebagai fasilitator. Penyampaian materi ruang gerak
yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan metode drill tersebut kemudian diberikan penilaian secara individu terhadap hasil pemahaman gerak
yang dilakukannya.
B. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan penggunaan kata dalam penafsiran judul penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan istilah. Adapun
pengertian-pengertian khusus dalam judul penelitian Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tari untuk Menumbuhkan Pemahaman Aspek Ruang Gerak
Pada Siswa Kelas VII di SMPN 15 Bandung” merupakan sebuah cara belajar yang diterapkan dalam pembelajaran seni tari dengan memperagakan suatu cara
bagaimana melatih pemahaman siswa terhadap ruang gerak yang diaplikasikan melaui gerak-gerak tari yang dapat meningkatkan keterampilan dalam membuat
bentuk-bentuk ragam pola, level dan lintasan pada tari. Adapun pengertian dari metode drill, suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
Pendidikan seni tari merupakan salah satu media supaya peserta didik dapat menguasai dan terampil menari. Serta memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengalami kontribusinya dari tari dalam mengembangkan pribadinya dan pertumbuhan kepekaan artistik secara alamiah. Dalam cara ini pun aspek-aspek
28
Nur Syarifah, 2013
Penerapan Metode Drill Pada Pembelajaran Tari Untuk Menumbuhkan Pemahaman Aspek Ruang Gerak Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 15 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kognitif, afektif dan psikomotor merupakan bagian terpenting dalam pengembangan pembelajaran.
Unsur-unsur tari dalam pandangan tradisioanal meliputi space atau ruang, froce atau tenaga, time atau waktu. Pandangan ini umum digunakan oleh
ahli tari dan pendidik tari Masunah 2012: 25 dalam Marry Joice 1993. “Untuk melakukan kegiatan pembelajaran tari diperlukan adanya latihan-latihan
yang bermanfaat bagi anak untuk melakukan sesuatu, memiliki kemauan dan keinginan
”. Penjelasan diatas menerangkan bahwa latihan merupakan suatu upaya dalam melakukan praktik tari, sehingga anak akan memiliki keinginan
untuk mempelajarinya serta senatiasa dibiasakan agar ketika mereka mempergunakan dalam pembelajaran lain mereka sudah terampil. Maksud dari
penelitian ini yakni peneliti menerapkan atau mempraktikan macam-macam unsur pembangun gerak yakni ruang, tenaga, dan waktu. Namun untuk lebih
jelas maka peneliti mengenalkan satu unsur pembangun gerak kepada siswa yaitu ruang yang nantinya muncul berbagai jenis level, volume dan lintasan.
Tujuannya agar siswa lebih paham dan terampil dalam membuat suatu rangkaian gerak yang didalamnya terdapat unsur ruang sehingga menjadi
sebuah karya tari yang utuh. Dari pemahaman inilah maka siswa dapat mengetahui dan menggali pengetahuan mereka tentang tari berdasarkan
pemahaman dan konsep diatas. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah salah satu sekolah yang ada di kawasan kota Bandung, yakni di SMP Negeri 15
Bandungyang tepatnya berada di Jl. Dr. Setiabudhi No. 89, Kel. Gegerkalong, Kec. Sukasari Bandung 40153.
C. Variabel Penelitian