Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelsi antar variabel independen. Pada regresi ini yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolineritas disajikan pada tabel 4.3 yang diperoleh dari Lampiran iii. Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.139 .602 -.230 .819 CAR -.021 1.469 -.003 -.014 .989 .547 1.827 NPL -.853 6.223 -.031 -.137 .892 .522 1.916 ROA 2.256 1.836 .265 1.229 .228 .554 1.804 ROE -.143 .513 -.052 -.279 .782 .746 1.340 NIM -2.078 4.378 -.108 -.475 .638 .504 1.985 BOPO -.107 .415 -.050 -.257 .799 .682 1.467 LDR .782 .876 .261 .892 .379 .302 3.317 LABA_BERSI H -5.259 .000 -.010 -.036 .972 .305 3.274 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan nilai Tolerance pada tabel di atas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi ada tidaknya hetrokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Hasil dari Uji Heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dengan grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteoskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005 adalah sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian Universitas Sumatera Utara menyempit, maka mengindikasikan terlah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012 Tampak pada pola output di atas, diagram pencar residual tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 baik pada sumbu Y maupun sumbu X. Kesimpulannya adalah bahwa regresi terbebas dari kasus heteroskedastisitas dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik tentang heteroskedastisitas.

4.2.4 Uji Autokorelasi