2.1.4 Aturan dan Faktor-faktor Penilaian Kesehatan Bank
Budisantoso 2005:51 mengartikan kesehatan bank sebagai “kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan opearsional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”. Dari uraian
diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan usaha
perbankannya. Kegiatannya meliputi : a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain
dan modal sendiri b. Kemampuan mengelola dana
c. Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat d. Kemapuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank
mealui penilain faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap fakto-faktor tesebut dilakukan melalui penilaian
kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor
lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio- rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap
faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank dan bank Indonesia juga memiliki metode penilaian
kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan,
pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa :
a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan
kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata
cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d. Bank atas permintaan Bank Indonesia , wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas
Universitas Sumatera Utara
milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan,
dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut. e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik
secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan public untuk dan atas
nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta
laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi
tahunantersebut wajib terlebih dahulu di audit oleh akuntan publik
g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia
tanggal 31 Mei 2004 di Jakarta sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 0610PBI2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Faktor-faktor
CAMELS yang mencakup Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank adalah : a. Permodalan Capital
Universitas Sumatera Utara
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif permodalan dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
berikut : b. Kecukupan pemenuhan kewajiban Penyediaan Modal
Minimum KPMM terhadap ketentuan berlaku, c. Kompososi permodalan,
d. Tren ke depan dan proyeksi KPMM, e. Aktiva produktif ang diklasifikasikan ibandingkan dengan
modal bank, f. Emampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal
yang berasal dari keuntungan laba ditahan, g. Akses kepada sumber permodalan.
h. Kualitas Aktiva Assets Penilaian faktor kualitas aktiva antara lain dilakukan dengan
penilaian komponen – komponen berikut : 1 Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan
dengan total aktiva produktif, 2 Debitur inti diluar pihak terkait dibandingkan dengan total
kredit, 3 perkembangan aktiva produkif bermasalah non performing
assets dibandingkan dengan aktiva produktif, 4 tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif PPAP,
Universitas Sumatera Utara
5 kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif, 6 sistem kaji ulang review internal aktiva produktif,
7 dokumentasi aktiva produktif, 8 kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
i. Manajemen management
Penilaian faktor manajemen antara lain dilakukan dengan penilain komponen berikut :
1 Manajemen umum, 2 Penerapan sistem manajemen risiko,
3 Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia atau kepada pihak
lainnya. j.
Rentabilitas Penilaian faktor rentabilitas antara lain dilakukan
dengan penilaian komponen – komponen berikut : 1 Pengembalian atas aktiva Return on Assets,
2 Pengembalian atas ekuitas Return on Equity, 3 Margin bunga bersih Net Interest Margin
4 Biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO,
5 Pertumbuhan laba operasional, 6 Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi
pendapatan,
Universitas Sumatera Utara
7 Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan baiya prospek laba operasional.
k. Likuiditas Liquidity
Penilaian faktor likuiditas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen-komponen berikut :
1 Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan passive likuid kurang dari 1 bulan,
2 Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga, 3 Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang,
4 Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti, 5 Kebijakan dan pengelolaan likuiditas,
6 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber – sumber pendanaan
lainnya, 7 Stabilitas dana pihak ketiga DPK.
l. Sensitifitas Terhadap Rasio Pasar sensitivity to market risk
Penilaian faktor sesitivits terhadap risiko pasar antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen
berikut : 1 Modal atau cadangan yang dibentukuntuk mengatasi
fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku bunga,
Universitas Sumatera Utara
2 Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi kerugian
sebagai akibat fluktuasi nilai tukar, 3 Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
2.1.5 Rasio Camel dalam Perbankan